TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Pariwisata Dunia (UNWTO) memprediksi wisatawan domestik bakal menggerakkan bisnis pariwisata pada masa new normal. Indonesia bisa menjadi permisalan.
Warga Indonesia bisa terbang dari Jakarta ke Yogyakarta, Bali, Lombok, atau berbagai daerah lainnya. Sementara penduduk Tokyo dapat menghindari stres pandemi dengan mendaki Gunung Fuji, dan penduduk New York dapat menuju Hamptons di Long Island.
Lalu bagaimana dengan Singapura? Meskipun memiliki pilihan berwisata dalam negeri, namun tak cukup untuk menggerakkan ekonomi dari pariwisata yang mendatangkan US$20 miliar, atau setara dengan Rp288,6 triliun, pada 2019.
Bisnis pariwisata di Singapura kini mengandalkan wisatawan domestik dalam rupa staycation. Namun menurut laporan Bloomberg, itu adalah tugas berat.
"Kecuali jika kami kembali ke bisnis internasional, industri hotel akan hancur karena hingga 90 persen dari pemesanan kami berasal dari pelancong internasional," kata Michael Issenberg, chief executive officer dari unit Asia Pasifik Accor SA, Accor SA, operator hotel terbesar di Singapura.
Meskipun hotel dan restoran diizinkan dibuka kembali, namun warga Singapura lebih memilih menyimpan uang mereka. Umumnya warga seperti guru Najeer Yusof, yang lebih suka menabung sembari menunggu bisa pelesiran ke Thailand atau Malaysia.
"Masih banyak yang bisa dilihat dan alami di luar negeri dengan biaya lebih murah," kata Yusof. Ada juga "faktor kekaguman - bisa melihat atau mengalami sesuatu yang saya tidak akan dapati di Singapura, seperti gunung dan taman nasional di Indonesia dan kegiatan seperti menyelam dan berselancar."
Dinukil dari MSN, pariwisata telah menjadi industri yang semakin penting bagi Singapura. Pariwisata membantu mendiversifikasi ekonomi dari kekuatan tradisional keuangannya, penyulingan minyak serta distribusi barang dan jasa. Tempat-tempat wisata termasuk hotel dan kasino Marina Bay Sands, taman hiburan Universal Studios dan Kebun Binatang Singapura telah menarik wisatawan dari seluruh dunia.
Ruang dan kursi berdiri yang harus dihindari oleh penumpang transportasi umum Singapura akan ditandai.[Kelvin Chng/Straits Times]
Tahun lalu, Singapura menyambut 19,1 juta turis -- yang terbesar dalam sejarah Singapura -- sementara penerimaan pariwisata naik menjadi S$27,7 miliar (US$ 19,8 miliar), dari S $ 26,9 miliar pada tahun sebelumnya. Sektor pariwisata Singapura, yang mempekerjakan sekitar 65.000 orang, memberikan kontribusi sekitar 4 persen terhadap produk domestik bruto.
MSN | BLOOMBERG