TEMPO.CO, Jakarta - Setelah berbulan-bulan menerapkan karantina wilayah dengan berbagai level, Italia telah membuka perbatasan regional dan asing bagi para pelancong Eropa sejak Rabu, 3 Juni 2020. Italia menjadi negara Eropa pertama yang membuka perbatasannya.
"Keadaan darurat kesehatan sekarang di belakang kami," kata Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte kepada The Associated Press.
Meskipun pemerintah menetapkan pembukaan seluruh wilayah, di antara kota masih was-was dengan kebijakan tersebut. Pulau Sardinia misalnya, menerapkan pengujian bebas virus corona terhadap pengunjung yang datang. Namun usulan tersebut ditolak oleh pemerintah. Sebagai gantinya, para tamu diminta untuk mendaftar atau reservasi sebelum mereka tiba.
Untuk pertama kalinya sejak Maret, Italia mengoperasikan layanan kereta berkecepatan tinggi antar wilayah. Namun mengharuskan penumpang untuk menjalani pemeriksaan suhu sebelum naik. Penerbangan internasional akan diizinkan mendarat di Roma, Milan, dan Napoli. Tetapi pembukaan tersebut, belum menunjukkan wisatawan Eropa langsung berdatangan kembali.
Destinasi wisata lokal, seperti museum, justru ramai dikunjungi wisatawan domestik. Hal tersebut dimanfaatkan keluarga atau pasangan yang lama tak bersua. Mereka bertemu di museum, restoran, hingga pertokoan yang sudah dibuka sejak pelonggaran karantina tahap ke dua.
Sebagai bagian pembukaan wilayah, pada pekan lalu, Paus menyampaikan pidato dari Vatikan. Ia berbicara dari balkon sebagai tanda harapan bagi negara tersebut, untuk beradaptasi dengan "normal baru".
Italia sebagai negara yang pertama dibuka untuk turis Eropa, namun kebijakan tersebut tak segera diikuti negara lain. Mereka menerapkan sistem kebijakan tambal sulam, dengan masing-masing negara menetapkan kebijakan pembukaan kembali tersendiri.
Sebagian besar Eropa menunggu hingga 15 Juni untuk membuka kembali perbatasan, tetapi beberapa negara bahkan menunggu lebih lama dari itu. Jerman misalnya, mengumumkan rencana untuk mencabut peringatan perjalanan kepada warganya ke berbagai negara Eropa, namun Inggris masih dalam daftar negatif.
Lalu, Austria mengumumkan akan mencabut semua pemeriksaan perbatasannya, kecuali yang dengan Italia.
Awak media yang memakai masker wajah mengunjungi situs wisata bersejarah Colosseum yang dibuka kembali setelah berbulan-bulan ditutup karena pandemi, di Roma, Italia, 1 Juni 2020. Colosseum dibuka dengan langkah-langkah menjaga jarak dan kebersihan untuk pencegahan penularan virus corona. REUTERS/Yara Nardi
Negara-negara lain sedang mempertimbangkan "jembatan udara," yang akan memungkinkan warga dari daerah yang minim dampak untuk saling mengunjungi. tanpa langkah-langkah seperti karantina atau pemeriksaan suhu.
Tetapi ketika negara-negara Eropa menegosiasikan perjanjian perjalanan, Italia tidak bisa menawarkan banyak hal, pasalnya, negeri itu sempat menjadi episentruk virus corona di Eropa dengan korban tewas tertinggi di dunia selama berminggu-minggu.