TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau PUPR mengembangkan teknologi toilet wisata ramah lingkungan. Toilet wisata ramah lingkungan ini akan diterapkan lebih dulu di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional atau KSPN.
Salah satu teknologi yang diterapkan pada toilet wisata ramah lingkungan adalah sistem pengolahan air limbah. "Ini bentuk pemanfaatan teknologi yang tepat guna, efektif, dan ramah lingkungan sekaligus memberikan nilai tambah bagi pembangunan berkelanjutan untuk generasi mendatang," kata Menteri PUPR Basuki Hadi Purnomo dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa 14 Juli 2020.
Prototipe teknologi toilet wisata ramah lingkungan ini telah diterapkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di dua destinasi wisata di Indonesia. Yakni, Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Prioritas Danau Toba Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2018 dan KSPN Morotai Provinsi Maluku Utara pada 2019.
Bangunan toilet wisata ramah lingkungan di salah satu Kawasan Strategis Pariwisata Nasional atau KSPN yang dikembangkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau PUPR. Foto: Dok. Kementerian PUPR
Pengolahan air limbah toilet wisata menerapkan teknologi biotour yang merupakan pengembangan rangkaian teknologi biofil. Air limbah diproses menggunakan sistem anaerobik di dalam bak penampungan berkapasitas sekitar 5.000 liter. Biofilter mengolah air limbah dari kloset, wastafel, dan urinoir toilet yang selanjutnya dialirkan ke empat kolam sanita yang dilengkapi batu koral dan ditanami tanaman air berbeda jenis seperti kana air, bambu air, papyrus, serta melati air.
Keunggulan teknologi toilet wisata ini di antaranya meningkatkan kualitas sanitasi di kawasan pariwisata, mempermudah akses wisatawan terhadap prasarana sanitasi, dan meningkatkan kesan estetis pada Instalansi Pengelolaan Air Limbah atau IPAL.