TEMPO.CO, Yogyakarta - Demo menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja yang berakhir ricuh pada Kamis, 8 Oktober lalu di kawasan pusat wisata Malioboro, Daerah Istimewa Yogyakarta berpengaruh pada penurunan kunjungan wisatawan saat akhir pekan.
Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta menuturkan tren penurunan kunjungan wisatawan saat akhir pekan yakni pada 9 sampai 11 Oktober 2020 teramati dari aplikasi pendata kunjungan wisata, Visiting Jogja.
“Pengaruh itu bisa terlihat jika biasanya saat weekend terjadi peningkatan jumlah kunjungan wisatawan dibanding weekday atau hari biasa, namun akhir pekan pasca kericuhan itu kunjungan merosot,” ujar Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Rahardjo Rabu, 14 Oktober 2020.
Jika biasanya saat akhir pekan kunjungan wisatawan bisa tercatat di atas 20 ribu orang, bahkan mendekati 40 ribu orang, namun usai demo ricuh itu kunjungan sepanjang akhir pekan yang tercatat hanya 5.000-an orang.
“Kalau masuk hari Sabtu biasanya kunjungan yang tercatat rata-rata sudah di atas 20 ribu orang, namun Sabtu lalu (10 Oktober) turun menjadi lima ribu orang. Hari Minggu yang biasanya dua kali lipat dibanding Jumat-Sabtu, namun pada Minggu (11 Oktobrr) kemarin juga sama penurunannya, jadi sekitar 5 ribu orang," ujar Singgih.
Dinas Pariwisata DIY pun berharap agar kejadian yang pertama kali membuat wajah Malioboro berantakan dan memicu rasa takut wisatawan itu tidak terjadi lagi ke depan. Sebab, pengaruhnya cukup besar pada sektor wisata dan ekonomi.
Terlebih, kata Singgih, di masa adaptasi kebiasaan baru pandemi Covid-19 ini, upaya untuk menggeliatkan kembali sektor wisata bukan hal mudah. Sebab harus berbarengan dengan penegakan protokol kesehatan ketat untuk menekan penambahan kasus baru penularan Covid-19. Yogya pun belum mencabut masa tanggap darurat bencana wabah itu hingga 31 Oktober nanti karena masih tingginya temuan kasus itu.
“Fokus sektor wisata sekarang meyakinkan wisatawan agar percaya dan mau datang, dengan menerapkan disiplin protokol ketat di semua obyek,” kata Singgih.
Kepala Satuan Pamong Praja DIY Noviar Rahmad menuturkan jumlah pelanggaran protokol kesehatan di kawasan wisata utama seperti Malioboro trennya pada Oktober ini mengalami penurunan.
Noviar mencatat jumlah pelanggaran protokol kesehatan di Malioboro dan kawasan Titik Nol Kilometer dari 1 sampai 13 September lalu tercatat sebanyak 389 orang. Sedangkan pada periode yang sama pada Oktober ini ditemukan 255 pelanggaran. "Malioboro dan sekitarnya masih menjadi salah satu prioritas operasi yustisi selama masa pandemi ini,” ujarnya.