TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mendukung rencana pembangunan kembali Museum Cina Melayu yang terbengkalai selama 15 tahun terakhir. Museum Cina Melayu itu akan dibangun di Kawasan Pariwisata Tanjung Gunung, Air Itam Pangkalpinang.
Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Erzaldi Rosman Djohan menyarankan agar Yayasan Untaian Kasih Enam yang akan membangun Museum Cina Melayu tersebut menyiapkan master plan di lahan seluas 30 hektare tersebut. "Kami berharap pembangunan Museum Cina Melayu ini dapat meningkatkan kunjungan wisatawan," kata Erzaldi Rosman Djohan saat meninjau kawasan pembangunan Museum Cina Melayu di Pangkalpinang, Kamis 10 September 2020.
Museum Cina Melayu akan mengumpulkan koleksi sejarah penduduk keturunan Tionghoa yang tinggal di pulau penghasil timah ini. Pengurus Yayasan Untaian Kasih Enam, Apik Rasidi mengatakan rencananya yayasan akan membangun museum sekaligus menjadikan kawasan tersebut sebagai tempat berkumpul masyarakat Bangka Belitung untuk beribadah.
"Kita semua bisa melakukan aktivitas budaya dan tempat ini menjadi fasilitas umum dengan kapasitas yang cukup besar," katanya. "Sejak lebih dari lima belas tahun lalu pembangunan museum terhenti. Kami harap dengan dukungan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, pembangunan Museum Cina Melayu berlantai dua dapat berlanjut tahun ini."
Apik Rasidi menjelaskan luas bangunan Museum Cina Melayu itu nantinya sekitar 500 meter persegi. Lantai bawah berfungsi sebagai museum dan lantai atas menjadi galeri pameran atau bisa dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan adat dan budaya. "Jadi bisa menarik minat wisatawan sekaligus melakukan upacara keagamaan," katanya.
Budayawan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Akhmad Elvian mengatakan Museum Cina Melayu akan membuka identitas dan jati diri peradaban di Bangka Belitung.