Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cara Bangkitkan Usaha Pariwisata yang Mati Suri di Yogyakarta

image-gnews
Sejumlah perajin perak menyelesaikan pesanan di Kampung Trunojayan, Kotagede, Yogyakarta, 21 November 2017. Kerajinan perak Kotagede punya motif khas dari tanaman teratai dan teknik membuatnya dengan filigri (membentuk dengan kawat perak yang tipis) yang hanya bisa dikerjakan oleh perajin yang teliti. ANTARA FOTO/Maulana Surya
Sejumlah perajin perak menyelesaikan pesanan di Kampung Trunojayan, Kotagede, Yogyakarta, 21 November 2017. Kerajinan perak Kotagede punya motif khas dari tanaman teratai dan teknik membuatnya dengan filigri (membentuk dengan kawat perak yang tipis) yang hanya bisa dikerjakan oleh perajin yang teliti. ANTARA FOTO/Maulana Surya
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sektor pariwisata di Yogyakarta seolah mati suri selama pandemi Covid-19. Pengelola destinasi wisata, perajin cenderamata, pemilik penginapan, dan lainnya, semua berhenti berdenyut sejak wabah corona merebak pada pertengahan Maret 2020.

Memasuki masa new normal pandemi Covid-19, pariwisata di Yogyakarta mulai menggeliat kembali. Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta melalui layanan visitingjogja.com mencatat, sejak Juli hingga Agustus 2020, lebih dari 27 ribu wisatawan datang ke sana.

Hanya saja, kedatangan wisatawan ini belum diiringi dengan bangkitnya berbagai lini usaha di sektor pariwisata. Direktur Utama Bank Pembangunan Daerah atau BPD DI Yogyakarta, Santoso Rohmad mengatakan masih banyak pelaku industri yang belum siap menyambut wisatawan karena tak punya modal dan tak tahu harus memulai lagi dari mana.

"Kami mendorong munculnya pelaku-pelaku baru industri pariwisata dengan memanfaatkan layanan yang sudah disiapkan pemerintah," ujar Santoso Rohmad di Yogyakarta, Selasa 4 Agustus 2020. Saat ini bank milik Pemerintah DI Yogyakarta itu mengelola dana sebesar Rp 400 miliar untuk kredit usaha rakyat atau KUR.

Dari dana itu, sektor pariwisata mendapat prioritas. Plafon kredit yang dapat diajukan mulai dari Rp 1 juta hingga Rp 500 juta. Rohmad mencontohkan, bagi pemilik homestay di destinasi wisata dapat memanfaatkan layanan itu sebagai kredit lunak untuk kembali membuka usahanya.

Homestay di kawasan Gunung Api Nglanggeran Gunungkidul, Yogyakarta. TEMPO | Pribadi Wicaksono

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jika sebelumnya homestay tersebut belum memiliki fasilitas protokol Covid-19 yang memadai, maka kredit ini dapat digunakan untuk membeli peralatan untuk memenuhi protokol kesehatan. "Yang penting tidak untuk kebutuhan konsumtif, melainkan mendukung usaha jasa pariwisata agar siap beroperasi kembali," ujarnya.

Pelaku industri pariwisata sekunder juga dapat memanfaatkan kredit lunak ini. Misalkan perajin batik, cenderamata atau kuliner oleh-oleh. Rohmad menambahkan, pengusaha pariwisata yang bergabung dalam organisasi Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah bisa mendapatkan keringanan bunga saat mengajukan kredit ini.

Kepala Dinas Pariwisata DI Yogyakarta, Singgih Raharjo mengatakan sektor pariwisata terpantau menggeliat perlahan sepanjang Juli hingga awal Agustus 2020. Sebanyak 51 persen wisatawan yang datang ke Yogyakarta berasal dari luar daerah, sedangkan sisanya dari kabupaten/kota di DI Yogyakarta. "Yang terbanyak adalah wisatawan asal Jawa Tengah," ujarnya.

Kendati sudah banyak wisatawan yang berkunjung, Singgih Raharjo mengatakan pemerintah belum berencana membuka semua destinasi wisata karena masih dalam masa tanggap darurat sampai akhir Agustus 2020. Pemerintah fokus memantau uji coba 32 objek wisata yang sudah dibuka sejak Juli lalu.

Berdasarkan evaluasi uji coba di sejumlah destinasi wisata yang sudah beroperasi, Singgih mengatakan masih banyak wisatawan yang belum mematuhi protokol kesehatan. "Pengelola objek wisata harus berulang kali mengingatkan mereka agar menaati protokol kesehatan, misalkan belum pakai masker, akhirnya wisatawan beli masker dulu," ujarnya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Alexander Marwata Beberkan Nama-Nama Pegawai KPK yang Diperiksa Polda Metro Jaya

23 menit lalu

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata memberikan keterangan kepada awak media, di gedung KPK, Jakarta, Selasa, 19 Maret 2024. KPK mengungkapkan telah menaikan status penyelidikan ke tingkat penyidikan dugaan penyimpangan tindak pidana korupsi dalam pemberian fasilitas penyaluran kredit Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). TEMPO/Imam Sukamto
Alexander Marwata Beberkan Nama-Nama Pegawai KPK yang Diperiksa Polda Metro Jaya

Wakil Ketua KPK Alexander Marwata, membeberkan nama-nama pegawai lembaga antikorupsi itu yang telah diperiksa oleh Polda Metro Jaya.


Promosikan Cenderamata, Pelaku Wisata Didorong Manfaatkan Layanan Indikasi Geografis

28 menit lalu

Batik Nitik Yogyakarta yang sudah tercatat dalam indikasi geografis. Tempo/Pribadi Wicaksono
Promosikan Cenderamata, Pelaku Wisata Didorong Manfaatkan Layanan Indikasi Geografis

Ketika cenderamata lokal sudah tertandai dengan indikasi geografis, reputasinya akan terangkat karena produk itu sudah dinyatakan original.


Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Dinilai Berpotensi Langgar Undang-undang

2 jam lalu

Ilustrasi penumpang pesawat terbang. Unsplash.com/Mohammad Arrahmanur
Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Dinilai Berpotensi Langgar Undang-undang

Rencana pemerintah memberlakukan penarikan iuran pariwisata di tiket pesawat dinilai berpotensi melanggar undang-undang.


Tolak Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, Garuda Indonesia: Membebani Penumpang

4 jam lalu

Direktur Utama Garuda Indonesia Tbk Irfan Setiaputra saat pemungutan suara PKPU di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jumat, 17 Juni 2022 [Tempo/Eka Yudha Saputra]
Tolak Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, Garuda Indonesia: Membebani Penumpang

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Saputra menyatakan tidak setuju terhadap rencana penerapan iuran pariwisata di tiket pesawat.


Sandiaga Uno Optimistis BNI Java Jazz Tingkatkan Kunjungan Wisatawan

5 jam lalu

Anastasya Poetri tampil di BNI Java Jazz Festival 2023, Minggu, 4 Juni 2023. Dok. Anastasya Poetri
Sandiaga Uno Optimistis BNI Java Jazz Tingkatkan Kunjungan Wisatawan

Sandiaga Uno yakin BNI Java Jazz akan meningkatkan kunjungan wisatawan.


5 Keunikan Kawah Ijen yang Membuat Turis Asing Penasaran

7 jam lalu

Pengunjung melihat kawah dari kaldera Gunung Ijen di Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu, 4 Juni 2023. TWA Ijen yang telah ditetapkan sebagai anggota UNESCO Global Geopark (UGG) itu ramai dikunjungi wisatawan domestik dan mancanegara saat liburan. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya
5 Keunikan Kawah Ijen yang Membuat Turis Asing Penasaran

Tak hanya punya api biru, kawah Ijen punya berbagai keunikan yang membuat turis asing penasaran untuk datang.


Traveling ke Macau, Jangan Lewatkan 9 Destinasi Wisata Gratis

19 jam lalu

Macau Tower atau Menara Macau. Unsplash.com/Chris Wu
Traveling ke Macau, Jangan Lewatkan 9 Destinasi Wisata Gratis

Menikmati liburan di Macau tidak harus selalu mengeluarkan biaya mahal


Bank KB Bukopin Turunkan Rasio Kredit Berisiko

20 jam lalu

Bank KB Bukopin. Istimewa
Bank KB Bukopin Turunkan Rasio Kredit Berisiko

PT Bank KB Bukopin menurunkan rasio kredit berisiko hingga di bawah 35 persen.


Cegah Overtourism, Amsterdam Kurangi Jumlah Kapal Pesiar

22 jam lalu

Amsterdam, Belanda. Unsplash.com/Mathilda Khoo
Cegah Overtourism, Amsterdam Kurangi Jumlah Kapal Pesiar

Jumlah kapal pesiar sungai di Amsterdam meningkat hampir dua kali lipat sejak tahun 2011.


Akan ada Pungutan untuk Dana Abadi Pariwisata? Ini Penjelasan Sandiaga

1 hari lalu

Suasana arus puncak mudik lebaran di Bandara Internasional Hang Nadim Kota Batam, Sabtu 6 April 2024. TEMPO/Yogi Eka Sahputra
Akan ada Pungutan untuk Dana Abadi Pariwisata? Ini Penjelasan Sandiaga

Jika dikenakan Rp1 ribu saja per penumpang pesawat untuk Dana Abadi pariwisata, pemerintah bisa mengantongi Rp80 miliar setahun.