TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menilai sektor pariwisata pada era new normal, diproyeksikan menekankan level kualitas daripada kuantitas.
Risikonya jelas, peningkatan kualitas itu berpotensi menaikkan ongkos pelayanan. Tak seperti sebelum pandemi, biaya pelayanan bisa ditekan karena memprioritaskan kuantitas seperti jumlah kunjungan.
“Maka kami minta pada masa new normal jangan sampai terjadi perang harga (pelaku sektor wisata)," ujar Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Pemda DIY Tri Saktiyana.
Baca: 5 Objek Wisata Yogyakarta Paling Siap Sambut New Normal
Pemda DIY menyatakan jangan sampai hanya demi menarik konsumen atau wisatawan sebanyak-banyaknya, pelaku industri wisata berlomba-lomba menurunkan harga hingga berimbas menurunnya kualitas layanan.
Dampak dari pergeseran kuantitas ke kualitas layanan itu, ujar Tri, tentu mengubah pariwisata Yogyakarta, dari wisata massal menjadi wisata selektif.
Pemerintah DI Yogyakarta sendiri telah memutuskan periode 1-31 Juli 2020 menjadi fase bersama ujicoba pembukaan sektor wisata dan usaha mikro kecil menengah (UMKM).
Keputusan ini diambil salah satunya untuk mengantisipasi terjadinya angka pengangguran baru, akibat periode lama penutupan wisata akibat pandemi Covid-19.
"Di DIY, wisata menjadi nafas bagi perekonomian. Sektor ini mampu menjadi penopang hampir seluruh kegiatan perekonomian, khususnya UMKM," ujar Tri.
Tri menuturkan multiplayer effect sektor pariwisata lebih dari 104 kali. Artinya, setiap penambahan Rp1 miliar pendapatan dari pariwisata, output total ekonomi DIY akan bertambah Rp104 miliar. Sebaliknya, jika terjadi penurunan Rp1 miliar di sektor pariwisata saja, maka output total ekonomi turun Rp 104 miliar.
Sedangkan dari sisi ketenagakerjaan, apabila pendapatan sektor pariwisata turun Rp1 miliar saja, maka akan ada potensi 0,6 persen jumlah pengangguran baru. Sebaliknya, apabila pendapatan itu naik Rp1 miliar, maka akan ada tambahan tenaga kerja baru sebanyak 0,6 persen.
“Itulah kenapa kami mempriotitaskan wisata menjadi yang pertama di ujicobakan dan didorong bangkit lagi produktivitasnya, karena memang wisata kunci penggerak perekonomian Yogya,” ujar Tri.
PRIBADI WICAKSONO