TEMPO.CO, Jakarta - Ratu Elizabeth kehilangan pendapatan sebesr 18 juta Poundsterling atau sekitar Rp 342 miliar selama pandemi Covid-19. Potensi penghasilan itu hilang lantaran anjloknya jumlah wisatawan yang datang ke Inggris.
Manager keuangan kerajaaan atau Keeper of the Privy Purse, Michael Stevens merilis rekening tahunan rumah tangga kerajaan. Dia mengatakan pundi-pundi Ratu Elizabeth berkurang lantaran surutnya jumlah wisatawan ke gedung kerajaan.
Michael Stevans menjelaskan berkurangnya pendapatan Ratu Elizabeth ini mempengaruhi proses perbaikan di sejumlah bagian bangunan Istana Buckingham, kediaman sang ratu. Dia merinci ada beberapa bagian bangunan yang harus direnovasi, seperti pemanas kuno, pipa ledeng, dan kabel listrik di Istana Buckingham.
Petugas menunjukan singasana milik Ratu Victoria saat pameran memperingati 200 tahun kelahiran Ratu Victoria di Istana Buckingham, London, 17 Juli 2019. REUTERS/Toby Melville
"Yang jelas keluarga kerajaan tidak akan meminta subsidi dari pemerintah," kata Michael Stevans. "Kami akan mengelola kondisi ini dan menghitung efisiensi di berbagai lini." Salah satu imbas dari pandemi Covid-19 ini antara lain Istana Buckingham memotong gaji para staf dan berhenti merekrut pegawai baru.
Tahun lalu, Kerajaan Inggris mencatat pendapatan sebesar 70 juta Poundsterling atau sekitar Rp 1,2 triliun dari kunjungan wisatawan ke berbagai destinasi wisata milik Kerajaan Inggris. Selama pandemi Covid-19 terjadi atau sejak Maret 2020, wisata ke Istana Buckingham, Frogmore House di Windsor, dan Clarence House di London tutup.
Seluruh negara terdampak pandemi Covid-19. "Semua terkena imbas pandemi Covid-19, baik secara finansial maupun tidak. Dan tidak terkecuali keluarga Kerajaan Inggris," katanya.