TEMPO.CO, Jakarta - Bepergian menggunakan pesawat terbang menjadi salah satu pilihan bagi masyarakat yang ingin berlibur. Salah satunya karena moda transportasi ini lebih cepat dan nyaman.
Namun yang patut Anda waspadai adalah pesawat bisa menjadi area dengan potensi penularan virus yang tinggi. "Pesawat itu jadi tempat peternakan virus yang paling cepat," kata Epidemiolog Tifauzia Tyassuma dalam acara Ngobrol Tempo, Kamis, 15 Oktober 2020.
Tifauzia menjelaskan bahwa moda atau area yang paling tidak aman saat pandemi seperti sekarang adalah tempat tertutup, tempat yang tidak ada ventilasi dan minim cahaya matahari. Pesawat ia sebut menjadi salah satu tempat yang memenuhi kriteria tersebut. "Makanya pesawat menjadi salah satu tempat yang tidak sehat," ujarnya.
Ia pun meminta agar para pelaku wisata bisa memerhatikan hal tersebut untuk meminimalisir penularan di dalam pesawat.
Saat ini, maskapai di Indonesia sudah beroperasi dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Para penumpang wajib menggunakan masker selama di pesawat. Penumpang juga wajib membekali diri dengan hasil tes yang menunjukkan bebas Covid-19. Kementerian Perhubungan pun membatasi jumlah kapasitas pesawat sebanyak 70 persen agar penumpang bisa menjaga jarak.
Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra sebelumnya pernah menjelaskan bahwa sirkulasi udara di dalam pesawatnya lebih aman ketimbang di dalam rumah dan di ruangan kantor. Sebab, Garuda memiliki teknologi HEPA atau high efficiency particulate air yang dapat menyaring partikel dan menciptakan udara bersih.
"Dengan HEPA itu, sirkulasi udaranya dibersihkan. Kemudian, perputaran udara dalam pesawat vertikal atas dan ke bawah, bukan menyebar," ujar Irfan, Jumat, 24 Juli 2020.
Dengan cara kerja penyaringan HEPA, Irfan menyebut bakteri di dalam pesawat bisa hilang hingga 99 persen. Selanjutnya, udara di dalam akan dipompa untuk dibuang ke luar.
FRANCISISCA CHRISTY ROSANA