TEMPO.CO, Jakarta - Keindahan Ladakh dilukiskan Lady Henrietta Merrick, dalam bukunya "In the World’s Attic" (Di Atap Langit Dunia), sebagai negeri yang seolah-olah langit bertemu dengan bumi. Padang pasir dan gunung-gunung berbatu yang gelap, dengan udara yang dingin telah lama memikat wisatawan.
Ibu kota negeri itu Leh, terletak hanya beberapa kilometer saja dari Biara Hemis. Ladakh dan Tibet, seribuan tahun lalu penganut Kristen Nestorian pernah berkunjung di wilayah itu. Namun, mayoritas penduduk Ladakh merupakan penganut Buddhisme Tibet, sedangkan sisanya adalah penganut Islam Syiah.
Kebanyakan penduduk di wilayah ini merupakan blasteran dari orang-orang Indo-Arya dan Tibet. Ladakh dikenal karena keindahan pemandangan pegunungan dan kadang kala disebut sebagai "Tibet kecil" karena kuatnya pengaruh Kebudayaan Tibet disana.
Tahun ini, Ladakh harus berjuang menghadapi Covid-19 yang membuat kunjungan wisatawan sepi, dan diperparah dengan konflik perbatasan Cina dan India. Dinukil dari Kashmir Age, insiden saling tembak antara pasukan Cina dan India pada Mei 2020, terjadi di lembah Galwan dan Danau Pangong di sepanjang Garis Kontrol Aktual (LAC) di Ladakh.
Lalu pada 15 Juni, 20 tentara India tewas dalam baku tembak dengan pasukan Cina di Lembah Galwan di Ladakh Timur, yang menyebabkan dua kekuatan nuklir itu berada di ambang perang. Menurut Kashmir Age, masyarakat Ladakh khawatir konflik di sepanjang LAC terutama di kawasan Danau Pangong, mengganggu kunjungan turis. Danau itu dikunjungi ribuan wisatawan setiap tahun.
Kashmir Chai memiliki akar Himalaya yang kuat. Minuman ini dibuat untuk melawan hawa dingin dan dehidrasi. Minuman ini juga digemari para wisatawan untuk melawan berbagai penyakit yang berkaitan dengan ketinggian. Foto: Subhankar Chakraborty/Getty Images
Tsewang Yangjor, seorang pelaku bisnis perhotelan terkemuka, mengatakan Ladakh sangat bergantung pada pariwisata, "Perwakilan dari pelaku bisnis perhotelan, trasportasi, dan pemilik restoran juga memberikan sebuah memorandum kepada Letnan Gubernur, bahwa kami harus diberikan bantuan. Pasalnya, kami pertama kali terkena pandemi dan sekarang ketegangan di perbatasan," kata Yangjor kepada kantor berita Kashmir Indepth News Service, KINS.
Dia meminta pemerintah menyelesaikan masalah perbatasan, “Jika masalah tidak terselesaikan, turis tidak akan berkunjung ke sini. Situasi di sini rapuh,” katanya.
Selain konflik, pelaku wisata di Ladakh sudah cukup menderita dengan adanya wabah Covid-19. Deleks Namgyar, yang menjalankan agen perjalanan Ladakh Safari mengatakan pandemi COVID-19 menyebabkan bisnis dalam kebangkrutan.
“Semua pemesanan dibatalkan yang menghabiskan jutaan rupe. Sekarang ketegangan di sepanjang LAC sangat menghantam kami, ”katanya kepada kantor berita KINS. Tahun ini menjadi tahun terberat bagi warga yang hidupnya terkait dengan sektor pariwisata di Ladakh.
Pariwisata dianggap sebagai tulang punggung ekonomi Ladakh, yang 70 persen warganya bergantung secara langsung dan tidak langsung kepada kedatangan turis. Pariwisata menghasilkan pendapatan Rs 600 crore setiap tahun di Ladakh.
“Tahun ini menjadi nol pendapatan bagi 350 biro perjalanan yang beroperasi di Ladakh,” ujarnya yang juga Sekretaris Jenderal Operator Agen Perjalanan dan Wisata Ladakh.
“Danau Pangong adalah tujuan paling dicari dan mayoritas orang mengunjungi Ladakh karena danau yang terkenal ini. Tidak akan ada pariwisata tahun depan jika ketegangan di sepanjang LAC. Kedua negara harus menyelesaikan masalah mereka sehingga kita tidak perlu menanggung beban ketegangan yang sedang berlangsung,” katanya.
Pangong Tso (Tso dalam bahasa Tibet berarti danau) adalah danau panjang sempit, dalam, endorheik (terkurung daratan) yang terletak di ketinggian lebih dari 14.000 kaki di Ladakh Himalaya. Danau sepanjang 135 km itu membentang di atas 604 km persegi dalam bentuk bumerang, dan lebarnya enam kilometer pada titik terluasnya.
Garis perbatasan status quo Cina dan India yang disebut Line of Actual Control (LAC) di Ladakh timur.[The Indian Express]
Saat ini, bagian barat danau sepanjang 45 km berada di bawah kendali India, sedangkan sisanya di bawah kendali China. Danau Pangong menjadi terkenal sejak film Bollywood 3 Idiots dibuat di sana pada tahun 2009.
KASHMIR AGE | KINS