Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Wisata Kampung Air Kurang Menarik, Ini Langkah Bank Indonesia Memolesnya

Reporter

Editor

Ludhy Cahyana

image-gnews
Ratusan pengunjung berada disekitar Pagoda di Pulau Kemaro, di tengah Sungai Musi untuk merayakan Cap Go Meh atau hari ke-15 tahun baru Imlek dan berwisata religus, di Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (4/2). Sekitar 20 ribu warga keturunan Tionghoa yang tidak hanya berasal dari Palembang tetapi sejumlah negara, seperti Sngapura dan Malaysia beribadah dan berwisata religi di pulau yang dikenal dengan legenda percintaan abdi Tan Bun An, saudagar dari China dan Siti Fatimah perempuan asli Palembang yang berakhir dengan kematian bersama. ANTARA/Nila Fu'adi
Ratusan pengunjung berada disekitar Pagoda di Pulau Kemaro, di tengah Sungai Musi untuk merayakan Cap Go Meh atau hari ke-15 tahun baru Imlek dan berwisata religus, di Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (4/2). Sekitar 20 ribu warga keturunan Tionghoa yang tidak hanya berasal dari Palembang tetapi sejumlah negara, seperti Sngapura dan Malaysia beribadah dan berwisata religi di pulau yang dikenal dengan legenda percintaan abdi Tan Bun An, saudagar dari China dan Siti Fatimah perempuan asli Palembang yang berakhir dengan kematian bersama. ANTARA/Nila Fu'adi
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pulau Kemaro menjadi salah satu daya tarik wisata Kota Palembang. Selain pagoda sembilan lantai, Pulau Kemaro memiliki Kampung Air. Rencananya, Pemerintah Kota Palembang dan Bank Indonesia, bekerja sama mengembangkan Kampung Air, untuk menghidupkan pariwisata.

Hari Widodo, Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sumatera Selatan (Sumsel), mengatakan bank sentral memang menaruh perhatian terhadap Sungai Musi dengan sejumlah destinasi wisatanya, termasuk Pulau Kemaro.

“Kami bakal mengembangkan Kampung Air di Pulau Kemaro karena punya daya tarik, di mana masyarakatnya hidup dengan budaya sungai sehingga bisa dieksplorasi menjadi salah satu tema pariwisata Palembang,” katanya.

Menurut Hari, pihaknya akan melakukan sejumlah perbaikan dan pengembangan di Kampung Air, mulai dari penambahan titik-titik wisata hingga infrastuktur pendukung, seperti dermaga, visitor center dan community center.

Sasaran lainnya adalah peningkatan kapasitas SDM serta pemberdayaan masyarakat setempat, “Karena membangun fisik saja tidak cukup, yang paling penting persiapkan manusianya, [pariwisata] Bali bisa survive tidak hanya karena budaya saja tapi juga people-nya,” ujar Hari.

Menanggapi revitalisasi Kampung Air, Kepala Dinas Pariwisata Kota Palembang Isnaini Madani berharap keterlibatan BI Sumsel dapat membuat penataan Kampung Air dan Pulau Kemaro lebih menyeluruh, “Sebelumnya kami sudah menata Kampung Air tetapi karena tidak komprehensif jadi tidak begitu bergaung,” katanya.

Menurut Isnaini terdapat sejumlah spot wisata yang tidak layak di Kampung Air dan perlu adanya penambahan MCK, musholla serta penataan rumah penduduk sehingga layak menjadi destinasi wisata.

Jika telah tertata dengan baik, kata dia, bukan tidak mungkin penduduk di Kampung Air juga dapat menjadikan huniannya sebagai home stay untuk pengunjung, “Tidak mudah bagi suatu kawasan disebut destinasi wisata, perlu memenuhi sejumlah kriteria,” katanya.

Kuil yang terdapat makam kisah Tan Bun An dan Siti Fatimah di Pulau Kemaro, Selasa, 22 Januari 2019 (TEMPO/BRAM SETIAWAN)

Dia mengatakan selama ini wisatawan yang berkunjung ke Pulau Kemaro hanya menghabiskan waktu sekitar 1 jam. Kehadiran destinasi Kampung Air diharapkan bisa membuat pengunjung lebih lama menjelajahi delta kecil yang terletak di tepi Sungai Musi tersebut.

“Selama ini pengunjung cuma lihat Pagoda [objek wisata sejarah], minum air kelapa lantas pulang. Hanya sebentar. Nanti dengan adanya Kampung Air wisatawan bisa menghabiskan waktu sekitar 3 jam di Pulau Kemaro,” katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Isnaini menargetkan kerjasama antara Pemkot dan BI Sumsel dalam pengembangan destinasi wisata di Pulau Kemaro itu dapat terealisasi paling lambat akhir tahun ini.

Legenda Pulau Kemaro

Selain pagoda sembilan lantai, di Pulau Kemaro juga terdapat makam dari putri Palembang, Siti Fatimah. Kisah putri itu, tertulis di sebuah batu di samping Klenteng Hok Tjing Rio.

Alkisah, pada zaman dahulu, datang seorang pangeran dari Cina, bernama Tan Bun An, yang datang ke Palembang untuk berdagang. Ketika ia meminta izin berdagang kepada Raja Palembang, ia bertemu dengan putri raja yang bernama Siti Fatimah.

Ia langsung jatuh hati, begitu juga dengan Siti Fatimah. Merekapun menjalin kasih dan berniat untuk ke pelaminan. Tan Bun An mengajak sang Siti Fatimah ke daratan Cina untuk melihat orang tua Tan Bun Han.

Setelah beberapa waktu, mereka kembali ke Palembang. Bersama mereka disertakan pula tujuh guci yang berisi emas. Sesampai di muara Sungai Musi Tan Bun An ingin melihat hadiah emas di dalam guci-guci tersebut. Saat membuka guci-guci itu, ia hanya melihat sayuran sawi asin. Tanpa berpikir panjang ia membuang guci-guci tersebut ke sungai, tetapi guci terakhir terjatuh di atas dek dan pecah. Ternyata di dalamnya terdapat emas.

Tanpa berpikir panjang lagi ia terjun ke dalam sungai untuk mengambil emas-emas dalam guci yang sudah dibuangnya. Seorang pengawalnya juga ikut terjun untuk membantu, tetapi mereka tidak kunjung muncul. Siti Fatimah akhirnya menyusul dan terjun juga ke Sungai Musi.

Batu yang tertera selayang pandang cerita tentang kisah Tan Bun An dan Siti Fatimah di Pulau Kemaro, Selasa, 22 Januari 2019 (TEMPO/BRAM SETIAWAN)

Untuk mengenang mereka bertiga dibangunlah sebuah kuil dan makam untuk ketiga orang tersebut. Dan saat ini menjadi salah satu objek wisata di Pulau Kemaro.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Permohonan Perceraian di Palembang Meningkat Usai Lebaran, Ini Kata Pengadilan Agama

20 jam lalu

Ilustrasi perceraian. Shutterstock
Permohonan Perceraian di Palembang Meningkat Usai Lebaran, Ini Kata Pengadilan Agama

Angka permohonan perceraian di Pengadilan Agama Palembang usai Lebaran meningkat dibandingkan dengan grafik sebelumnya yang menurun saat Ramadan.


Perhatikan Jumlah Tanduk Kambing di Atap Rumah Limas Palembang, Ini Filosofinya yang Penuh Makna

4 hari lalu

Pada bagian atap Rumah Limas terdapat ornamen menyerupai tanduk kambing dengan jumlah beragam. Jumlah tersebut melambangkan manusia dan Islam. TEMPO/Parliza Hendrawan
Perhatikan Jumlah Tanduk Kambing di Atap Rumah Limas Palembang, Ini Filosofinya yang Penuh Makna

Rumah Limas dibangun dengan perencanaan matang dan penuh dengan pesan moral dan filosofi yang dapat diambil hikmahnya. Salah satunya, di bagian atap rumah Limas terdapat ornamen menyerupai tanduk kambing dengan jumlah beragam.


PUPR Targetkan Tol Palembang - Betung Tuntas di 2025, Basuki: Tambah Tim Percepatan

5 hari lalu

Alat berat dikerahkan untuk menyelesaikan pengaspalan  Jalan Tol Trans Sumatera ruas Kayu Agung-Palembang (Kapal) di Jejawi, Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, 27 Maret 2024. Untuk memperlancar arus mudik 2024 serta meningkatkan kenyamanan pemudik, PT Waskita Sriwijaya Tol melakukan perbaikan di Jalan Tol Trans Sumatera ruas Kayu Agung-Palembang (Kapal) dengan metode Scrapping Filling Overlay, Leveling, Patching dan ditargerkan selesai pada H-7 Idul Fitri 1445 H. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
PUPR Targetkan Tol Palembang - Betung Tuntas di 2025, Basuki: Tambah Tim Percepatan

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono telah melihat langsung progres konstruksi dan pernak-pernik permasalahan di Jalan Tol Kayu Agung-Palembang-Betung.


Dibangun 1830, Rumah Limas Palembang Ini Pernah Dikunjungi Ratu Beatrix dari Belanda

5 hari lalu

Rumah Limas tampak depan. Rumah limas khas Palembang ini dibangun pada 1830. Saat ini rumah Limas menjadi koleksi Museum Balaputra Dewa. TEMPO/Parliza Hendrawan
Dibangun 1830, Rumah Limas Palembang Ini Pernah Dikunjungi Ratu Beatrix dari Belanda

Kedua rumah limas di Palembang ini pernah muncul di uang pecahan Rp10.000, dibangun tahun 1830-an.


Pulang Mudik Lebaran, Ini Destinasi Wisata Dekat Gerbang Tol Palembang dan Pekanbaru

7 hari lalu

Destinasi wisata budaya tempo dulu di Bukit Siguntang, Palembang. Di dalam Bukit Siguntang terdapat diantara nya makam Putri Rambut Selako. TEMPO/Parliza Hendrawan
Pulang Mudik Lebaran, Ini Destinasi Wisata Dekat Gerbang Tol Palembang dan Pekanbaru

Agar tak terlalu capai saat pulang mudik Lebaran bisa menepikan kendaraan untuk menikmati kuliner mengunjungi destinasi wisata


Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Palembang, Polisi Selidiki Dugaan Ada Motif Lain

8 hari lalu

Polisi usut kasus pembunuhan ibu dan anak di Palembang, Sumatera Selatan, Senin 15 April 2024. ANTARA/HO-Polrestabes Palembang
Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Palembang, Polisi Selidiki Dugaan Ada Motif Lain

Motif pembunuhan ibu dan anaknya itu diduga perampokan, namun tidak ada barang berharga yang hilang di rumah.


Oleh-oleh Kerajinan Khas Palembang, Ada Tanjak Karya Cek Eri yang Bisa Custom Order

8 hari lalu

Tanjak, penutup kepala khas Sumatra Selatan, karya Heri Sutanto atau Cek Eri bisa dipesan secara custom order. TEMPO/Parliza Hendrawan
Oleh-oleh Kerajinan Khas Palembang, Ada Tanjak Karya Cek Eri yang Bisa Custom Order

Tanjak, bersama songket, dikenal sebagai bagian tak terlepas dari pakaian adat Palembang yang berfungsi sebagai penutup kepala pria.


Libur Lebaran di Palembang, Penumpang LRT Sumsel Capai 188.481 Orang

9 hari lalu

Ilustrasi penumpang di LRT Sumsel. TEMPO/Parliza Hendrawan
Libur Lebaran di Palembang, Penumpang LRT Sumsel Capai 188.481 Orang

Jumlah penumpang LRT Sumsel naik selama masa libur Lebaran. Mencapai 188.481 orang.


Libur Lebaran di Ogan Komering Ilir, Sensasi Petik Buah Duku di Tepian Sungai Segonang Sukaraja

11 hari lalu

Jalan setapak menuju kebun duku milik warga di Desa Sukaraja, Pedamaran, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan. Hasil panen dijual untuk memenuhi pasar buah di Palembang hingga Jawa. TEMPO/Parliza Hendrawan
Libur Lebaran di Ogan Komering Ilir, Sensasi Petik Buah Duku di Tepian Sungai Segonang Sukaraja

Lebaran di Ogan Komering Ilir bukan berpelesir biasa tapi pengalaman baru sembari panen dan petik langsung buah duku dari pohonnya.


Jalan Tol Trans Sumatera Ruas Palembang-Betung Belum Difungsionalkan Meski Macet Panjang, PT Waskita Beri Penjelasan Ini

16 hari lalu

Pekerja dibantu alat berat menyelesaikan pengaspalan  Jalan Tol Trans Sumatera ruas Kayu Agung-Palembang (Kapal) di Jejawi, Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, Rabu 27 Maret 2024. Untuk memperlancar arus mudik 2024 serta meningkatkan kenyamanan pemudik, PT Waskita Sriwijaya Tol melakukan perbaikan di Jalan Tol Trans Sumatera ruas Kayu Agung-Palembang (Kapal) dengan metode Scrapping Filling Overlay, Leveling, Patching dan ditargerkan selesai pada H-7 Idul Fitri 1445 H. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Jalan Tol Trans Sumatera Ruas Palembang-Betung Belum Difungsionalkan Meski Macet Panjang, PT Waskita Beri Penjelasan Ini

Hingga Ahad pagi, Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ruas Palembang-Betung belum juga difunsionalkan.