TEMPO.CO, Jakarta - Pariwisata Maladewa akan kembali menerima turis, pada 1 Juli 2020. Kabarnya, Maladewa terbuka untuk menerima turis tanpa batasan, seperti dikutip dari Telegraph, belum lama ini.
Rencana untuk menerima turis ini sempat berubah. Mulanya, Maladewa menerapkan aturan, turis yang masuk dengan masa inap minimum 14 hari. Mereka diwajibkan mengikuti tes terkait virus corona (Covid-19) sebelum keberangkatan dan kedatangan.
Para tamu juga harus menginap di akomodasi pemerintah sampai menerima hasil tes. Menurut laporan Telegraph, langkah itu akan mahal. Biaya visa turis US$100 atau setara Rp1,4 juta.
Adapun biaya tes pribadi hingga 501 dolar Amerika Serikat atau Rp 7,1 juta. Sedangkan antigen, tes polymerase chain reaction (PCR) adalah US$100 atau setara Rp 1,4 juta saat kedatangan di bandara Malé.
Kemudian, biaya pemesanan 14 malam, menurut Kuoni -- perusahaan layanan perjalanan -- paket dua pekan sampai bulan Desember minimum biaya US$3.777 atau Rp53 juta per orang. Biaya itu termasuk untuk mencari polis asuransi perjalanan yang mencakup perlindungan terkait virus corona.
Maka liburan di Maladewa akan lebih mahal. Setelah mengumumkan serangkaian peringatan mahal untuk turis, otoritas pariwisata telah menghapuskan biaya sebelumnya yang diusulkan dalam rencana pembukaan sebelumnya, seperti dikutip dari Condé Nast Traveler.
Belakangan, pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Pariwisata ingin meyakinkan para turis tidak akan dikenakan biaya tambahan lagi untuk memasuki Maladewa.
Maladewa telah ditutup untuk kedatangan turis asing sejak 27 Maret 2020. Hal itu berdampak penurunan ekonomi yang berarti. Menurut Kementerian Pariwisata Maladewa, perkiraan ekonomi merosot 26 persen dalam skenario terburuk.
TELEGRAPH | CN TRAVELER