TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah pemesanan hotel dan paket perjalanan di Jepang dilaporkan mengalami peningkatan setelah Tokyo masuk dalam kampanye Go To Travel mulai 1 Oktober lalu. Pemerintah Jepang pun berencana untuk memberikan subsidi tambahan bagi agen-agen perjalanan tertentu.
Persoalannya, seperti dikutip dari Kyodo News, agen perjalanan harus mengalokasikan diskon lebih kecil dibandingkan yang dijanjikan pemerintah akibat tingginya permintaan. Mereka juga harus menetapkan batasan berapa kali pelanggan dapat menggunakan program diskon, meskipun pemerintah tidak memberikan batasan tersebut.
Menteri Pariwisata Kazuyoshi Akaba mengatakan perkembangan baru-baru ini telah menyebabkan kebingungan dan kekhawatiran di antara orang-orang. Ia pun berjanji bahwa pemerintah akan terus memberikan diskon (maksimum) bagi para pelancong.
"Tarif diskon 35 persen untuk hotel dan biaya paket tur dan tambahan 15 persen untuk kupon yang dapat digunakan di toko-toko dan restoran di tujuan perjalanan akan diberlakukan kembali pada Rabu pagi (14 Oktober)," kata Akaba.
Akaba mengatakan mereka yang memesan perjalanan tanpa diskon penuh akan diberi kompensasi.
Kampanye Go To Travel yang diluncurkan pada bulan Juli lalu dirancang untuk mendiskon biaya hotel hingga 14 ribu yen ( Rp 1,9 juta) per orang per malam, tidak peduli berapa banyak perjalanan yang dipesan. Kampanye ini ditujukan untuk memacu kembali industri wisata domestik.
Tetapi sejak perjalanan ke dan dari Tokyo, yang awalnya dikecualikan karena tingginya jumlah infeksi Covid-19 baru pada saat itu, ditambahkan ke program awal bulan ini, agen perjalanan online besar telah melihat lonjakan jumlah pemesanan, dengan Tokyoites (penduduk Tokyo) terdiri dari sekitar 10 persen dari total populasi Jepang.
Alhasil, Jalan Recruit Lifestyle Co dan Yahoo Travel menetapkan batas atas diskon untuk pemesanan hotel dan paket tur sebesar 3.500 yen (Rp 488 ribu) per malam. Sementara Rakuten Travel hanya mengizinkan pelanggan untuk menggunakan layanan diskon satu kali.
KYODO NEWS