TEMPO.CO, Jakarta - Sejak Maret hingga Juni, pariwisata kian surut di Belitung karena pandemi virus corona (Covid-19). Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Belitung, Jasagung Hariyadi mengatakan, bahwa selama itu sepi kunjungan wisatawan.
"Kunjungan wisatawan di Belitung agak stagnan terutama bulan Maret. Bulan Juli begitu dibuka objek wisata sudah mulai dikunjungi," katanya saat seminar daring bertema Sosialisasi Adaptasi Kebiasaan Baru Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Senin, 31 Agustus 2020.
Pariwisata Belitung kembali menerima kunjungan wisatawan pada 1 Juli 2020. Sebelum itu, Pemerintah Belitung menyusun pedoman untuk normal baru, yang tertuang dalam Peraturan Bupati Belitung Nomor 23 Tahun 2020, yang diterbitkan pada 17 Juni 2020.
Pariwisata Belitung, kata Jasagung, berupaya untuk memikat kunjungan wisatawan pada Agustus hingga Desember. "Kami berharap sampai Desember itu banyak (wisatawan), karena September kami mulai mengadakan beberapa kegiatan," katanya.
Ia menjelaskan, antara lain kegiatan pariwisata dan ekonomi kreatif itu adalah bazar, "Bazar ekonomi kreatif, 9 September sampai 13 September, dilanjutkan dengan festival layang-layang, 17 Oktober hingga 19 Oktober," ujarnya.
Jasagung menambahkan, selain beberapa acara itu akan ada pula Belitung Creative Week dan Festival Tanjung Kelayang. "Itu (acara) yang sementara terdaftar di kami," ucapnya.
Menurut Jasagung, pemulihan sektor pariwisata di Belitung dimulai bertahap pada Juni. Momen itu ketika Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif meluncurkan program Kebersihan, Kesehatan, Keamanan, dan Keberlanjutan Lingkungan (CHSE).
"SOP (prosedur operasi standar) sudah disusun dalam Peraturan Bupati. Kami sudah melakukan sosialisasi dan edukasi para pelaku wisata," katanya.