TEMPO.CO, Jakarta - Keindahan alam tidak selalu menjadi daya tarik wisata untuk menarik minat pengunjung. Para penggerak pariwisata di Lubuk Penyengat, Desa Baru, Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muarojambi, Provinsi Jambi, mengangkat keunikan burung manyar dalam membuat sarang sebagai daya tarik wisata.
Seorang penggerak wisata di Lubuk Penyengat, Ahmad Misran mengatakan kegigihan burung manyar dalam membuat sarang menarik untuk diperlihatkan kepada masyarakat. "Kita bisa melihat semangat burung manyar membangun sarang, tak ada rotan akar pun jadi," kata Ahmad Misran pada Sabtu, 22 Agustus 2020.
Sarang burung manyar yang terdapat di Lubuk Penyengat ini berukuran besar dan bentuknya tertutup. Terdapat beberapa sarang burung manyar yang bisa dilihat dan diamati dari dekat. Ada lubang di setiap sarang sebagai pintu masuk dan keluar burung manyar.
Komplek Situs Candi Muarojambi. TEMPO/Zulkarnain
Untuk sampai ke daerah Lubuk Penyengat, wisatawan bisa menempuh perjalanan dari Kota Jambi sejauh 12 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 20 menit. Sebelum masuk ke kawasan Percandian Muara Muara Jambi, wisatawan akan mendapat penunjuk arah ke sebelah kiri menuju Lubuk Penyengat.
Ahmad Misran mengatakan kelompok penggerak pariwisata di Lubuk Penyengat berusaha membangun wisata tematik untuk menarik kunjungan. Sejak pandemi Covid-19 merebak, mereka kehilangan penghasilan karena destinasi wisata Candi Muarojambi ditutup. "Kami merenovasi beberapa fasilitas wisata untuk dijadikan wisata tematik. Kami juga menyediakan Pokoknya tetap semangat," katanya.
Kelompok penggerak pariwisata juga memadukan destinasi wisata tematik tadi dengan kuliner khas dan cenderamata di sana. Beberapa cenderamata yang dibuat oleh pemuda setempat antara lain miniatur Candi Muarojambi, rumah tradisional Jambi, lumbung padi, gelang bebalik sumpah, dan lainnya.