TEMPO.CO, Jakarta - Pariwisata berkelanjutan bakal menjadi kecenderungan setelah pandemi virus corona (Covid-19). Perusahaan perjalanan digital Booking.com melakukan survei untuk menemukan kecenderungan tersebut. Survei itu dilakukan secara daring pada Maret 2020.
Berdasarkan survei Booking.com, melalui 20.432 responden dari 22 negara, menunjukkan wisatawan ingin memilih dan menerapkan wisata berkelanjutan pada masa depan.
Beberapa hal menjadi pertimbangan, tak cuma soal akomodasi. Berikut beberapa hal terkait wisata berkelanjutan.
• 41 persen wisatawan Indonesia terdorong memilih pariwisata berkelanjutan, jika perusahaan perjalanan menawarkan destinasi alternatif yang mengurangi keramaian.
• Para wisatawan mempertimbangkan alternatif moda transportasi terkait jejak karbon untuk mencapai destinasi. Adapun 34 persen memilih bepergian jarak jauh menggunakan kereta dibandingkan mobil.
• Hal mendorong akomodasi di seluruh dunia untuk mengurangi jumlah penggunaan plastik sekali pakai merupakan tujuan utama dari para wisatawan dunia pada masa depan.
• Ihwal pariwisata dan perjalanan berkelanjutan, menurut 12 persen wisatawan berkaitan dengan mengurangi limbah atau plastik daur ulang.
• 48 persen responden ingin membawa botol minum sendiri, daripada membeli air kemasan. Hal itu dilakukan saat mengunjungi destinasi kurun satu tahun lalu. Sedangkan 56 persen responden menjelaskan, ada kekecewaan ketika sebuah akomodasi melarang untuk melakukan upaya berkelanjutan kala itu.