TEMPO.CO, Batam - Pelaku usaha pariwisata di Kabupaten Bintan dan Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, berharap pemerintah segera membuka pintu masuk perbatasan agar wisatawan asing bisa masuk. Mereka menyatakan siap menyambut hadirnya wisatawan mancanegara dengan tetap menerapkan prinsip kebersihan (Cleanliness), kesehatan (Health), keselamatan (Safety), dan pelestarian lingkungan (Environmental Sustainability) atau CHSE.
Manager destinasi wisata Kepri Coral Resort di Kepulauan Riau, Eddy C. Lumawie mengatakan Kepri Coral Resort telah menerapkan protokol kesehatan dan menanti kedatangan wisawatan asing. "Kami berharap pemerintah segera membuka pintu untuk wisatawan mancanegara. Apalagi kami adalah destinasi wisata private island," katanya Eddy, Jumat 9 Oktober 2020.
Senada dengan Eddy, Marketing Communication Grand Batam Mall, Selviana Wijaya mengatakan pengunjung pusat perbelanjaan itu merupakan masyarakat kelas menengah ke atas. "Separuh pengunjung kami adalah wisawatan mancanegara, dan mereka pasti mampir saat datang ke Batam," katanya.
Wisatawan domestik bersepeda di Kepri Coral Resort di Batam, Provinsi Kepulauan Riau pada Jumat, 9 Oktober 2020. TEMPO | Yogi Eka Sahputra
Selviana berharap pintu lalu lintas orang dari Singapura atau negara lain dibuka kembali setelah tutup sejak pandemi Covid-19 merebak pada Maret 2020. Musababnya, menurut dia, kunjungan wisatawan mancanegara sangat berdampak pada pemasukan gerai di mal baru itu. "Kalau wisatawan mancanegara datang lagi, semuanya akan terbantu," kata dia.
Dari pantauan Tempo, Grand Batam Mall telah menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Sebelum masuk, pengunjung harus pakai masker, menjalani pengecekan suhu tubuh, menggunakan hand sanitizer yang tersedia di luar dan berbagai titik pusat berbelanjaan.
Tidak hanya pengelola resort dan mal, pelaku usaha pariwisata lain di Batam yang selama ini mengandalkan kunjungan wisatawan mancanegara juga berharap Indonesia kembali membuka pintu masuk turis asing. Direktur Eska Wellness Spa Kepri Mall Kota Batam, Shanti Lim mengatakan, kunjungan wisatawan domestik kurang mendongkrak pendapatan mereka.
"Kami berharap kepada turis, setidaknya bukalah pintu masuk wisatawan dari Singapura dan Malaysia," katanya. Shanti menjelaskan tempatnya bekerja sudah menerapkan protokol kesehatan dengan baik. Mulai dari penyediaan masker, pelangan harus mandi sebelum menjalani perawatan, hingga sterilisasi untuk semua peralatan spa. "Kami baru buka lagi pada pertengahan Juli 2020 dengan menerapkan protokol kesehatan," katanya.
Koordinator Pengembangan Jejaring dan Kapasitas Wisata Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan Pameran atau MICE, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Titik Lestari mengatakan sebenarnya pemerintah sudah membuka pintu masuk terhadap wisatawan asing secara bertahap. Di Bandara Soekarno - Hatta misalkan, tersedia satu kali penerbangan dari Cina setiap hari. "Tapi tidak ada penumpang sama sekali," kata dia seusai berkunjung ke Kepri Coral di Kota Batam.
Artinya, menurut Titik Lestari, bukan pemerintah Indonesia yang menutup diri, melainkan kebijakan negara lain yang bisa jadi belum mengizinkan warga negaranya untuk datang ke Indonesia. "Kita tidak bisa mencampuri kebijakan negara tetangga," kata dia. "Yang penting, kita sudah melakukan proteksi di daerah masing-masing."