TEMPO.CO, Jakarta - Satgas Covid-19 Kota Yogyakarta kini mengalihkan perhatian kepada pelaku usaha kuliner. Setelah terjadi kasus infeksi Covid-19 melalui kedai Soto Lamongan. Apalagi, kedai yang buka di dekat wahana XT Square itu, dalam sehari menjual sekitar 100 porsi.
Dari hasil penelusuran (tracing), jumlah pelanggan yang terinfeksi bertambah. Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi menuturkan saat ini jumlah pembeli yang tertular, menjadi delapan orang dari semula hanya lima orang.
"Jadi total yang tertular dari kasus soto Lamongan itu menjadi 23 orang saat ini, termasuk delapan pembeli itu, lainnya masih penelusuran," ujar Heroe di Balaikota Yogyakarta, pada Rabu, 9 September 2020.
Tambahan pembeli yang tertular saat beli soto itu, asalnya dari luar Kota Yogyakarta seperti Kabupaten Magelang (Jawa Tengah) dan Kabupaten Bantul (DIY).
Selain delapan pembeli yang tertular, individu yang terpapar virus corona adalah penjual, keluarga penjual, karyawan serta tetangga dari pemilik warung soto.
Heroe menjelaskan bahwa pembeli yang tertular tak semuanya makan di tempat. Ada pula pembeli yang membawa soto itu pulang. Bahkan saat berbelanja tertib protokol kesehatan seperti memakai masker.
Dugaan awal Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta, pembeli yang membawa pulang sotonya tapi tetap tertular virus karena sempat bersentuhan dengan perabotan di warung soto itu. Seperti mangkok, gelas, sendok dan lainnya.
"Saat kami telusuri, pembeli yang sotonya dibawa pulang tapi tertular itu, mengaku habis beli tak langsung pulang. Tapi masih berdiam beberapa saat di warung itu, ngobrol dengan penjual, memilih-milih lauk, jadi berada agak lama di dalam warung dulu," ujarnya.
Meskipun korban bertambah, kabar baiknya sudah ada 10 orang dinyatakan sembuh dan merupakan keluarga penjual soto. Sedangkan yang masih isolasi mandiri ada 13 orang. Seluruh kasus soto itu merupakan orang tanpa gejala (OTG).
Heroe menambahkan proses tracing kontak untuk klaster warung soto tersebut terus dilakukan, dan masih ada dua orang anggota keluarga yang menunggu hasil uji swab.
Pergerakan kasus baru Covid-19 di Kota Yogyakarta pada Agustus- September ini membuat Pemerintah Kota Yogyakarta tak bisa mengendurkan perhatian.
Pasalnya rentetan klaster dan gejala titik yang mengarah pembentukan klaster baru bermunculan, sejak akhir Agustus hingga pekan pertama September 2020. Hampir semuanya orang tanpa gejala atau OTG.
Selain Soto Lamongan, Pemkot Yogyakarta masih berupaya meredam kasus-kasus seperti tertularnya PKL Malioboro, para petugas Kantor Urusan Agama (KUA) Danurejan, juga kasus Kelurahan Kotabaru yang munculnya hampir bersamaan.
"Dengan kasus baru orang tanpa gejala yang semakin banyak, kami siapkan rumah sakit lapangan sebagai opsi terakhir jika tidak segera ditemukan tempat karantina baru yang layak dan memadai,” kata Heroe.
Rumah sakit lapangan atau shelter atau lokasi karantina baru itu dikhususkan bagi para pasien terkonfirmasi positif tanpa gejala itu. Sementara untuk pasien positif dengan gejala, tetap menjalani perawatan inap serta isolasi di rumah sakit rujukan.
Heroe mengatakan Pemkot Yogyakarta sebenarnya telah membuka komunikasi dengan kalangan perhotelan, untuk penyediaan shelter baru. Dengan cara memanfaatkan kamar hunian sebagai ruang isolasi pasien tanpa gejala. Namun ia mengakui usaha ini susah karena beberapa hotel telah beraktivitas normal.
Heroe menambahkan sebelum menempuh membuat rumah sakit lapangan, Pemkot Yogyakarta masih melobi penyediaan shelter dengan menggunakan balai-balai pendidikan latihan (diklat) yang dikelola pemerintah pusat.
Sebab balai diklat untuk karantina yang sebelumnya dipakai yakni di Jalan Veteran Yogya, kini sedang penuh, “Mess atau balai diklat hampir semuanya sedang digunakan untuk kegiatan pendidikan aparatur sipil negara," ujarnya.
Pasar Beringharjo Yogyakarta menerapkan sistem pindai bagi pengunjung di masa pandemi Covid-19. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Namun saat ini ada opsi menggunakan balai diklat milik pemerintah pusat dengan kapasitas 84 kamar yang belum digunakan serta tambahan 8 unit tempat tidur di Rumah Sakit Pratama Kota Yogyakarta.
Sementara akumulasi kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Yogyakarta sebanyak 211 kasus, dengan 57 kasus aktif, 142 sembuh, dan 12 pasien meninggal dunia.
PRIBADI WICAKSONO