TEMPO.CO, Jakarta - Pelaku usaha pariwisata di Gili Trawangan, Lombok, Nusa Tenggara Barat, berupaya bangkit dari keterpurukan selama lebih dua bulan terakhir ini. Mereka mempersiapkan diri dalam kehidupan new normal, menyambut musim libur internasional Juli - Agustus mendatang.
Para pelaku pariwisata yang tergabung dalam Gili Hotels Association bekerja sama dengan Asosiasi Pengusaha Gili Trawangan, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Nusa Tenggara Barat, Indonesia Hotel General Manager Association NTB, perkumpulan peduli lingkungan Gili Eco Trust, akan berbenah selama tiga hari pada 11 - 13 Juni 2020.
Mereka membentuk gerakan bertema Gili Gets Ready For New Normal Tourism, merupakan semangat untuk memulihkan pariwisata untuk mendukung Pemerintah Kabupaten Lombok Utara.
Pada hari pertama, 11 Juni 2020, mereka menggelar Gili for New Normal Cleaning Day. Seluruh properti hotel, restoran, bar, dan cafe di Gili Trawangan akan melakukan aksi kebersihan. "Serentak pada waktu yang bersamaan di area masing-masing," kata Asosiasi Pengusaha Gili Trawangan, Acok Zani Bassok kepada TEMPO, Ahad 7 Juni 2020.
Menurutnya, seluruh warga masyarakat yang berada di Gili Trawangan juga akan melakukan hal yang sama. Mereka juga menggelar aksi kebersihan serentak di lingkungannya masing - masing, termasuk fasilitas umum tempat ibadah, sekolah, dan lainnya yang akan dikoordinir oleh kepala dusun dan para ketua RT.
Semua kegiatan tersebut, oleh Ketua Gili Hotel Association (GHA) Lalu Kusnawan yang juga General Manager Wilsons Retreat akan didokumentasikan melalui gambar video dan foto, untuk dijadikan bahan promosi wisata. Pada saat kegiatan dilaksanakan, prosedur Covid-19 tetap diutamakan, seperti penggunaan masker, cuci tangan, dan lain sebagainya.
Sejumlah wisatawan asing duduk di salah satu restoran di Pantai Gili Trawangan, Desa Gili Indah, Tanjung, Lombok Utara, NTB, Senin, 26 November 2018. Selama masa pandemi virus corona, tak ada satupun wisatawan ke Gili Indah. ANTARA/Ahmad Subaidi
Selanjutnya pada 13 Juni 2020, dilakukan Blow the bad and keep the good ones, berupa kegiatan fogging untuk memberantas nyamuk pada area/fasilitas umum yang ada di Gili Trawangan, mulai dari jalan, tempat ibadah, sekolah, hingga pasar seni.
"Fogging akan dilakukan oleh Vendor Pest Control, dan dibantu oleh properti-properti yang memiliki alat fogging sendiri,'' ujar Kusnawan.
Kusnawan mengatakan Gili Indah (Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air) di Kabupaten Lombok Utara terdapat 100-an akomodasi yang memiliki jumlah kamar lebih dari 1.000. Sebelumnya, dalam sehari, kawasan Gili Indah didatangi hingga 2.500 orang wisatawan asing yang menumpang kapal cepat dari Bali.
Namun selama pandemi, wisatawan tak ada yang datang. Menurut Acok Zani Bassok, ratusan pengusaha dan ribuan pekerjanya menghadapi kesulitan lebih dari musibah gempa bumi, yang terjadi di Lombok, sepanjang Juli - Agustus 2018 lalu. "Kali ini sama sekali tidak ada tamu," ucapnya.
Sementara itu, di Kabupaten Lombok Barat, beberapa desa dan pelaku wisata di Kecamatan Narmada juga menyatakan siap menjalani tatanan new normal. Seluruh tempat wisata akan lebih mengedepankan protokol kesehatan dan keamanan, sebagai bentuk kebutuhan para pengunjung pada masa pandemi Covid-19.
Pemilik Botanic Garden Narmada, Cindra Bayu misalnya, mengatakan sudah berkoordinasi dengan Dinas Pariwisata Lombok Barat untuk membuka tempat wisata miliknya, "Sehingga masyarakat secara berangsur-angsur akan hidup normal seperti biasanya," kata Bayu di Narmada.
Menurutnya, Botanic Garden Narmada merupakan lokasi wisata terbuka dan cukup luas. Semenjak tiga bulan lebih, tempat wisatanya ditutup dampaknya sangat dirasakan pihaknya. Para karyawan ia rumahkan kecuali dua tukang kebunnya.
Bale Kambang, semacam pendopo, yang terletak di tengah kolam besar di Taman Narmada. TEMPO/Supriyantho Khafid
Sedangkan General Manager Marc Hotel, Meifia Natalesia menjelaskan kamar vilanya sudah siap menerima wisatawan. "Sudah kami persiapkan tindakan new normal mulai dari check in sampai pembersihan kamar," katanya. Marc Hotel memiliki 52 kamar yang melibatkan 21 orang karyawan.
SUPRIYANTHO KHAFID