TEMPO.CO, Jakarta - Jalur kereta api listrik atau KRL, ternyata bisa dimanfaatkan untuk mencicipi rupa-rupa makanan yang disukai para komuter. Kedai makanan mereka berada di sekitar stasiun, yang memungkinkan para pelaju, mampir makan sebelum melanjutkan perjalanan.
Untuk berwisata kuliner di sepanjang jalur KRL dari Stasiun Bogor hingga Jakarta Kota atau Sudirman, pelancong hanya butuh mengeluarkan biaya tiket Rp12.000 pulang dan pergi. Berikut beberapa stasiun yang bisa dijadikan persinggahan untuk menikmati wisata kuliner di jalur KRL, sebagaimana dikutip dari ANTARA.
Roti Maryam Stasiun
Kedai pedagang roti Maryam bisa ditemui hampir di semua stasiun, misalnya Stasiun Bogor, Cilebut, Depok Baru, Cawang dan lainnya. Biasanya pedagang akan berteriak di depan kedai "Roti Maryam, sehat kakak".
Ada berbagai varian rasa yang bisa dipilih dengan harga berbeda yakni original (Rp8.000), cokelat (Rp9.000), cokelat kacang (Rp10.000) dan daging (Rp11.000).
Roti ini bisa dikudap sembari menanti kereta selanjutnya. Menyantapnya selagi hangat, membuat rasanya kian nikmat. Satu buah roti rasanya sudah mampu mengenyangkan perut yang kelaparan.
Ilustrasi roti Maryam. Shutterstock
Cilok Stasiun Pondok Cina
Aci dicolok alias cilok ternyata memiliki penggemar yang fanatik, meskipun jajanan ini hanya berupa tempung yang dibumbui lalu direbus. Coba mampir ke Stasiun Pondok Cina. Dari pintu keluar stasiun berjalanlah ke arah kanan, di sana bisa ditemui berbagai jajanan yang rata-rata dibanderol Rp10.000 per porsi, salah satunya cilok.
Cilok di stasiun itu berukuran kecil dan besar, lalu disiram kuah pedas tetapi masih sopan untuk lidah. Jika ingin membungkusnya lalu menyantap cilok di tempat lain, pedagang biasanya akan memberi sendok plastik untuk menyendok kuah cilok.
Bakso "WC" Stasiun UI
Sekitar tahun 2012 ada kedai bakso di Stasiun Universitas Indonesia (UI) sebelum dilakukan pembangunan, yang letaknya persis di sebelah toilet umum stasiun, sehingga sebagian mahasiswa UI menamainya bakso "WC".
Walau letaknya benar-benar bersebelahan dengan toilet, belum pernah ada yang komplain atau mencium bau toilet saat menyantap bakso. Rasa baksonya cukup disukai banyak orang, dan memiliki penggemar tersendiri. Ini membuat calon pembeli harus mengantre untuk bisa mendapatkan tempat duduk.
Ilustrasi bakso. Tempo/Francisca Christy Rosana
Setelah pembangunan, lokasi pedagang bakso pindah ke seberang jembatan, sisi yang sama dengan peron arah Jakarta dan posisinya juga tidak jauh dari toilet umum.
Bakmi Ayam Stasiun Lenteng Agung
Tak jauh dari seberang pintu masuk dan keluar Stasiun Lenteng Agung arah Depok, Anda akan menemui kedai penjual mi ayam yang kerap disebut Mi Ayam Lenteng atau bakmi ayam Lenteng oleh sebagian orang. Pedagang biasanya membuka kedainya mulai pukul 14.00 WIB hingga malam hari. Seporsi mi ayam biasanya dihargai mulai Rp13.000-Rp17.000.
Mi Ayam Keriting Luwes Stasiun Sudirman
Kedai mi ayam "Keriting Luwes" bisa Anda temui di seberang pintu masuk dan keluar Stasiun Sudirman bagian tengah atau tepatnya di Jalan Blora. Mi ini cukup disukai karena porsinya yang jumbo, dan menawarkan beragam rasa mi ayam semisal yamin dan kuah dengan tambahan bakso atau pangsit basah. Seporsi mi ayam biasanya dibanderol sekitar Rp20 ribuan.
Ilustrasi mi ayam (pixabay.com)
Toserba
Saat ini hampir di semua stasiun tersedia beberapa toko serba ada atau toserba, salah satunya Lawson yang biasanya menyediakan penganan siap santap mulai dari gorengan, onigiri dan berbagai makanan rebusan gaya Korea.
Jadi, keberadaan toserba ini cukup membantu mereka yang ingin bersantai sambil menanti kereta, sembari menikmati aneka kudapan.