TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat harus beradaptasi dengan kebisaan baru di masa pandemi Covid-19. Kebiasaan baru itu meliputi memakai masker setiap keluar rumah, menjaga jarak satu sama lain, serta menjaga kebersihan diri dan lingkungan demi mencegah penularan Covid-19.
Hanya saja, belum semua orang menyadari pentingnya memakai masker untuk mengantisipasi risiko penyebaran Covid-19. Di destinasi wisata Taman Safari Indonesia Bogor misalnya, masih ada pengunjung yang mengabaikan protokol kesehatan. Lantas bagaimana cara pengelola Taman Safari Indonesia menghadapi pengunjung seperti itu.
"Memang masih ada pengunjung yang belum menyadari protokol kesehatan. Masih berkerumun dan tidak memakai masker," kata Tony Sumampau, Komisaris Taman Safari Indonesia dalam seminar daring Indonesia Care atau I Do Care, Jumat, 4 September 2020. Untuk mengatasi pengunjung tersebut, menurut dia, pengelola Taman Safari Indonesia rutin menyampaikan informasi dan memantau penerapan protokol kesehatan.
Pengunjung memberikan wortel pada Zebra di Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, 30 Juni 2018. Selama liburan sekolah Taman Safari Indonesia menjadi salah satu destinasi favorit di daerah Puncak. Tempo/Rully Kesuma
Taman Safari Indonesia, Tony Sumampau melanjutkan, memilih mengedukasi wisatawan agar memakai masker. "Saya pikir cukup dengan imbauan," ujarnya. Selain itu, menurut dia, ada petugas tidak berseragam yang tersebar di berbagai titik Taman Safari Indonesia untuk memastikan pengunjung mematuhi protokol kesehatan. Dengan begitu, wisatawan tidak merasa terintimidasi dan tetap nyaman.
Staf Ahli Bidang Pembangunan Keberlanjutan dan Konservasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Frans Teguh menyarankan pengelola destinasi wisata menerapkan pendekatan simpatik dalam menegakkan protokol kesehatan. "Cara paling bagus adalah dengan membangun sense hospitality (keramahan)," katanya.
Ilustrasi memakai masker. Shutterstock
Menurut dia, pendekatan yang ramah dari pengelola destinasi akan lebih tepat untuk menumbuhkan kesadaran wisatawan. Jangan sampai ketegasan dalam memantau penerapan protokol kesehatan menganggu kenyamanan wisatawan. Meski demikian, dia mengakui hal itu tidaklah mudah dalam praktiknya.
"Kalau terlalu spontan nanti buyar, kesannya jadi tidak bagus, tidak simpatik. Memang ini harus dilihat lebih utuh, tidak bisa hanya pengelola," ujarnya. Protokol kesehatan penting untuk mencegah munculnya klaster baru Covid-19 di sebuah destinasi wisata. Penting juga bagi pengelola destinasi wisata memastikan kesiapan diri sebelum menerima wisatawan.