Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sebelum Kenal Uang, Kerang Pernah Berfungsi Sebagai Duit di Papua

image-gnews
Peserta memainkan musik tradisional Pikon di Festival Budaya Lembah Baliem, di Distrik Welesi, Kabupaten Jayawijaya, Wamena, Papua, 9 Agustus 2017. Alat musik tradisional ini hanya dapat dimainkan oleh mereka yang memiliki keahlian khusus dengan menampilkan lagu-lagu ciptaan sendiri yang mengungkapkan perasaan sang pemain musik. Tempo/Rully Kesuma
Peserta memainkan musik tradisional Pikon di Festival Budaya Lembah Baliem, di Distrik Welesi, Kabupaten Jayawijaya, Wamena, Papua, 9 Agustus 2017. Alat musik tradisional ini hanya dapat dimainkan oleh mereka yang memiliki keahlian khusus dengan menampilkan lagu-lagu ciptaan sendiri yang mengungkapkan perasaan sang pemain musik. Tempo/Rully Kesuma
Iklan

TEMPO.CO, JakartaPapua, dataran yang kaya budaya. Suku-suku di Papua mengakhiri zaman parasejarah awal abad 20. Bahkan, mereka belum meninggalkan masa prasejarah sama sekali, bersamaan dengan saat mereka melihat Youtube, bermain Instagram, dan berkirim pesan melalui WhatSapp dengan ponsel cerdas.

Internet berdampingan dengan kapak batu, yang masih dijadikan mas kawin. Satu lagi, seabad lalu, suku-suku di seluruh dataran Papua malah menggunakan cangkang kerang sebagai uang. Namun tak semua kulit kerang yang dijadikan uang.

Mereka mengenal kerang yang hanya untuk dikonsumsi, dan cangkangnya dijadikan amplas. Hingga saat ini, tiram jenis Gelonia coixans masih dikonsumsi, dan cangkangnya digunakan untuk penghalus kayu oleh warga pesisir Papua.

Kerang yang berharga, berasal dari jenis Cypraea moneta, “Kerang jenis ini memiliki fungsi lebih dari sekedar sumber makanan, kulitnya dapat digunakan sebagai alat tukar dalam transaksi perdagangan pada masa lalu sebelum dikenal mata uang kertas,” ujar Hari Suroto peneliti dari Balai Arkeologi Papua.

Menurutnya, cangkang kerang nilainya bervariasi bergantung pada umur dan sejarahnya. Nilai yang paling tinggi, memungkinkan cangkang kerang digunakan untuk membayar mas kawin. Bahkan bisa untuk membatalkan utang nyawa manusia yang diakibatkan oleh perang suku.

Kulit kerang yang dijadikan alat tukar oleh Suku Mee, yang disebut kapaukumege. Dok. Hari Suroto

Cangkang kerang sebagai nilai tukar, digunakan oleh orang-orang dataran tinggi, yang membentang sepanjang 650 kilometer dari arah barat hingga ke timur Papua. Dari Danau Paniai hingga ke perbatasan antara Indonesia dan Papua New Guinea. Suku-suku yang menggunakan cangkang kerang sebagai alat tukar, antara lain Suku Mee, Suku Ngalum, Suku Timorini, dan Dani.

Dengan kerang, mereka jual beli komoditas utama seperti garam, mata pisau dari batu dan babi.  Garam bagi orang-orang dataran tinggi memang penting – bahkan prajurit legiun Roma digaji dengan garam. Tapi di Papua, kerang mengambil alih peran garam sebagai alat tukar.

Garam bisa ditambang dengan mudah di dataran tinggi, atau membelinya dari Suku Dani – tentu dengan cangkang kerang.

Orang Logo Mabel, yaitu salah satu konfederasi klen Dani yang menguasai sumber garam itu, pada waktu-waktu tertentu menerima barang-barang berharga, berupa cangkang kerang cypraea moneta, tembakau, alat-alat yang terbuat dari besi, dari orang-orang yang mengambil garam secara perorangan. Sementara kelompok-kelompok yang turut menambang garam itu seringkali memberikan bingkisan kepada kepala atau tokoh-tokoh adat setempat berupa babi.

Orang Dani memang banyak berdagang dengan dunia luar, mobilitas dan hubungan dagang antarkelompok atau antara orang Dani dengan orang-orang Papua lainnya, seperti misalnya dengan orang Jali dari daerah di luar Lembah Balim. Atau dengan orang Asmat yang tinggal di bagian selatan Papua, maupun dengan orang Moni, Uhunduni, bahkan dengan orang Mee di daerah Danau Paniai, telah berlangsung sejak lama.

Suku-suku bangsa tersebut memang mengenal orang Dani sebagai suku pemelihara dan pengekspor babi. Sebaliknya orang Dani mengimpor kerang  cypraea moneta, bulu burung cendrawasih, manik-manik, jaring, damar, garam, sagu dan sebagainya.

Peserta mempertunjukan tarian tradisional dalam Festival Budaya Lembah Baliem, di Distrik Welesi, Kabupaten Jayawijaya, Wamena, Papua, 8 Agustus 2017. Walau pun keadaan sudah modern, tapi suku Dani tetap mempertahankan adat istiadat dan tradisi mereka dengan menggunakan koteka. Tempo/Rully Kesuma

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Orang-orang Mee yang tinggal di sekitar danau-danau Wissel, telah menggunakan cangkang kerang sebagai alat penukar, yang mereka sebut sebagai kapaukumege. Kerang-kerang itu memiliki nilai tak serupa.

Orang-orang Mee membedakan kapaukumege lama dengan yang baru berdasarkan kilau dan warnanya. Kapaukumege lama dianggap lebih tinggi nilainya daripada yang baru. Sebagai perbandingan, satu kapaukumege lama, seharga 10 kapaukumege baru.

Sementara Suku Ngalum yang mendiami lembah di bagian selatan deretan pegunungan Jayawijaya di daerah Pegunungan Bintang, menyebut kulit kerang itu, sebagai siwol. Nilainya berbeda-beda, tergantung dari warna dan ukuran. Nilai dari suatu benda diukur dengan nilai satu siwol. Karena itu orang Ngalum harus memiliki banyak siwol, yang mereka peroleh dari pantai selatan (daerah Merauke).

Dalam berdagang, orang Ngalum menempuh jarak yang cukup jauh sehingga daerah pesisir sekitar Merauke, dan ke arah timur. Walhasil, mereka mempunyai hubungan dagang yang baik dengan penduduk sekitar perbatasan Papua New Guinea.

Lalu dari mana mereka mendapatkan kulit kerang itu? Ini bukan seperti bitcoin yang ditambang dengan aplikasi MultiMiner. Cangkang kerang itu berasal sebagian besar dari Teluk Cenderawasih.

Cangkang kerang ini mula-mula masuk melalui arah barat di Teluk Etna atau Nabire, terus ke wilayah Danau Paniai.

Kemudian – dengan kemungkinan melalui banyak perantara, ‘rumah-rumah kerang’ inipun menyeberangi Dataran Danau Mamberamo, dan selanjutnya mencapai wilayah pegunungan tengah dan pegunungan tengah dan pegunungan timur.

Babi peliharaan berkeliaran di jalanan dengan latar belakang pegunungan Jayawijaya di Kurulu, Wamena, Lembah Baliem, Kabupaten Jayawijaya, Papua, 11 Agustus 2017. Honai sengaja dibangun sempit atau kecil dan tidak berjendela yang bertujuan untuk menahan hawa dingin pegunungan Papua. Tempo/Rully Kesuma

Sebagian cangkang kerang juga berasal dari Selat Toreros. Ia masuk melalui wilayah Marind-Muyu dan dari dataran tinggi Papua New Guinea.

Namun, cangkang kerang ini, mulai menurun fungsinya pada 1938, ketika Belanda membuka kantor pemerintahan di Enarotali, di tepi Danau Paniai. Para administrator dan misionaris mulai memperkenalkan gulden sebagai alat tukar.

HARI SUROTO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bertemu Panglima TNI, Ketua Komnas HAM Sebut Tak Khusus Bahas Soal Papua

5 jam lalu

Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan keterangan kepada wartawan terkait persoalan HAM selama Pemilu 2024 di Jakarta, Rabu, 21 Februari 2024. Sejumlah pelanggaran HAM yang ditemukan di antaranya, hak pilih kelompok marginal dan rentan, netralitas aparatur negara, hak kesehatan, dan hak hidup petugas pemilu. ANTARA/Aditya Pradana Putra
Bertemu Panglima TNI, Ketua Komnas HAM Sebut Tak Khusus Bahas Soal Papua

Pertemuan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan Komnas HAM tidak secara khusus membahas konflik di Papua dan upaya penyelesaiannya.


TPNPB Kembali Tuding TNI Jatuhkan Bom di Papua Demi Selamatkan Pilot Susi Air

16 jam lalu

Sebby Sambom. phaul-heger.blogspot.com
TPNPB Kembali Tuding TNI Jatuhkan Bom di Papua Demi Selamatkan Pilot Susi Air

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) kembali menuding TNI melakukan pengeboman untuk menyelamatkan pilot Susi Air


Kapendam Cendrawasih Bantah Tudingan TPNPB-OPM soal Zona Perang di Paniai Papua

1 hari lalu

Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Candra Kurniawan. Foto: Dok. Pendam XVII/Cenderawasih
Kapendam Cendrawasih Bantah Tudingan TPNPB-OPM soal Zona Perang di Paniai Papua

TNI membantah menetapkan wilayah di Papua, khususnya Paniai sebagai kawasan peperangan atau zona operasi khusus militer.


TPNPB-OPM Bunuh Polisi, Kapolda: Kami Tak Akan Biarkan Mereka Bikin Kejahatan di Tanah Papua

1 hari lalu

Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri berjalan usai mengikuti rapat koordinasi terkait kondisi terkini di Papua pasca penangkapan Gubernur non aktif Lukas Enembe, di gedung KPK, Jakarta, Selasa, 7 Februari 2023. Berdasarkan hasil rapat tersebut, Ketua KPK Firli Bahuri mengatakan bahwa kondisi Papua aman dan damai pascapenangkapan Lukas Enembe. TEMPO/Imam Sukamto
TPNPB-OPM Bunuh Polisi, Kapolda: Kami Tak Akan Biarkan Mereka Bikin Kejahatan di Tanah Papua

Kapolda Papua Irjen Mathius D. Fakhiri mengatakan tidak akan membiarkan TPNPB-OPM melakukan kejahatan di Papua.


Pemerintah Diminta Tak Bebankan Penyelesaian Konflik Papua Hanya pada TNI dan Polri

1 hari lalu

Ilustrasi TNI. ANTARA
Pemerintah Diminta Tak Bebankan Penyelesaian Konflik Papua Hanya pada TNI dan Polri

Pemerintah harus menyelesaikan masalah di Papua dengan cara-cara yang komprehensif dan lintas sektor.


Kapendam Cendrawasih Bantah Tambah Pasukan TNI di Paniai Papua

1 hari lalu

Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Candra Kurniawan. Foto: Dok. Pendam XVII/Cenderawasih
Kapendam Cendrawasih Bantah Tambah Pasukan TNI di Paniai Papua

Kapendam XVII Cendrawasih Letkol Inf Candra Kurniawan membantah tudingan adanya pengerahan pasukan gabungan TNI-Polri di Paniai.


Bentrok TNI Vs Brimob di Sorong, Kapolda Papua: Masalah Sepele, Perkelahian Antaroknum

1 hari lalu

Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri berjalan usai mengikuti rapat koordinasi terkait kondisi terkini di Papua pasca penangkapan Gubernur non aktif Lukas Enembe, di gedung KPK, Jakarta, Selasa, 7 Februari 2023. Berdasarkan hasil rapat tersebut, Ketua KPK Firli Bahuri mengatakan bahwa kondisi Papua aman dan damai pascapenangkapan Lukas Enembe. TEMPO/Imam Sukamto
Bentrok TNI Vs Brimob di Sorong, Kapolda Papua: Masalah Sepele, Perkelahian Antaroknum

Kapolda Papua Irjen Mathius D. Fakhiri mengatakan bentrok TNI Vs Brimob di Sorong tak menganggu kondisi keamanan Papua secara keseluruhan.


Kasatgas Operasi Damai Cartenz Bantah Pernyataan Jubir TPNPB-OPM soal Pengerahan TNI-Polri

2 hari lalu

Kasatgas Damai Cartenz Kombes Pol. Faizal Rahmadani. ANTARA/Evarukdijati
Kasatgas Operasi Damai Cartenz Bantah Pernyataan Jubir TPNPB-OPM soal Pengerahan TNI-Polri

Kepala Satuan Tugas Operasi Damai Cartenz membantah tudingan adanya pengarahan pasukan gabungan TNI-Polri setelah penembakan Dandim.


TPNPB-OPM Klaim Ada Mobilisasi Militer Buntut Pembunuhan Danramil Aradide, Ini Kata Satgas Damai Cartenz

2 hari lalu

Pasukan TNI-Polri menembak mati satu anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) saat akan menyerang pesawat sipil yang hendak mendarat di Bandara Oksibil di Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Pegunungan, Jumat, 22 September 2023. [Penerangan Kogabwilhan III)
TPNPB-OPM Klaim Ada Mobilisasi Militer Buntut Pembunuhan Danramil Aradide, Ini Kata Satgas Damai Cartenz

Pengerahan pasukan TNI-Polri itu berlangsung setelah TPNPB OPM pimpinan Matius Gobai membunuh Danramil Aradide Letda Oktovianus Sogalrey.


TPNPB OPM Akui Tikam Anggota Polri Bripda Oktovianus Buara hingga Tewas di Yahukimo

2 hari lalu

Jenazah Bripda Oktovianus Buara yang ditemukan meninggal akibat dianiaya di Dekai tiba di Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Selasa 16 April 2024. (ANTARA/HO/Dok KP3 Bandara Sentani)
TPNPB OPM Akui Tikam Anggota Polri Bripda Oktovianus Buara hingga Tewas di Yahukimo

TPNPB OPM menyatakan bertanggung jawab atas pembunuhan Bripda Oktavianus Rebuara, polisi yang bertugas di Dekai, Yahukimo, Papua Pegunungan.