Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sali Kecil, Pulau Makam Keramat yang Keindahannya Tak Kalah dari Raja Ampat

Reporter

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Suasana di Pulau Sali Kecil di Maluku Utara, Kabupaten Halmahera Selatan. TEMPO | Nur Alfiyah
Suasana di Pulau Sali Kecil di Maluku Utara, Kabupaten Halmahera Selatan. TEMPO | Nur Alfiyah
Iklan

TEMPO.CO, Maluku Utara - Di salah satu sudut Maluku Utara, ada sebuah pulau bernama Sali Kecil. Dinamakan Kecil karena memang ukurannya mini. Menurut warga Desa Sali Kecil, Ibrahim Nasir, Anda hanya butuh waktu sekitar 2 jam berjalan kaki untuk mengelilingi seluruh tepi pulau ini. Namun keindahan pulau mini ini tak kalah dari pulau-pulau di Raja Ampat, Papua Barat.

Sali Kecil berada di Kabupaten Halmahera Selatan. Saya datang bersama tim Ekspedisi Maluku dari Yayasan EcoNusa yang hadir di sini untuk membantu masyarakat mencegah penularan Covid-19. Mereka memberikan edukasi kesehatan, pemeriksaan kesehatan, dan memberikan bantuan seperti masker.

Kami mendarat di dermaga kampung satu jam sebelum matahari tegak di atas kepala, Senin, 26 Oktober 2020. Angin yang tenang membuat pemandangan di bawah dermaga berlantai kayu itu tampak jelas.

Ada gugusan terumbu karang beragam warna dan rupa, juga bintang laut berwarna biru dan ungu. Ikan beraneka warna dari yang berukuran sejari kelingking sampai selebar telapak tangan terlihat hilir mudik di sana. Menurut Ibrahim, banyak wisatawan yang datang untuk snorkeling di pulau ini.

Persis di belakang bibir pantai itu, penduduk Sali Kecil mendirikan rumah. Kebanyakan rumah mereka berdinding kayu, yang lain menggunakan dinding semen dengan atap seng. Mayoritas Warga Sali Kecil berprofesi sebagai nelayan, sisanya menjadi petani kebun dengan hasil utama kopra.

Suasana di Pulau Sali Kecil di Maluku Utara, Kabupaten Halmahera Selatan. TEMPO | Nur Alfiyah

Sebagian lahan di belakang kampung itu dijadikan kebun oleh penduduk. Sebagian lain tetap dipertahankan sebagai hutan. Burung seperti elang, rangkong terlihat beberapa kali berputar-putar di hutan tersebut. "Di sini juga banyak rusa, mereka biasa turun ke laut untuk minum. Masyarakat tidak pernah menghitung jumlahnya, tapi mungkin ada ratusan," ujar Ibrahim.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut tokoh masyarakat Sali Kecil, Hamid Baca, Sali berasal dari kata ‘saleh’. Nenek moyang mereka berasal dari kerajaan Tidore. Konon, moyang dari Tidore tersebut tinggal di Sali setelah sebelumnya bersepakat dengan leluhur yang berasal dari suku Tobelo yang sudah lebih dulu tinggal di sana.

Sementara leluhur dari suku Tobelo berpindah ke pulau lain, leluhur dari Tidore tersebut mendiami kampung dan beranak-pinak di sana. "Sekarang masyarakat yang tinggal di sini sudah bermacam-macam, ada yang dari Buton, Tobelo Galela, dan Ambon," katanya.

Leluhur dari Tidore dimakamkan di tengah perkampungan itu. Tempo berkesempatan mengunjungi makam yang berdekatan dengan masjid kampung tersebut. Area kuburan itu dipagari tembok putih. Makamnya berada di tengah terlindung oleh bangunan yang beratap anyaman daun kelapa. Di dalamnya, ada lima makam bernisan batu dan bertabur daun pandan.

Persis di depan makam tersebut, ada dua tiang penyangga dari kayu. Yang satu berukir ular sedang memakan binatang berkaki empat, lainnya berukir buaya yang juga memakan binatang berkaki empat.

Menurut penjaga makam, Muhammad Tahir Iskandar Alam, ular dan buaya itu melambangkan penjaga Pulau Sali Kecil. Binatang yang dimakan oleh ular itu adalah babi, sedangkan buayanya memakan anjing. "Tidak pernah ada babi atau anjing yang berkeliaran di sekitar sini," ujarnya.

Tahir mengatakan makam tersebut dikeramatkan oleh masyarakat. Banyak orang yang datang menziarahi kuburan tersebut. Mereka berasal dari Kerajaan Bacan dan Kerajaan Tidore. "Banyak juga orang dari Jakarta, orang yang berpangkat bintang, berdoa di sini," katanya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kronologi Penganiayaan Jurnalis Sukandi Ali oleh Prajurit TNI AL di Halmahera Selatan

7 hari lalu

(Dari kanan ke kiri) Erick Tandjung Ketua Bidang Advokasi AJI Erick Tanjung, Anggota Dewan Pers Arif Zulkifli, Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu, dan Tenaga Ahli Hukum Dewan Pers Hendrayana, dalam Konferensi Pers untuk merespon kasus penganiayaan seorang wartawan oleh tiga angota TNI-AL Posal Panamboang, di Halmahera Selatan, Maluku Utara pada Kamis, 28 Maret 2024. Konpers digelar di Gedung Dewan Pers, Gambir, Jakarta Pusat pada Senin, 1 April 2024. TEMPO/Adinda Jasmine
Kronologi Penganiayaan Jurnalis Sukandi Ali oleh Prajurit TNI AL di Halmahera Selatan

Baru-baru ini terjadi penganiayaan jurnalis Sukandi Ali oleh 3 prajurit TNI AL di Halmahera Selatan, Maluku Utara. Begini kejadiannya.


Abu Dhabi Bangun Pulau Esports Pertama di Dunia, Ada Bootcamps hingga Resor Mewah

9 hari lalu

Rancangan Pulau Esports di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (True Gamers)
Abu Dhabi Bangun Pulau Esports Pertama di Dunia, Ada Bootcamps hingga Resor Mewah

Pulau esports di Abu Dhabi mungkin akan terlihat sepi karena hanya sedikit orang di luar, kebanyakan orang sibuk bermain atau membuat game.


Kasus 3 Anggota TNI Aniaya Jurnalis di Maluku Utara, Danlanal Ternate: Copot Jabatan juga Sanksi

9 hari lalu

Ilustrasi penganiayaan. siascarr.com
Kasus 3 Anggota TNI Aniaya Jurnalis di Maluku Utara, Danlanal Ternate: Copot Jabatan juga Sanksi

Jurnalis itu dianiaya tiga anggota TNI AL setelah memberitakan penangkapan kapal bermuatan bahan bakar minyak jenis Dexlite.


Kasus 3 Tentara Aniaya Jurnalis, TNI AL Ternate: yang Paling Bertanggung Jawab Komandan

10 hari lalu

(Dari kanan ke kiri) Erick Tandjung Ketua Bidang Advokasi AJI Erick Tanjung, Anggota Dewan Pers Arif Zulkifli, Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu, dan Tenaga Ahli Hukum Dewan Pers Hendrayana, dalam Konferensi Pers untuk merespon kasus penganiayaan seorang wartawan oleh tiga angota TNI-AL Posal Panamboang, di Halmahera Selatan, Maluku Utara pada Kamis, 28 Maret 2024. Konpers digelar di Gedung Dewan Pers, Gambir, Jakarta Pusat pada Senin, 1 April 2024. TEMPO/Adinda Jasmine
Kasus 3 Tentara Aniaya Jurnalis, TNI AL Ternate: yang Paling Bertanggung Jawab Komandan

Komandan Pangkalan TNI AL Ternate Letkol Ridwan Aziz menanggapi kasus penganiayaan seorang jurnalis di Halmahera Selatan, Maluku Utara, Sukandi Ali.


Polda Maluku Utara Tetapkan 7 Warga Masyarakat Adat Jadi Tersangka Menghalangi Pertambangan Nikel

16 hari lalu

Ilustrasi pertambangan. Shutterstock
Polda Maluku Utara Tetapkan 7 Warga Masyarakat Adat Jadi Tersangka Menghalangi Pertambangan Nikel

Polda Maluku Utara menetapkan tujuh warga Wasile Selatan, Halmahera Timur sebagai tersangka menghalangi pertambangan nikel.


KKJ Desak KSAL Adili 3 Anggota TNI AL Pelaku Kekerasan terhadap Jurnalis di Maluku Utara

17 hari lalu

Ilustrasi pasukan TNI AL. ANTARA/Yusran Uccang
KKJ Desak KSAL Adili 3 Anggota TNI AL Pelaku Kekerasan terhadap Jurnalis di Maluku Utara

Tiba di pos, anggota TNI AL menginterogasi Sukandi soal berita yang dibuatnya.


Ajudan Abdul Gani Kasuba Bakal Kembali Jalani Pemeriksaan Setelah Coba Melukai Diri di Toilet KPK

20 hari lalu

Tersangka Abdul Gani Kasuba melambaikan tangannya saat memasuki ruang pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Selasa, 23 Januari 2024. Gubernur nonaktif Maluku Utara itu diperiksa sebagai tersangka dalam tindak pidana korupsi berupa pemberian hadiah atau janji untuk proyek pengadaan barang dan jasa serta perijinan dilingkungan Pemerintah Provinsi Maluku Utara dengan barang bukti uang tunai Rp725 juta. TEMPO/Imam Sukamto
Ajudan Abdul Gani Kasuba Bakal Kembali Jalani Pemeriksaan Setelah Coba Melukai Diri di Toilet KPK

Ali Fikri mengatakan saat ini ajudan bekas Gubernur Maluku Utara, Abdul Gani Kasuba dalam kondisi sehat setelah sempat melukai diri di toilet KPK.


KPK Sita 10 Bidang Tanah dan Bangunan Abdul Ghani Kasuba, Berikut Kilas Balik Kasusnya

26 hari lalu

Gubernur Maluku Utara nonaktif Abdul Ghani Kasuba seusai menjalani pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Rabu, 10 Januari 2024. Abdul Ghani Kasuba diperiksa sebagai tersangka dalam tindak pidana korupsi berupa pemberian hadiah atau janji untuk proyek pengadaan barang dan jasa serta perijinan di lingkungan Pemerintah Provinsi Maluku Utara. TEMPO/Imam Sukamto
KPK Sita 10 Bidang Tanah dan Bangunan Abdul Ghani Kasuba, Berikut Kilas Balik Kasusnya

KPK menyita sejumlah properti miliki Gubernur Maluku Utara di Kota Ternate, Kota Tidore Kepulauan, dan Halmahera Selatan. Begini kasusnya.


KPK Sita Hotel Milik Gubernur Maluku Utara Abdul Gani Kasuba

27 hari lalu

Gubernur Maluku Utara Abdul Gani Kasuba mengenakan rompi tahanan seusai diperiksa pasca terjaring OTT, di gedung KPK, Jakarta, Rabu, 20 Desember 2023. Selain Abdul Gani, KPK juga menahan enam tersangka Kadis Perumahan dan Permukiman Malut Adnan Hasanudin, Kadis PUPR Malut Daud Ismail, Kepala BPPBJ Malut Ridwan Arsan, Ajudan Gubernur Malut Ramadhan Ibrahim, serta dua pihak swasta Stevi Thomas dan Kristian Wuisan. TEMPO/Imam Sukamto
KPK Sita Hotel Milik Gubernur Maluku Utara Abdul Gani Kasuba

Tim penyidik KPK menemukan beberapa aset dari tersangka Gubernur Maluku Utara Abdul Gani Kasuba di beberapa lokasi.


Cina Bangun Pangkalan Militer Besar-besaran di Laut Cina Selatan Dekat Taiwan

29 hari lalu

Pasukan militer Taiwan berlabuh di Kepulauan Pratas di ujung utara Laut Cina Selatan pada 12 Agustus 2017. [TAIPEH TIMES]
Cina Bangun Pangkalan Militer Besar-besaran di Laut Cina Selatan Dekat Taiwan

Cina telah membangun pangkalan militer besar-besaran di tiga pulau yang ada di Laut Cina Selatan, dekat Taiwan