TEMPO.CO, Jakarta - Jepang mengangkat sisa keadaan daruratnya pada pekan ini - di Tokyo, prefektur sekitarnya, dan Hokkaido - negara tersebut telah mulai membuka bisnis dan daya tarik pariwisatanya.
Dua bulan lalu, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menyatakan keadaan darurat negara. Ia meminta warga untuk tinggal di rumah dan bisnis yang tidak penting untuk ditutup atau mengurangi layanan. Namun, pada saat langkah-langkah itu dicabut di sebagian besar perfektur pada 14 Mei, kebanyakan orang sudah mulai pelesiran dan toko-toko mulai dibuka kembali, menurut The Associated Press.
Jepang melaporkan sekitar 16.600 kasus virus corona dan 850 kematian yang dikonfirmasi selama wabah, menurut Universitas Johns Hopkins. Dengan keadaan darurat yang sepenuhnya diangkat dan paket stimulus US$930 miliar diimplementasikan, Abe berharap untuk meningkatkan ekonomi dan membantu bisnis yang sedang berjuang kembali.
"Tujuan kami adalah menciptakan normal baru," katanya. “Kami membutuhkan pendekatan baru untuk melanjutkan aktivitas sosial dan ekonomi sehari-hari kami.”
Jepang berharap wisatawan internasional, namun masih terdapat 111 negara yang penduduknya dilarang mengunjungi Jepang, menurut Kementerian Luar Negeri Jepang. Sementara itu, mereka yang telah berada di Amerika Serikat, Kanada, dan sebagian besar Eropa - dalam waktu 14 hari sebelum menuju ke Jepang, tidak diizinkan memasuki negara itu. Bahkan mereka dilarang transit melalui bandara Jepang.
Sejumlah orang yang memakai masker menaiki kereta di Tokyo, Jepang, pada 25 Mei 2020. Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe sempat menetapkan status darurat untuk Tokyo dan enam wilayah lainnya. Xinhua/Du Xiaoyi
Toh, jika Anda berhasil mengejar penerbangan ke Jepang, kemungkinan Anda harus mengenakan masker di pesawat. All Nippon Airways, Jetstar dan AirAsia akan mewajibkan semua penumpang dan awak kabin untuk mengenakan masker untuk penerbangan.
Di atas All Nippon, penumpang yang menolak memakai masker akan ditolak naik, menurut The Japan Times. Penumpang yang menggunakan Japan Airlines tidak harus memakai masker wajah, tetapi maskapai menerapkan protokol tempat duduk kosong untuk mendorong jarak sosial antar penumpang.
Jepang mengizinkan masing-masing prefektur untuk mengatur pembukaan kembali secara mandiri. Hal tersebut memungkinkan Museum Peringatan Perdamaian Hiroshima dan Kastil Hiroshima untuk dibuka kembali dengan jam reguler pada 1 Juni. Museum Nasional Seni Modern Kyoto telah dibuka dan Museum Seni Nasional di Osaka dibuka kembali 2 Juni.
Taman hiburan di seluruh negeri telah memperkenalkan pedoman baru saat dibuka kembali, termasuk meminta pengendara rollercoaster untuk tak berteriak, yang bisa terbukti sulit.
Pengunjung Menara Tokyo - yang dibuka kembali pada hari Kamis, 4 Juni 2020 - diminta untuk naik ke puncak dek observasi setinggi 500 kaki di bawah pedoman keselamatan pembukaan kembali yang baru. Ada sekitar 600 anak tangga dan dibutuhkan rata-rata pengunjung sekitar 15 menit untuk naik ke puncak. Pengunjung juga harus memakai masker wajah dan menjalani tes suhu termal sebelum masuk.
"Mengangkat keadaan darurat menandai akhir dari satu bab dan awal yang lain," kata Gubernur Tokyo Yuriko Koike dalam pertemuan minggu ini, Japan Times melaporkan. "Masih banyak yang perlu dilakukan untuk benar-benar mengatasi virus corona."
Puluhan warga menggunakan masker saat jam sibuk di stasiun Shinagawa, Tokyo, Jepang, 26 Mei 2020.REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Tokyo akan memulai transisinya kembali normal dengan sekolah, perpustakaan, dan museum. Restoran akan diizinkan untuk tetap buka lebih lama dari sebelumnya. Fase berikutnya termasuk pembukaan kembali teater dan fasilitas olahraga sebelum akhirnya, klub malam, karaoke dan rumah musik diizinkan untuk dibuka kembali.
Musim baseball negara akan dimulai pada 19 Juni tanpa penonton.