TEMPO.CO, Jakarta - Mulai Kamis, 1 Oktober, Jepang membuka kembali akses bagi warga negara asing yang memiliki izin tinggal jangka panjang atau mereka dengan perjalanan bisnis jangka pendek.
Bertepatan dengan akan dimulainya tahun ajaran baru universitas, pelajar asing diizinkan untuk masuk ke negara matahari terbit itu. Pun dengan pendatang yang akan tinggal selama tiga bulan untuk kegiatan budaya, medis atau atlet.
Dikutip dari Travel and Leisure, para pelancong bisnis yang datang dengan rencana perjalanan kurang dari tiga bulan juga diizinkan masuk.
Meski begitu, mereka yang akan masuk ke Jepang harus dijamin oleh organisasi, perusahaan atau sekolah masing-masing dinyatakan bebas Covid-19. Sekitar 1.000 izin masuk akan diberikan setiap hari.
Pemerintah setempat pun akan segera meluncurkan website untuk pelancong bisa melakukan pemesanan tes polymerase coronavirus atau PCR dalam waktu 72 jam sebelum terbang. Situs tersebut, TeCOT, khususnya menargetkan bagi pelancong bisnis dan peserta olimpiade.
Jepang mencatat jumlah kasus Covid-19 sebanyak lebih dari 82 ribu kasus dengan jumlah kematian 1.500 kasus. Kondisi tersebut membuat Jepang telah melonggarkan pembatasan untuk pelancong bisnis dari Singapura dan rencananya segera menyusul untuk negara Asia Tenggara lainnya. Namun bagi pelancong yang ingin melihat musim gugur di Jepang harus menunggu sampai tahun depan.