TEMPO.CO, Jakarta - Setelah ditutup hampir enam bulan akibat pandemi Covid-19, jalur pendakian Gunung Kerinci dan Danau Gunung Tujuh, Sumatera Barat kini kembali dibuka.
Kepala Resor Taman Nasional Kerinci Seblat Kerinci Utara Evarizal mengatakan jalur pendakian sudah dibuka sejak 28 September lalu. "Secara resmi dari balai besar jalur pendakian sudah dibuka," kata dia, Kamis, 1 Oktober 2020.
Meski begitu, kata Evarizal, pengelola masih membatasi kuota pengunjung Gunung Kerinci, yaitu maksimal 43 orang perhari. Sedangkan untuk wisata Danau Gunung Tujuh dibatasi 60 orang.
Selain itu, pengunjung hanya boleh melakukan kunjungan satu hari alias one day trip. Hal tersebut diputuskan untuk mencegah penularan Covid-19.
Sampai saat ini, kata Evarizal, pengelola masih melakukan sejumlah persiapan terkait penerapan protokol kesehatan Covid-19. Misalnya pemasangan papan informasi terkait protokol kesehatan di jalur pendakian.
"Karena masih dalam masa pandemi Covid-19, pengunjung khususnya pendaki harus mematuhi protokol kesehatan Covid-19," kata Evarizal.
Beberapa peraturan yang diterapkan antara lain pendaki harus membawa dan menggunakan masker, hand sanitizer dan sabun. Pengunjung juga harus berbadan sehat dengan suhu badan tidak melebihi 37,3 derajat Celcius. Untuk pengunjung Warga Negara Asing (WNA) dan atau pengunjung dari luar provinsi harus menunjukkan surat keterangan bebas (negatif) Covid-19 yang sah dan berlaku.
Jika pengunjung tidak mematuhi protokol kesehatan, maka pengunjung tidak diizinkan masuk ke objek wisata. "Jam pelayanan pengunjung di buka dari pukul 07.30 WIB sampai pukul 17.00 WIB dan untuk informasi kuota pengunjung dapat di lihat di website, facebook dan instagram resmi BBTNKS," kata Evarizal.
Gunung Kerinci merupakan satu gunung dengan puncak tertinggi di Indonesia. Gunung dengan ketinggian 3.805 meter di atas permukaan laut ini punya tiga jalur pendakian, yaitu lewat Solok, Kersik Tuo dan Solok Selatan. Sepanjang perjalanan menuju puncak, pendaki akan disuguhi alam berupa kebun teh, hutan kayu manis dan hutan rasamala.
