TEMPO.CO, Jakarta - Kabar baik bagi dunia pariwisata. Pemerintah Singapura mengizinkan para elancong transit melalui Bandara Changi Singapura mulai 2 Juni. Hal tersebut ditegaskan regulator penerbangan negara-kota itu kepada Business Traveller.
Saat ini, penumpang asing hanya dapat transit melalui Singapura jika mereka berada dalam penerbangan repatriasi, yang diatur oleh pemerintah bersangkutan. Singapura melarang semua pengunjung jangka pendek memasuki atau transit melalui negara kota itu, pada bulan Maret dalam upaya untuk memerangi penyebaran Covid-19.
Hanya pemegang izin kerja, termasuk tanggungan mereka, yang menyediakan layanan penting seperti layanan kesehatan dan transportasi, yang saat ini diizinkan memasuki negara tersebut.
"Ini adalah bagian dari strategi Singapura untuk secara bertahap membuka kembali transportasi udara untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dan warga kami, sambil memastikan perlindungan yang memadai untuk perjalanan yang aman," demikian pernyataan dari Otoritas Penerbangan Sipil Singapura (CAAS).
CAAS juga mengatakan "langkah-langkah ketat" akan dilakukan di Bandara Changi, untuk memastikan bahwa penumpang transit tetap berada di fasilitas yang ditunjuk di area transit. Mereka tidak diizinkan berbaur dengan penumpang lain".
Staf bandara akan diminta untuk memakai alat pelindung diri saat berinteraksi dengan penumpang. Tindakan pencegahan yang ada, seperti jarak yang aman, suhu yang diukur untuk penumpang dan staf, akan terus ditegakkan, kata CAAS.
Langkah mengizinkan penumpang untuk transit melalui bandara adalah bagian dari rencana Singapura, yang secara bertahap melonggarkan lockdown, juga dikenal sebagai tindakan pemutus sirkuitnya, mulai 1 Juni.
Bandara Changi Singapura mulai mengambil langkah pencegahan untuk menghentikan penyebaran virus pada bulan Februari.