TEMPO.CO, Jakarta - Pertemuan kabinet di Spanyol pada Senin 25 Mei 2020, memutuskan mulai 1 Juli, wisatawan asing yang berkunjung ke negeri itu, tak harus menjalani karantina 14 hari.
Sebagaimana dinukil dari BBC, Menteri Luar Negeri Arancha Gonzalez Laya, sebelumnya hanya memberi tanda bahwa karantina akan dicabut pada Juli tanpa memberikan tanggal pasti. Namun akhirnya, pemerintah menegaskan kebijakan itu berlaku mulai 1 Juli.
Penegasan pemerintah Spanyol itu diumumkan, setelah kabar datang dari pemerintah Inggris, yang bersiap untuk mewajibkan karantina 14 hari bagi pendatang asing mulai 8 Juni.
Spanyol biasanya menarik 80 juta wisatawan per tahun, dengan pariwisata menyumbang lebih dari 12 persen dari PDB negara itu. Spanyol siap membuka pasar liburan lagi, sebelum musim panas berakhir. Hal tersebut dianggap penting bagi perekonomian Spanyol.
Tetapi di bawah kebijakan baru Inggris itu, setiap wisatawan yang pulang setelah berlibur di Spanyol dan sebagian besar tujuan asing lainnya, harus menghabiskan dua minggu dalam karantina sendiri.
Bebarengan rencana Spanyol tersebut, beberapa maskapai termasuk EasyJet, Jet2 dan Ryanair telah mengumumkan untuk melanjutkan penerbangan dan liburan sesegera mungkin.
Easyjet akan melanjutkan penerbangan dari 22 bandara di Eropa mulai 15 Juni, serta penerbangan regional di Inggris. Tetapi hanya akan ada satu penerbangan internasional dari Inggris - dari Gatwick ke Nice di Prancis.
Jet2 berencana untuk melanjutkan layanan penuh mulai 1 Juli, dan akan terbang ke beberapa tujuan Spanyol dan Italia, sebelum membuka penerbangan ke Yunani dan Kroasia pada akhir tahun ini.
Dan Ryanair akan memulihkan 40 persen penerbangannya mulai 1 Juli dan akan melanjutkan penerbangan dari sebagian besar 80 bandara yang diterbanginya dari seluruh Eropa.
Kelompok bisnis penerbangan menulis kepada Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson pada hari Minggu, 24 Mei 2020, mengatakan karantina akan memiliki "konsekuensi serius" bagi perekonomian dan menyerukan kesepakatan "jembatan udara" bersama negara lain.
Pesawat EasyJet. theguardian.com
Dalam surat mereka kepada perdana menteri, bos maskapai EasyJet, Tui, Jet2 dan Virgin Atlantic, serta badan-badan industri Airlines UK, Kamar Dagang Inggris, Perhotelan Inggris dan asosiasi manufaktur Inggris, mengatakan mereka memiliki "pemesanan serius" tentang suatu "pendekatan menyeluruh" untuk semua kedatangan ke Inggris.
Sebaliknya, mereka meminta pendekatan yang lebih "bertarget, berbasis risiko" ketika membangun hubungan udara, dengan negara-negara yang memiliki tingkat infeksi tinggi.