TEMPO.CO, Jakarta - Pemulihan kondisi penerbangan hingga mencapai tahap normal usai pandemi virus corona (Covid-19), diprediksi bakal lama. Direktur Jenderal Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) Alexandre de Juniac mengatakan, masalah penerbangan baru akan pulih pada 2023.
"Itu menunjukkan betapa penting dan parah krisis ini pada transportasi udara," katanya sebagaimana dikutip ABC News, belum lama ini.
Juniac menjelaskan, pembukaan kembali pasar perjalanan domestik akan menjadi langkah pertama untuk memulihkan industri. "Kemudian membuka pasar berdasarkan wilayah."
Perjalanan antar-benua diharapkan akan dibuka kembali pada akhir tahun 2020. Namun setidaknya, kata dia, bahwa pada akhir tahun ini lalu lintas udara antara 50 persen hingga 55 persen dari tahun lalu. Artinya, separuh dari perjalanan udara pada 2019.
"Kami mengandalkan paket dukungan dan rencana penyelamatan yang telah disatukan oleh pemerintah," ujarnya. Ia menambahkan, masih ada risiko beberapa maskapai penerbangan akan bangkrut akibat dari wabah Covid-19.
Menurut Juniac, krisis ini akan menelan banyak pekerjaan dan mengambil paksa ekonomi dari pertumbuhan yang didorong oleh penerbangan. Ia menambahkan, untuk melindungi penerbangan menjadi katalis pemulihan ekonomi, tak boleh membuat praduga yang lebih buruk.
"Dengan membuat perjalanan menjadi tidak praktis dengan tindakan karantina," ujarnya, sebagaimana dikutip dari laman IATA. "Kami membutuhkan solusi untuk perjalanan aman."
Terkait hal itu, kata dia, layanan harus menumbuhkan kepercayaan diri penumpang agar merasa aman bepergian. "Tanpa kerumitan yang tidak semestinya," tuturnya.
ABC NEWS | IATA