TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah berupaya menggerakkan wisatawan domestik untuk kembali menggairahkan sektor pariwisata melalui kampanye #DiIndonesiaAja. Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Dampak Covid-19 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Ari Juliano Gema mengatakan kampanye ini dilakukan untuk mengatasi imbas wabah corona yang terjadi selama empat bulan terakhir.
"Wisatawan nusantara menjadi harapan untuk percepatan pemulihan sektor pariwisata Indonesia," kata Ari Juliano dalam keterangan tertulis, Jumat 3 Juli 2020. "Kampanye #DiIndonesiaAja mengajak wisatawan domestik untuk berwisata di dalam negeri dengan tetap menegakkan protokol Cleanliness, Health, and Safety (CHS)."
Protokol Cleanliness, Health, and Safety mengacu pada protokol kesehatan dari Kementerian Kesehatan dan diturunkan ke sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Pedoman kesehatan itu tersedia dalam bentuk buku panduan digital dan konten kreatif hasil kerja sama hotel, rumah makan, dan sektor ekonomi kreatif lainnya.
Wisata alam di Indonesia. Dok. Kementerian Pariwisata
Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat mencatat jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia pada Mei 2020 mencapai 163.600 orang. Angka ini meningkat 3,10 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Namun dibandingkan dengan periode yang sama di 2019, kunjungan wisatawan mancanegara mengalami penurunan tajam sebesar minus 86,90 persen.
Jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia pada Mei 2020 sebagian besar berasal dari Timor Leste (49,8 persen). Posisi Malaysia (40,6 persen) dan Cina (1,2 persen). Dari jumlah kunjungan wisatawan tersebut, yang menggunakan transportasi darat tercatat sebanyak 114,7 ribu orang atau 70,1 persen. Sementara untuk sektor laut tercatat 48,4 ribu orang atau sebesar 29,6 persen.
Ari Juliano mengatakan pemerintah menerapkan kampanye pariwisata yang berbeda untuk wisatawan domestik dan mancanegara. Jika upaya mendorong wisatawan lokal dilakukan melalui gerakan @DiIndonesiaAja, kampanye buat wisatawan mancanegara dengan #DreamNow #TravelTomorrow. "Penduduk dunia masih sangat sensitif. Sebab itu promosi luar negeri juga lebih menyuarakan #DreamNow sambil terus menginspirasi untuk #TravelTomorrow," ujarnya.