TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia berencana membuka koridor pariwisata ke empat negara, yakni Cina, Jepang, Korea Selatan, dan Australia.
Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Odo RM Manuhutu mengatakan sedang membahas hal tersebut dengan Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
"Kami sedang merancang koridor pariwisata untuk empat negara, yaitu RRT (Cina), Korea Selatan, Jepang, dan Australia. Ini sudah dibahas dalam rapat terbatas pada 28 Mei 2020," kata Odo dalam jumpa pers virtual di Jakarta, Jumat 12 Juni 2020. "Kita buka ke empat negara dulu, baru ke negara lain tentu dengan memperhatikan protokol kesehatan."
Empat negara itu dipilih karena pertimbangan banyaknya wisatawan dari negara tersebut yang berkunjung ke Tanah Air. Selain itu, menurut Odo, pertimbangan lainnya adalah aspek bisnis lantaran pemerintah dari empat negara tersebut banyak berinvestasi di Indonesia.
Dalam waktu dekat, Odo melanjutkan, kemungkinan hanya para pebisnis yang akan bepergian. Sebab itu, koridor pariwisata tetap bisa dibuka dengan mengutamakan protokol kesehatan yang ketat. "Tidak tertutup untuk wisatawan, namun nanti lokomotifnya adalah pengusaha yang datang ke Indonesia. Setelah pengusaha mulai datang, secara alamiah akan mendorong wisatawan untuk berkunjung," jelasnya.
Odo menuturkan kriteria soal koridor pariwisata itu tengah dibahas Kementerian Luar Negeri untuk kemudian dibahas dengan beberapa negara. Nantinya akan ada proses perundingan untuk menyepakati kriteria yang ditetapkan Indonesia sesuai dengan kriteria negara-negara tujuan koridor pariwisata.
"Setelah ada kesepakatan tersebut, dua sampai empat minggu kemudian mulai dibuka koridor pariwisata ini. Memang sudah ada banyak permintaan untuk membuka kembali jalur-jalur tertentu," kata dia.
Namun, sebelum membuka koridor pariwisata ini, ada beberapa aspek yang perlu jadi sorotan yaitu soal kesehatan, keamanan juga kesiapan teknisnya. Odo belum bisa memastikan kapan koridor pariwisata ini bisa dibuka. Musababnya, hal itu tergantung kondisi di masing-masing daerah, terutama yang menjadi destinasi wisata utama.