Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kelestarian Danau Sentani Menurun, Karena Warga Lupa 3 Hal Sakral Ini

image-gnews
Menyambut Festival Danau Sentani 2016
Menyambut Festival Danau Sentani 2016
Iklan

TEMPO.CO, JakartaDanau Sentani yang ada di bagian Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura, Papua, tak hanya terkenal keindahannya. Wilayah tersebut merupakan salah satu lokasi situs arkeologi zaman prasejarah. Di danau yang memiliki 21 gugusan pulau itu, warga sangat menjaga tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi.

“Masyarakat tradisional Sentani itu percaya bahwa dewa selalu melihat mereka, istilahnya hue jokho erele,” ujar akademisi dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Cenderawasih Wigati Yektiningtyas-Modouw dalam webinar bertajuk 'Danau Sentani Dalam Kajian Arkeologi, Geologi dan Budaya Papua', pada Rabu 26 Agustus 2020.

Dengan kepercayaan seperti itu, masyarakat Sentani sangat berhati-hati dalam setiap tindakannya. Termasuk dalam mengelola danau sebagai lingkungan utama mereka.

Dalam webinar yang digelar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Balai Arkeologi Papua itu, Wigati mengatakan bahwa masyarakat Sentani jaman dulu sangat percaya pada keselarasan hubungan yang tercermin dalam tiga relasi sakral yang dijaga dari generasi ke generasi.

Pertama relasi mereka dengan Hu yakni sang dewa/matahari yang selalu melihat mereka, kedua relasi dengan manusia dengan manusia, dan ketiga relasi mereka dengan alam/lingkungan.

Kuatnya relasi itu membuat keindahan Danau Sentani dari dulu sangat terjaga. Dengan flora dan fauna yang amat lengkap, hutan Sagu yang amat luas dan lanskap yang sangat indah seperti tergambar dalam lukisan-lukisan kayu di masa lalu.

“Masyarakat Sentani adalah masyarakat yang amat bersyukur,” ujar Wigati yang sudah 30 tahun mengamati kehidupan warga Sentani itu.

Namun ia tak menampik, saat ini ketika relasi keselarasan itu mulai mengendur dalam masyarakat Sentani, sejumlah persoalan di sekitar danau mulai muncul. Seperti berserakannya sampah, populasi flora dan fauna yang berkurang drastis, semakin sedikitnya lahan hutan Sagu dan akhirnya membuat harga Sagu melonjak.

Kurang dari sebulan lagi Festival Danau Sentani (FDS) VIII akan digelar. Pemerintah daerah dan masyarakat setempat bersinergi menyiapkan perhelatan akbar tahunan ini

“Danau Sentani seperti sedang sakit, maka perlu disembuhkan, yang harus kita lakukan refleksi bersama untuk kembali merawat Sentani baik lingkungannya, hutannya, sungainya dan masyarakatnya,” ujarnya.

Menurut Wigati ada tiga hal yang bisa ditempuh untuk mengembalikan keseimbangan alam di Sentani. Antara lain dengan memajukan pendidikan di Sentani, lalu mendampingi keluarga keluarga di Sentani dan memberdayakan masyarakatnya dalam mengelola dan merawat lingkungan lebih disiplin.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Fosil di Sekitar Danau Sentani

Peneliti Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto, dalam kesempatan itu memaparkan soal penelitian atas situs megalitik yang terserak di kampung-kampung sekitar sisi barat Danau Sentani.
Kampung-kampung sekitar Sentani yang terdapat situs arkeologi itu meliputi Doyo Lama, Kwadeware, dan Dondai.

“Saat ini sampel-sampel dari situs arkeologi di Sentani itu sudah kami kirim ke laboratorium Australian National University untuk diteliti, khususnya soal umur pastinya,” ujarnya.

Adapun peneliti Program Studi Teknik Geologi Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB) Institut Teknologi Bandung Yahdi Zaim dalam kesempatan itu menyinggung soal temuan fosil kanguru –hewan yang identik dengan Australia- di Nimboran, Kabupaten Jayapura dalam kaitannya dengan keberadaan lanskap prasejarah yang membentuk Sentani.

“Mengapa keberadaan kangguru bisa ada di situ, saya kira kangguru adalah hewan yang juga bisa berenang. Dia bisa menyeberang, dan itu sangat mungkin terjadi ketika Paparan Sahul itu menjadi darat,” ujarnya.

Paparan Sahul sendiri merupakan bagian lempeng landas kontinen benua Sahul yang terletak di lepas pantai utara Australia dan lautan selatan pulau Papua. “Seperti kita ketahui, fluktuasi muka air laut yang terakhir itu atau last glacial, terjadi 18-20 ribu tahun lalu. Saat itu muka air laut dunia berkisar di bawah 100-120 meter dari permukaan air laut sekarang,” ujarnya.

Arkeolog Balai Arkeologi Papua memeriksa menhir yang ditemukan di Bukit Yomokho, dekat Danau Sentani, Jayapura, Oktober 2019. Daerah ini diduga hunian prasejarah dari zaman neolitik sampai megalitik. (Dok. Hari Suroto/Balar Papua)

Dengan kondisi minus lebih dari 100 meter itu, ujar Yahdi, sangat mungkin ada daratan yang menjembatani atau menghubungkan antara Australia dan Papua. Sehingga sangat masuk akal ada kangguru di Papua.

PRIBADI WICAKSONO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bertemu Panglima TNI, Ketua Komnas HAM Sebut Tak Khusus Bahas Soal Papua

2 jam lalu

Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan keterangan kepada wartawan terkait persoalan HAM selama Pemilu 2024 di Jakarta, Rabu, 21 Februari 2024. Sejumlah pelanggaran HAM yang ditemukan di antaranya, hak pilih kelompok marginal dan rentan, netralitas aparatur negara, hak kesehatan, dan hak hidup petugas pemilu. ANTARA/Aditya Pradana Putra
Bertemu Panglima TNI, Ketua Komnas HAM Sebut Tak Khusus Bahas Soal Papua

Pertemuan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan Komnas HAM tidak secara khusus membahas konflik di Papua dan upaya penyelesaiannya.


TPNPB Kembali Tuding TNI Jatuhkan Bom di Papua Demi Selamatkan Pilot Susi Air

13 jam lalu

Sebby Sambom. phaul-heger.blogspot.com
TPNPB Kembali Tuding TNI Jatuhkan Bom di Papua Demi Selamatkan Pilot Susi Air

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) kembali menuding TNI melakukan pengeboman untuk menyelamatkan pilot Susi Air


Kapendam Cendrawasih Bantah Tudingan TPNPB-OPM soal Zona Perang di Paniai Papua

1 hari lalu

Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Candra Kurniawan. Foto: Dok. Pendam XVII/Cenderawasih
Kapendam Cendrawasih Bantah Tudingan TPNPB-OPM soal Zona Perang di Paniai Papua

TNI membantah menetapkan wilayah di Papua, khususnya Paniai sebagai kawasan peperangan atau zona operasi khusus militer.


TPNPB-OPM Bunuh Polisi, Kapolda: Kami Tak Akan Biarkan Mereka Bikin Kejahatan di Tanah Papua

1 hari lalu

Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri berjalan usai mengikuti rapat koordinasi terkait kondisi terkini di Papua pasca penangkapan Gubernur non aktif Lukas Enembe, di gedung KPK, Jakarta, Selasa, 7 Februari 2023. Berdasarkan hasil rapat tersebut, Ketua KPK Firli Bahuri mengatakan bahwa kondisi Papua aman dan damai pascapenangkapan Lukas Enembe. TEMPO/Imam Sukamto
TPNPB-OPM Bunuh Polisi, Kapolda: Kami Tak Akan Biarkan Mereka Bikin Kejahatan di Tanah Papua

Kapolda Papua Irjen Mathius D. Fakhiri mengatakan tidak akan membiarkan TPNPB-OPM melakukan kejahatan di Papua.


Pemerintah Diminta Tak Bebankan Penyelesaian Konflik Papua Hanya pada TNI dan Polri

1 hari lalu

Ilustrasi TNI. ANTARA
Pemerintah Diminta Tak Bebankan Penyelesaian Konflik Papua Hanya pada TNI dan Polri

Pemerintah harus menyelesaikan masalah di Papua dengan cara-cara yang komprehensif dan lintas sektor.


Kapendam Cendrawasih Bantah Tambah Pasukan TNI di Paniai Papua

1 hari lalu

Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Candra Kurniawan. Foto: Dok. Pendam XVII/Cenderawasih
Kapendam Cendrawasih Bantah Tambah Pasukan TNI di Paniai Papua

Kapendam XVII Cendrawasih Letkol Inf Candra Kurniawan membantah tudingan adanya pengerahan pasukan gabungan TNI-Polri di Paniai.


Bentrok TNI Vs Brimob di Sorong, Kapolda Papua: Masalah Sepele, Perkelahian Antaroknum

1 hari lalu

Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri berjalan usai mengikuti rapat koordinasi terkait kondisi terkini di Papua pasca penangkapan Gubernur non aktif Lukas Enembe, di gedung KPK, Jakarta, Selasa, 7 Februari 2023. Berdasarkan hasil rapat tersebut, Ketua KPK Firli Bahuri mengatakan bahwa kondisi Papua aman dan damai pascapenangkapan Lukas Enembe. TEMPO/Imam Sukamto
Bentrok TNI Vs Brimob di Sorong, Kapolda Papua: Masalah Sepele, Perkelahian Antaroknum

Kapolda Papua Irjen Mathius D. Fakhiri mengatakan bentrok TNI Vs Brimob di Sorong tak menganggu kondisi keamanan Papua secara keseluruhan.


Kasatgas Operasi Damai Cartenz Bantah Pernyataan Jubir TPNPB-OPM soal Pengerahan TNI-Polri

2 hari lalu

Kasatgas Damai Cartenz Kombes Pol. Faizal Rahmadani. ANTARA/Evarukdijati
Kasatgas Operasi Damai Cartenz Bantah Pernyataan Jubir TPNPB-OPM soal Pengerahan TNI-Polri

Kepala Satuan Tugas Operasi Damai Cartenz membantah tudingan adanya pengarahan pasukan gabungan TNI-Polri setelah penembakan Dandim.


TPNPB-OPM Klaim Ada Mobilisasi Militer Buntut Pembunuhan Danramil Aradide, Ini Kata Satgas Damai Cartenz

2 hari lalu

Pasukan TNI-Polri menembak mati satu anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) saat akan menyerang pesawat sipil yang hendak mendarat di Bandara Oksibil di Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Pegunungan, Jumat, 22 September 2023. [Penerangan Kogabwilhan III)
TPNPB-OPM Klaim Ada Mobilisasi Militer Buntut Pembunuhan Danramil Aradide, Ini Kata Satgas Damai Cartenz

Pengerahan pasukan TNI-Polri itu berlangsung setelah TPNPB OPM pimpinan Matius Gobai membunuh Danramil Aradide Letda Oktovianus Sogalrey.


TPNPB OPM Akui Tikam Anggota Polri Bripda Oktovianus Buara hingga Tewas di Yahukimo

2 hari lalu

Jenazah Bripda Oktovianus Buara yang ditemukan meninggal akibat dianiaya di Dekai tiba di Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Selasa 16 April 2024. (ANTARA/HO/Dok KP3 Bandara Sentani)
TPNPB OPM Akui Tikam Anggota Polri Bripda Oktovianus Buara hingga Tewas di Yahukimo

TPNPB OPM menyatakan bertanggung jawab atas pembunuhan Bripda Oktavianus Rebuara, polisi yang bertugas di Dekai, Yahukimo, Papua Pegunungan.