TEMPO.CO, Jakarta - Sejak pertengahan Juni, negara-negara destinasi utama wisata Eropa seperti Portugal, Spanyol, dan Italia membuka langitnya untuk kunjungan turis Uni Eropa. Bahkan, pada Senin 15 Juni 2020, sebanyak 10.000 turis Jerman terbang ke Spanyol.
CNN melaporkan penerbangan dari Frankfurt, Jerman ke kota Porto, Portugal dengan jadwal penerbangan Lufthansa. Kantor berita itu mereportase bagaimana sektor penerbangan beradaptasi, ketika negara-negara Uni Eropa berusaha untuk memulai kembali sektor pariwisata mereka.
Lufthansa adalah maskapai penerbangan terbesar di Eropa dan sangat perlu untuk menghidupkan kembali kekayaannya, setelah menerima bailout US$10 miliar dari pemerintah Jerman, untuk melawan dampak ekonomi dari pembatasan perjalanan terkait virus.
Seluruh maskapai di dunia, termasuk Lufthansa saat ini berusaha meyakinkan penumpang, bahwa perjalanan udara memungkinkan tanpa risiko lonjakan baru infeksi virus corona. Para turis Uni Eropa yang berbulan-bulan terkurung, kini mulai memesan perjalanan ke destinasi populer Eropa seperti Portugal, Yunani dan Italia.
Namun, perjalanan dengan pesawat kini sangat jauh berbeda. Selebaran-selebaran di bandara, mengingatkan semua orang untuk memakai masker wajah setiap saat. Jarak sosial juga dimulai sejak di terminal keberangkatan.
Begitu dalam penerbangan, langkah-langkah ini menjadi lebih rumit. Pasalnya, meskipun masker tetap dipakai jarak sosial menjadi tidak mungkin. Hal yang perlu dicatat, meskipun penerbangan pulih, namun tak semua armada diterbangkan. Jadi, saat permintaan tinggi, kabin menjadi penuh.
Beberapa pelancong mengungkapkan keprihatinan mereka.
"Aneh, sangat sepi, tidak ada keramaian dan hiruk pikuk bandara," kata seorang penumpang, Nayr Ibrahim. "Kurasa juga agak menakutkan, karena kamu tidak pernah tahu apa yang mungkin kamu dapatkan, atau tidak."
Penumpang lain, Karl Heinz Lattau, yang mengatakan ia biasanya terbang 50 kali setahun. Dan ia tidak terpengaruh oleh risiko potensial terkait pandemi, tetapi ia terkejut saat kursi tengah ditempati.
"Saya sebenarnya sedikit terkejut karena, saya pikir sebenarnya berdasarkan pada virus corona, kami duduk sangat, sangat dekat," katanya.
Perdebatan mengenai kekosongan kursi tengah, memang belum menemukan titik final. Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) menganggap, dengan kondisi keuangan maskapai, sangat berat bila kursi tengah ditiadakan. Penerbangan akan jadi mahal, dan penumpang berkurang. Sementara Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) organ PBB, meminta maskapai menegakkan aturan jarak sosial, dengan mengosongkan kursi tengah.
Pesawat Lufthansa. REUTERS/Phil Noble
Suasana di atas kapal lebih suram dari biasanya. Masker wajah berarti penumpang secara alami lebih tenang. Mereka menyadari bahayanya droplet, bila berbicara dengan penumpang di sebelahnya.
Penumpang yang berbicara dengan CNN mengatakan mereka khawatir berada dalam kabin pesawat, yang ruangnya terbatas selama waktu penerbangan. Sebagian besar mengatakan mereka bepergian untuk mengunjungi kerabat atau melakukan perjalanan kerja.
Penumpang terus diwajibkan memakai masker, namun tak demikian dengan pilot. Kapten Andreas Kauser mengatakan penting untuk dapat melihat ekspresi wajah co-pilot, untuk berkomunikasi dengan baik selama situasi yang tidak terduga.
"Wajah, ekspresinya sangat penting," kata Kauser kepada CNN. "Jika kamu berkomunikasi dengan kolega kamu dan kamu memiliki situasi aneh itu baik untuk dilihat, apakah dia dalam ketakutan?"
Masker dan jarak fisik hanyalah untuk penjagaan. Maskapai penerbangan, meyakini pesawat sangat aman dari penularan virus ketimbang kapal pesiar. Sebagaimana armada maskapai lain, Lufthansa mengatakan filter udara canggih di pesawat membuat infeksi tidak mungkin terjadi.
"Filter-filter tersebut menukar udara dengan udara dari luar dan terus bersirkulasi sehingga tidak ada virus," tambah Kauser.
Antrean yang Lama
Sebelum melakukan perjalanan dari Frankfurt ke Porto, reporter CNN menggunakan penerbangan domestik Jerman dari Berlin ke Frankfurt.
Check-in di Berlin memakan waktu hampir dua jam karena staf harus memastikan setiap penumpang mematuhi batasan terkait-corona di negara tujuan. Proses saat ini bervariasi untuk setiap negara dan ada garis besar.
Di Berlin, tidak ada perisai plastik untuk melindungi staf. Sementara Frankfurt lebih terorganisir dengan baik, tetapi antrean panjang tampaknya tak terhindarkan bagi pelancong saat ini. Siapa pun yang bepergian dalam waktu dekat, dapat menemukan waktu tunggu yang lama, termasuk di landasan pacu.
Penerbangan Lufthansa dari Frankfurt menuju Portugal, tanpa batas jarak. Kursi tengah pesawat masih digunakan oleh penumpang. Foto: CNN
Penerbangan kerap ditunda karena kurangnya jadwal penerbangan, membuat maskapai tak ingin ada penumpang yang tertinggal dan menunggu satu hari berikutnya. Setiap bagian dari proses terbang memakan waktu sedikit lebih lama, dengan biaya lebih tinggi.
Salah satu penumpang mengatakan, ia terbang karena urusan pekerjaan. Bila untuk berlibur, ia masih pikir-pikir mengingat proses yang panjang dan sulit.