TEMPO.CO, Jakarta - Pariwisata menjadi salah satu sektor yang terpuruk karena pandemi Covid-19. Kendati saat ini kegiatan wisata sudah bergulir secara perlahan, namun belum mampu memulihkan kondisi yang sudah vakum selama sekitar enam bulan.
Di masa adaptasi kebiasaan baru kegiatan pariwisata, pengelola destinasi wisata beserta bidang penunjangnya, seperti hotel dan restoran, serta wisatawan harus menerapkan protokol kesehatan. Namun ada unsur lain yang juga penting karena menentukan 'napas' aktivitas wisata itu sendirii.
Ketua Umum Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia atau PUTRI, Bambang Soetanto mengatakan ada dua unsur yang menunjang keberlangsungan pariwisata di masa pandemi Covid-19 ini. "Dua hal tersebut adalah protokol kesehatan dan stimulus pemerintah," kata Bambang dalam seminar daring Indonesia Care atau I Do Care pada Jumat, 4 September 2020.
Stimulus dari pemerintah, menurut Bambang, dalam berwujud bantuan promosi atau berbagai keringanan retribusi. Dia mencontohkan, butuh promosi untuk meningkatkan jumlah wisatawan. Dalam kondisi seperti ini, pengelola destinasi wisata, termasuk taman rekreasi membutuhkan bantuan pemerintah untuk berpromosi.
Pengunjung melihat sejumlah ikan pada akuarium raksasa di Sea World, Ancol, Jakarta, Sabtu, 20 Juni 2020 Setelah ditutup selama dua bulan akibat pandemi COVID-19, kawasan rekreasi Taman Impian Jaya Ancol kembali dibuka. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Mengenai tantangan keuangan, Bambang menjelaskan, ketika sebuah destinasi wisata buka namun jumlah pengunjungnya sangat sedikit, maka ongkos operasionalnya tidak sepadan dengan pemasukan. "Bisnis, ongkos operasional tidak akan cocok dengan penerimaan hari itu. Ini yang perlu dipikirkan," katanya. "Kalau destinasi wisata buka tapi pendapatannya minus, akhirnya bisa tutup juga."
Sebab itu, Bambang berharap pemerintah memberikan stimulus kepada pengelola destinasi wisata agar mereka mampu bertahan, tetap melayani wisatawan dengan baik dan menerapkan protokol kesehatan sesuai ketentuan. "Stimulusnya bisa dengan pinjaman bunga rendah atau pemutihan pajak," katanya. "Dan penting juga untuk memastikan stimulus itu tepat sasaran."
Bambang mengatakan sekitar 900 objek wisata berung dalam Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia atau PUTRI. Lini usaha objek wisata itu bermacam-macam. Ada taman rekreaksi yang kecil, taman rekreasi dengan lingkup yang besar, termasuk museum, hotel, wisata kuliner, dan suvenir.
Semua jenis usaha pariwisata tersebut, menurut Bambang, memang harus menerapkan protokol kesehatan di masa adaptasi kebiasaan baru. "Setiap objek wisata yang sudah bergerak, boleh buka dengan protokol kesehatan," katanya.