Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gochujang, Hidangan Pedas yang Mampu Menaklukkan Selera Eropa

Reporter

Editor

Ludhy Cahyana

image-gnews
Sebagai saus atau sambal gochujang bisa didapati pada hampir semua kuliner Korea. Foto: @kristindyal
Sebagai saus atau sambal gochujang bisa didapati pada hampir semua kuliner Korea. Foto: @kristindyal
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Orang-orang Eropa tak begitu suka rasa pedas yang kuat, bukan rahasia lagi. Salah satu kisah bagaimana orang-orang Eropa tak menyukai rasa pedas pada cabai pada hidangan Korea, ditulis oleh petualang 

Salah satu orang Barat pertama yang menulis tentang Korea adalah petualang era Victoria, Isabella Bird pada tahun 1890-an. Ia menggambarkan gochujang dengan perasaan ngeri. Lalu ia mengatakan pasta cabai itu sebagai "saus yang berbau tajam dan tidak menyenangkan, yang sebagian besar adalah capsicum dan kacang busuk yang difermentasi!".

Tapi selera memang bisa berubah. Seiring globalisasi yang menyatukan negara-negara dunia menjadi sebuah global villagegochujang adalah barang populer di Inggris dan AS. Makin banyak turis ke Korea makin populer pula gochujang.

Dinukil dari BBC, gochujang mudah ditemui di grosir makanan Bidfood hingga National Restaurant Association. Sering disebut sebagai "sriracha baru". Lalu bagaimana "sambal" Korea ini bisa mendunia? 

Ini bukan tiba-tiba. Perusahaan Gochujang telah menghabiskan satu dekade terakhir untuk mengembangkan strategi ekspor mereka. Di Korea Selatan, gochujang dijual dalam bentuk mentah, bahan dasar untuk saus, bumbu perendam, dan semur. Tetapi pasta yang kental dan lengket ini dirancang ulang sebagai bumbu botol untuk pasar Barat.

Agar makin mudah diterima dengan selera Barat, sering kali dikombinasikan dengan saus lain seperti mayones. Pedasnya juga berkurang. Produsen Gochujang bahkan bekerja sama dengan Institut Penelitian Makanan Korea untuk membuat ukuran kepedasan yang disebut GHU (Unit Rasa Panas Gochujang). Ini berhasil. Pada 2018, ekspor gochujang Korea Selatan bernilai US$ 36,81 juta - naik 15 persen dari tahun sebelumnya - dengan sebagian besar masuk ke Inggris dan AS.

Namun daya tarik sebenarnya bukanlah pedas atau panas, tetapi kompleksitas. Gochujang memiliki beberapa rasa sekaligus: pedas tetapi juga manis dan asin dengan sentuhan umami alias gurih -- disebut gamchilmat dalam bahasa Korea. Rasanya tak tergantikan. Mungkin itu sebabnya 21 persen orang Korea Selatan mengemas gochujang saat bepergian ke luar negeri, menurut Kantor Berita Yonhap.

Gochujang menjadi makanan pelengkap wajib dan seringkali jadi pusat "semesta" dalam menu Korea Selatan. Foto: @yumeeeun

Meskipun gochujang khas Korea, cabai tidak. Mereka tiba di akhir tahun 1500-an, setelah menempuh perjalanan jauh dari Amerika, yang dibawa para penjelajah Eropa. Secara ilmiah mereka berasal dari spesies Capsicum annuum L., yang merupakan bagian terbesar dari lima spesies cabai budidaya,  termasuk jalapenos.

Catatan tertulis pertama tentang gochujang dicatat oleh tabib kerajaan Si-pil Yi pada tahun 1720-an dalam ringkasan menu yang dimakan di istana. Ini adalah resep Sunchang gochjang, merujuk pada daerah yang masih terkenal dengan sambal terasi hingga saat ini.

Sekitar 230 km selatan Seoul, Sunchang merayakan warisan kulinernya dengan festival tahunan di Desa Gochujang. Ada juga Museum Pasta Tradisional Sunchang, yang terletak di 43 Jangnyu-ro, yang diterjemahkan sebagai "Jalan Pasta Fermentasi". Di sana, pemandu wisata budaya, Won-jun Yang, memaparkan alasan gochujang dinobatkan menjadi makanan raja.

“Ada tiga alasan mengapa gochujang Sunchang begitu bagus,” jelas Yang, yang juga menulis tentang gochujang untuk situs web Kabupaten Sunchang. “Pertama, sebagian besar daerah membuat gochujang di musim semi, tetapi gochujang Sunchang dibuat selama bulan ke-8 dan ke-9 dan berfermentasi selama musim dingin. Kedua, air di wilayah ini enak. Ketiga, Sunchang memiliki lebih dari 77 hari berkabut setiap tahun - udaranya menahan air seperti spons yang baik untuk bakteri dan fermentasi."

Dan bakteri itu baik untuk pencernaan manusia. Sejak awal gochujang digunakan sebagai bahan pangan obat, terutama untuk masalah pencernaan. Itu bahkan dikreditkan dengan menyelamatkan nyawa Raja Yeongjo pada tahun 1748 - mungkin sedikit berlebihan, tetapi para dokter kuno itu berada di jalur yang benar.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saat ini, dunia kedokteran telah menemukan makanan fermentasi alami sangat bagus untuk usus. Dan kacang Korea berbahan kedelai, dikaitkan dengan berbagai manfaat dari menurunkan kolesterol hingga melawan kanker.

Tapi gochujang lebih cepat dikenal sebagai hidangan yang lezat. Sepanjang abad ke-18, itu muncul dalam catatan kekaisaran, buku manajemen rumah, dan bahkan puisi. Pada akhir abad ke-19, gochujang sudah menjadi makanan pokok yang disajikan untuk segala usia.

Cara Pembuatan Gochujang

Orang Korea umumnya tinggal di apartemen dan membeli gochujang dalam wadah plastik, yang dapat dengan mudah dimasukkan ke dalam lemari es.

Pendiri Moolmaru, Jeong-seon Bu, yang memegang tiga hak paten untuk proses pembuatan gochujang, memberi resep sederhana. Langkah pertama untuk membuat gochujang adalah menumbuk kedelai rebus, bahan dasar semua gochujang Korea.

Dia bersikeras agar para muridnya, menumbuk kedelai dengan cara kuno, dan anak-anak dengan senang hati menginjak kacang hingga menjadi bubur. Lalu dicetak menjadi batu bata bundar yang disebut meju dan diletakkan di atas alas jerami padi.

Meju membutuhkan waktu 40 hari untuk memfermentasi dan mengering, menyerap jamur dan bakteri baik.

Kemudian meju ditumbuk dan dipadukan dengan gochugaru, bubuk cabai yang terbuat dari paprika merah yang dijemur. Bahan lain yang ada dalam resep Bu adalah kaldu sayur, garam, bubuk barley untuk pemanis, sedikit enzim buah untuk membantu fermentasi, dan pati. Bu menggunakan ssal (nasi), jadi miliknya adalah ssal gochujang.

Kemudian pasta dimasukkan ke dalam onggi untuk difermentasi. “Ongi masih hidup. Mereka bernafas, ”kata Bu, merujuk pada tanah liat berpori yang memungkinkan aliran udara. “Ini adalah lingkungan yang sempurna untuk mikroorganisme yang baik.” Gochujang siap dimakan setelah satu tahun.

Gochujang selain pedas, asin, manis, juga memiliki rasa umami. Dan yang terpenting mengandung bakteri yang baik untuk pencernaan. Foto: @kimchimari

Meskipun fanatik dengan cara pembuatan dan cita rasa klasik, Bu mendukung gochujang lembut dengan campuran mayonais pedas yang sedang tren di Barat. Meskipun rasa-rasa itu, jauh dari gochujang yang asli. Bahkan, Dia bahkan telah mengembangkan beberapa campuran fusion sendiri, seperti olesan gochujang-kecap yang cocok untuk daging babi hitam lokal.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Piala Asia U-23 2024: Shin Tae-yong Siapkan Strategi Khusus untuk Redam Korea Selatan

46 menit lalu

Shin Tae-yong. Foto: Tim Media PSSI
Piala Asia U-23 2024: Shin Tae-yong Siapkan Strategi Khusus untuk Redam Korea Selatan

Shin Tae-yong mengantisipasi kemampuan set piece Korea Selatan menjelang laga perempat final Piala Asia U-23 2024.


Shin Tae-yong Waspadai 3 Pemain Korea Selatan di Perempat Final Piala Asia U-23 2024

1 jam lalu

Pelatih timnas U-23 Indonesia, Shin Tae-yong. Kredit: Tim Media PSSI
Shin Tae-yong Waspadai 3 Pemain Korea Selatan di Perempat Final Piala Asia U-23 2024

Pelatih Timnas U-23 Indonesia Shin Tae-yong telah menyiapkan strategi untuk permainan Korea Selatan di perempat final Piala Asia U-23 2024.


Piala Asia U-23: Shin Tae-yong Akui Bakal Kesulitan Hadapi Korea Selatan, tapi Tetap Incar Kemenangan

3 jam lalu

Shin Tae-yong. Foto: Tim Media PSSI
Piala Asia U-23: Shin Tae-yong Akui Bakal Kesulitan Hadapi Korea Selatan, tapi Tetap Incar Kemenangan

Shin Tae-yong mengaku tidak cukup senang dengan situasi Timnas U-23 Indonesia vs Korea Selatan di Piala Asia U-23 2024.


Timnas U-23 Indonesia Kekuatan Penuh Lawan Korea Selatan, Erick Thohir Ingin Shin Tae-yong Beri Kemenangan

6 jam lalu

Ketua Umum PSSI Erick Thohir saat ditemui di Menara Danareksa, Jakarta Pusat, Jumat, 19 April 2024. TEMPO/Randy
Timnas U-23 Indonesia Kekuatan Penuh Lawan Korea Selatan, Erick Thohir Ingin Shin Tae-yong Beri Kemenangan

Ketua Umum PSSI Erick Thohir bersyukur semua pemain yang diinginkan Shin Tae-yong bisa tampil pada laga Timnas U-23 Indonesia vs Korea Selatan.


Piala Asia U-23: Hadapi Korea Selatan, Shin Tae-yong Nilai Timnas Indonesia U-23 Lebih Diuntungkan

9 jam lalu

Shin Tae-yong memimpin latihan Timnas U-23 Indonesia di Dubai pada Selasa, 2 April 2024. PSSI
Piala Asia U-23: Hadapi Korea Selatan, Shin Tae-yong Nilai Timnas Indonesia U-23 Lebih Diuntungkan

Shin Tae-yong mengungkapkan ada dua faktor Timnas Indonesia U-23 lebih diuntungkan ketimbang Korea Selatan jelang perempat final Piala Asia U-23 2024.


Tajir Melintir, Ini 5 Seniman Peran Korea Selatan Keturunan Chaebol

12 jam lalu

Kim Tae Hee di drama Korea Hi Bye, Mama. Instagram/@tvdama.official
Tajir Melintir, Ini 5 Seniman Peran Korea Selatan Keturunan Chaebol

Seniman peran Korea Selatan berasal dari berbagai kalangan, termasuk dari keluarga chaebol yang tajir meintir.


5 Pemain Korea Selatan yang Bisa Rusak Pertahanan Timnas Indonesia U-23 di Perempat Final Piala Asia U-23 2024

14 jam lalu

Para pemain Korea Selatan berselebrasi usai mencetak gol ke gawang Jepang di Piala Asia U-23 2024. Twitter @afcasiancup.
5 Pemain Korea Selatan yang Bisa Rusak Pertahanan Timnas Indonesia U-23 di Perempat Final Piala Asia U-23 2024

Simak lima pemain Korea Selatan yang harus diwaspadai timnas Indonesia U-23 di perempat final Piala Asia U-23 2024.


Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

14 jam lalu

Aktris Jun Ji Hyun. (Soompi)
Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

Kisah cinta dengan kalangan chaebol juga dialami sejumlah aktris Korea Selatan.


Piala Asia U-23 2024: Sosok Hwang Sun-hong, Pelatih Korea Selatan U-23 yang Akan Dihadapi Shin Tae-yong

16 jam lalu

Pelatih Korea Selatan Hwang Sun-hong. Foto : AFC
Piala Asia U-23 2024: Sosok Hwang Sun-hong, Pelatih Korea Selatan U-23 yang Akan Dihadapi Shin Tae-yong

Hwang Sun-hong yang menjadi pelatih timnas U-23 Korea Selatan sejak September 2021 berhasil membimbing timnya ke perempat final Piala Asia U-23 2024.


Chaeyoung TWICE Genap 25 Tahun, Simak Profilnya

1 hari lalu

Chaeyoung TWICE. (Soompi.com)
Chaeyoung TWICE Genap 25 Tahun, Simak Profilnya

Chaeyoung TWICE merupakan rapper dalam girl band Twice. Ia lahir pada 23 April 1999 di Seoul, Korea Selatan.