TEMPO.CO, Yogyakarta - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia atau PHRI DI Yogyakarta menyatakan separuh hotel dan restoran di sana sudah lulus standar protokol kesehatan dan mendapatkan status verifikasi aman dari pemerintah. Dengan begitu, wisatawan dapat memanfaatkan layanan di hotel dan restoran tersebut di masa pandemi Covid-19.
Ketua PHRI DI Yogyakarta, Deddy Pranowo mengatakan dari 400-an lebih anggotanya, hanya 165 unit hotel dan restoran yang beropasi selama pandemi Covid-19. "Jadi angka itu, sebanyak 85 di antaranya sudah terverifikasi sehingga aman dikunjungi," kata Deddy Pranowo pada Rabu, 23 September 2020.
Pengelola hotel, PHRI, dan Pemerintah Yogyakarta melakukan verifikasi protokol kesehatan demi menjamin keamanan dan kenyamanan wisatawan. Hotel dan restoran yang lulus uji verifikasi akan mendapatkan sebuah stiker untuk ditempelkan pada area respsionis. Dengan begitu, wisatawan mudah mengetahui apakah hotel atau restoran tersebut aman dikunjungi.
Selain 85 hotel dan restoran yang sudah mengantongi stiker verifikasi, saat ini sekitar 80 hotel dan restoran juga sedang menjalani proses penilaian lapangan oleh pemerintah kabupaten/kota setempat. Proses penilaian itu berbeda-beda. Ada yang langsung ke lokasi dan ada pula secara daring.
Petugas hotel di Yogyakarta meningkatkan penerapan protokol kesehatan seiring dengan perpanjangan masa tanggap darurat Covid-19 di DI Yogyakarta hingga akhir September 2020. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Pemerintah Kota Yogyakarta langsung datang ke hotel dan restoran yang mengajukan penilaian protokol kesehatan. Adapun pemerintah Kabupaten Sleman biasanya menerapkan dua model verifikasi, yakni secara langsung atau luar jaringan dan lewat daring.
Contoh, pada tahap awal petugas Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman lebih dulu mengecek dan menilai pelayanan hotel atau restoran secara daring. Setelah dianggap layak dan bagus, barulah petugas dinas pariwisata, satuan tugas PHRI setempat bersama PHRI DI Yogyakarta mendatangi hotel atau restoran tersebut untuk memastikan kebenaran datanya.
Gubernur DI Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan pemerintah tidak pernah mengambil kebijakan menutup usaha-usaha pendukung pariwisata seperti rumah makan dan hotel. "Jika sebelumnya (usaha) itu tutup karena memang tidak ada (wisatawan) yang datang. Kalau mau buka lagi, silakan karena memang kami tidak pernah meminta mereka tutup," ujar Sultan saat menjadi pembicara webinar UPH Governors and Ambassadors Talk Series I pada Selasa, 22 September 2020.
Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, penting untuk melakukan harmonisasi antara sektor kesehatan dan ekonomi dalam menjalani adaptasi kebiasaan baru. Pemerintah menargetkan penataan sektor pariwisata dengan membangun tatanan baru di setiap destinasi wisata dan menggenjot pemulihan ekonomi dengan modal sosial, termasuk di dalamnya bantuan sosial. "Kami juga sangat berharap masyarakat bisa beradaptasi dengan keadaan baru, mengubah mindset agar bisa selamat dalam menghadapi tantangan Covid-19 ini," ujarnya.