TEMPO.CO, Jakarta - Jangan mencium. Beri tahu klien untuk mencuci tangan sebelum menyentuh Anda. Pakai masker. Hindari posisi tatap muka. Dan kenakan kostum perawat dan tarik keluar termometer - jika suhunya normal, jadikan itu bagian dari permainan. Jika dia demam, akhiri sesi.
Ini adalah tips nyata bagi pelaku wisata malam, sebagaimana dilaporkan CNN, yang dibagikan kelompok advokasi dan otoritas kesehatan pada era wabah virus corona. Tips itu dibagikan kepada para Pekerja Seks Komersial (PSK) di Amerika Serikat, dengan harapan dapat melindungi para pekerja dalam perdagangan seks yang luas dan sering diabaikan.
Kiat tersebut untuk menghentikan semua yang disebut sebagai "layanan penuh" dalam wisata malam. Namun UNAIDS memperingatkan pada bulan April lalu, banyak pekerja seks dipaksa untuk menimbang apa yang aman versus urusan bisnis.
Sebuah aksioma ekonomi lama mengklaim bahwa investasi dalam "kejahatan" dan "dosa" seperti perjudian, alkohol, obat-obatan dan perdagangan seks, bakal meningkat saat ekonomi menukik. Namun, pandemi virus corona adalah pengecualian, karena bisnis wisata malam pun hancur.
"Prostitusi seharusnya tidak elastis dan tahan resesi," kata Caty Simon, penulis dan aktivis di sebuah kota kecil di Massachusetts Barat, Amerika Serikat. Menurutnya tak ada resesi sebelumnya pada bisnis wisata malam, meskipun para PSK melakukan kontak langsung dengan klien yang berisiko membawa penyakit.
Sedikit Pekerjaan Banyak Risiko
Pesanan terkunci mungkin tampak berlebihan untuk menggambarkan bisnis yang sudah dilarang itu. Tetapi beberapa pekerja seks mengatakan kepada CNN, bahwa mereka memilih untuk berhenti bekerja karena takut terhadap virus corona.
Permintaan dari klien juga menurun, dan ketika pengangguran di AS mencapai tingkat Depresi Besar (1929-1930), banyak orang Amerika memilih membelanjakan lebih sedikit untuk semua layanan -- termasuk urusan seks. Meskipun demikian, setiap pekerja seks yang diwawancarai mengatakan bahwa mereka masih menerima permintaan untuk bertemu langsung - meskipun tidak sesering sebelumnya.
"Adalah tugas etis saya untuk tidak bekerja pada tubuh siapa pun karena virus," kata seorang pekerja seks dan terapis pijat yang berbasis di San Francisco. Ia biasa melayani 30 klien sepekan, namun kini menjadi nol.
"Saya telah tinggal di apartemen saya selama 16 tahun, dan saya tidak pernah membayar sewa terlambat. Ini adalah pertama kalinya saya harus berjuang dengan uang ketika saya berada di San Francisco," kata mereka.
Ilustrasi Pekerja Seks Komersial (PSK). edu.qq.com
Pada bulan Maret, mereka mengajukan bantuan kepada kelompok advokasi Black Sex Workers 'Collective. Dan menerima hibah darurat US$400 untuk mendanai kebutuhan hidup dasar.
Beberapa PSK mengatakan, mereka terus dihubungi oleh calon klien - termasuk dari dokter dan perawat di rumah sakit di ujung jalan. "Mereka seperti memohon Anda untuk bekerja dengan mereka," kata para PSK yang diwawancarai CNN. "Mereka seperti ingin memberi semua uang kepadamu, seperti aku akan memberimu US$ 300 untuk bekerja selama satu jam. Ini adalah dilema bagiku, karena aku butuh uang."
Secara luas, ada dua jenis pasar dalam industri seks, kata Scott Cunningham, ekonom Universitas Baylor yang mempelajari perdagangan seks di Amerika. "Ada pekerjaan lebih rendah, upah rendah di mana klien tampaknya tertarik terutama pada pengalaman seksual," katanya.
"Lalu ada seperti tingkat upah yang lebih tinggi yaitu semacam persahabatan yang dibungkus dengan layanan seksual, dan sering kali klien-klien itu akan menjadi pelanggan tetap, mereka akan tetap bekerja."
Sementara pekerja kelas atas mungkin bisa menabung sebelum krisis, sementara banyak pekerja kelas bawah susah untuk hidup sehari-hari. "Ketika Anda menurunkan distribusi upah untuk pekerja seks, benar-benar, sangat banyak penderitaan yang semacam itu tidak terdeteksi sekarang," kata Cunningham.
Seorang pekerja seks yang terus bekerja di luar rumahnya di Arizona mengatakan kepada CNN, bahwa beberapa pelanggan tetap mereka, berhenti mengunjungi mereka – karena PHK, "Saya tahu hari apa setiap orang mendapat cek stimulus ekonomi, karena saat itulah saya melihat klien lagi. Kemudian selama tiga hari, saya mungkin tidak melihat siapa pun," katanya.
Pada awal penyebaran pandemi di AS, ia mengukur suhu klien dengan termometer ketika mereka tiba, dan mencoba membuatnya seksi dengan bermain sebagai "perawat." Namun untuk klien baru, permainan perawat tak disuguhkan. Ia memastikan diri memakai masker dan sarung tangan.
Bahaya besar justru dihadapi para PSK kelas atas. Pasalnya, mereka tak bisa menolak permintaan klien yang ingin layanan penuh. Semisal Akynos, seorang pekerja seks berusia 42 tahun yang berbasis di New York dan Berlin, mengelola Black Sex Workers Collective.
Sementara ini Akynos tak bekerja. Ia mengatakan telah mengamati penyelidikan rutin untuk pekerja seks layanan penuh dengan permintaan khusus. Penyelidikan itu meliputi interaksi yang memungkinkan menyebarkan penyakit pernapasan - seperti berciuman. "Mereka (para klien) menginginkannya meskipun risikonya tinggi," katanya. "Mereka sepertinya tidak peduli.
Ilustrasi Pekerja Seks Komersial (PSK). starsexwork.org
"Ini perilaku klien yang khas," tambahnya. "Mereka selalu ingin melakukan sesuatu yang biasanya tidak mereka lakukan dengan orang lain."
Namun yang dikhawatirkan para ahli adalah meningkatnya potensi kekerasan dan pelecehan. Dengan semakin sedikit klien dan penurunan ekonomi, pekerja seks mungkin kurang selektif tentang klien dan kurang tegas tentang batas-batas mereka sendiri.