TEMPO.CO, Mataram - Axel Moeller telah menjelajahi berbagai jalur wisata alam di Indonesia, mulai dari Sumatera Utara, Bali, sampai Lombok. CEO Gran Fondo New York (GFNY, rangkaian balap sepeda dunia) untuk Indonesia, ini menemukan rute wisata alam atau trekking yang menurut dia sangat menantang sekaligus eksotis.
Axel Moeller mengatakan rute trekking itu menjelajah perbukitan mulai dari Bukit Penanggak sampai Bukit Bunut Boyot di Lombok Barat, NTB. "Sangat indah pemandangannya," kata Axel Moeller yang sudah 50 kali melakukan trekking di kawasan Senggigi - Batu Layar pada Selasa, 13 Oktober 2020.
Pada Rabu, 7 Oktober 2020, Axel Moeller bersama pemandu wisata Basudin, melintasi rute Penenggak - Bunut Boyot. Dalam kondisi normal, jalur sejauh enam kilometer ini dapat ditempuh sekitar tiga jam. Axel Moeller memulai perjalanannya dari depan rumhnya di Kompleks Grand Valley Senggigi pada pukul 16.00.
CEO GFNY Indonesia Axel Moeller dan rekannya Basudin saat ditemukan oleh polisi di kawasan Bukit Bunut Boyot. Dok. Axel Moeller
Dia melewati permukiman penduduk Dusun Duduk, Desa Batu Layar, Kabupaten Lombok Barat, NusaTenggara Barat. Kemudian sampai di sebuah bukit dengan ketinggian sekitar 500 meter di atas pemukaan laut. Dari sana terhampar pemandangan indah laut Senggigi di sebelah barat dan pusuk atau puncak perbukitan di sekelilingnya di sebelah timur.
Begitu menantangnya jalur ini, Axel Moeller dan Basudin sampai tidak dapat menggunakan tongkat untuk mendukung perjalanan naik ke bukit itu. "Lumayan tinggi track-nya,'' ujar Basudin. Mereka berdua juga sempat tersasar karena salah mengambil jalur. Akibatnya, Axel Moeller dan Basudin terpaksa bermalam di perbukitan Bunut Boyot.
CEO GFNY Indonesia Axel Moeller. Dok. Axel Moeller
Pria 69 tahun ini begitu terkesan dengan pengalaman berada di atas Bukit Bunut Boyot semalaman. Dia bahkan mengibaratkan serasa menginap di hotel bintang lima. "Nikmat sekali. Malamnya membuat api unggun di bawah berugak yang dijadikan tempat tidur,'' ucap Axel.
Menyangkal mengalami halusinasi, Axel Moeller dan Basudin berlagak membuat order makanan seperti di hotel. Basudin memesan stick kentang, nasi goreng dan teh tawar panas. Di Bukit Bunut Boyot terdapat pepohonan enau yang menghasilkan air nira, bakal bahan gula merah. Ada pula pohon durian, pisang, kopi, dan bambu.
"Udaranya tidak terlalu dingin jika dibandingkan dengan di Jerman,'' kata Axel Moeller seraya menyebutkan suhu udara malam waktu itu sekitar 24 derajat Celcius. Esok paginya, mereka ditemukan oleh tim pencari dari Kepolisian Sektor Senggigi.
Bukit Bunut Boyot di Desa Penanggak, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Dok. Axel Moeller
Axel Moeller yang sudah sepuluh tahun memasarkan wisata di Lombok, Bali, dan Sumatra Utara melalui GFNY, ini mengatakan jalur Penanggak - Bunut Boyot tersebut layak dicoba. Terlebih di kawasan wisata Senggigi, Kabupaten Lombok Barat ini terdapat perbukitan yang indah, mulai dari Desa Batu Layar hingga belasan kilometer ke utara menuju Desa Pemenang, Kabupaten Lombok Utara. Di sana juga sudah tersedia beberapa akomodasi wisata di atas bukit.
Kepala Kepolisian Sektor Senggigi, Ajun Komisaris Bowo Tri Handoko mewanti-wanti para wisatawan yang ingin menjelajah atau trekking di perbukitan agar menggunakan jasa pemandu yang menguasai lintasan. "Jangan sampai tersesat karena bisa berakibat fatal," kata Bowo di kantor Polsek Senggigi.