TEMPO.CO, Jakarta - Setelah terpuruk beberapa bulan karena pandemi virus corona (Covid-19), pariwisata Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau berangsur pulih. Pola baru pun diterapkan untuk memikat kembali wisatawan domestik.
"Kami bekerja sama dengan influencer (jasa pemengaruh) dari dalam dan luar negeri untuk mempromosikan pariwisata agar meningkat," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bintan, Wan Rudy Iskandar saat seminar daring bertema Sosialisasi Adaptasi Kebiasaan Baru Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Senin, 31 Agustus 2020.
Pariwisata Bintan sudah dibuka sejak awal bulan Agustus. "Tampak kemajuan yang cukup untuk pariwisata beroperasi," ujarnya.
Pariwisata Bintan dibuka kembali dengan pedoman kesehatan pencegahan Covid-19. Salah satu upaya memulihkan pariwisata adalah membangun citra perhotelan, "Branding kembali perhotelan untuk kegiatan pariwisata maju lagi," katanya.
Pesan mengenai pedoman kesehatan pun disampaikan pula melalui tayangan video. "Video pendek juga sudah kami lakukan, supaya pesan ini bisa berjalan dengan baik," ujarnya.
Wan menjelaskan, pariwisata Bintan adalah salah satu unggulan di Indonesia. Pandemi telah membuat pariwisata terpuruk sejak Maret. Ia mafhum, ketika sepi wisatawan mancanegara dipengaruhi pula Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Nomor 11 Tahun 2020.
Peraturan itu melarang sementara orang asing untuk masuk maupun singgah di wilayah Indonesia untuk mencegah penyebaran Covid-19, "Itu mengakibatkan pasar utama (turis) asing menjadi nol kehadiran," ujarnya.
Menurut Wan, situasi itu berdampak besar untuk pariwisata. Bintan, kata dia, adalah kawasan wisata Indonesia yang sangat dekat dengan Singapura. "Lebih kurang 50 menit sampai naik kapal feri. Pasar (turis asing) 30 persen hingga 40 persen wisatawan mancanegara berasal dari Singapura dan Malaysia," katanya.