Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Di Balik Legenda Sayur Lodeh yang Mengusir Wabah di Yogyakarta

Reporter

Editor

Ludhy Cahyana

image-gnews
Ilustrasi lodeh kluwih. shutterstock.com
Ilustrasi lodeh kluwih. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Menurut legenda, ketika wabah penyakit datang ke kota Yogyakarta, Sultan memerintahkan warganya untuk memasak sayur lodeh dan tinggal di rumah selama 49 hari. Dan wabah itu berakhir.

Hingga kini sebagaian masyarakat Jawa, terutama Jawa-Mataraman meyakini sayur lodeh memiliki khasiat menangkal penyakit.

Dinukil dari BBC, sayur lodeh adalah sayur kari sederhana yang terbuat dari tujuh bahan utama dan bumbu santan pedas. Ahli gizi yang telah mempelajari makanan, menunjukkan manfaat tambahan bagi kesehatan dalam bumbu sayur lodeh.

Lengkuas misalnya, dianggap memiliki kualitas anti-inflamasi. Bumbu dalam sayur lodeh tak mengenal musim,  mudah didapat, dan menjadikannya sempurna untuk karantina.

Tetapi yang paling penting tentang perintah Sultan untuk memasak sayur lodeh, adalah wujud dari solidaritas dalam melawan wabah. Seluruh kota yang memasak satu jenis makanan dan dalam waktu yang bersamaan, menciptakan rasa kebersamaan yang kuat.

“Seperti banyak aspek kepercayaan orang Jawa, tujuannya adalah untuk menghindari kemalangan,” kata Revianto Budi Santoso, seorang arsitek, guru, dan siswa budaya Jawa. 

Makanan Jawa secara keseluruhan kaya dengan simbolisme. Misalnya, nasi tumpeng adalah campuran daging dan sayuran yang dimahkotai oleh menara nasi kuning berbentuk kerucut. Presentasi hidangan seharusnya mencerminkan tatanan dunia di bawah Tuhan. Nasi kuning adalah hidangan nasi aromatik yang dianggap membawa berkah bagi rumah dan bisnis baru.

Keraton Yogyakarta masih menjadi destinasi wisata yang paling diminati wisatawa. TEMPO/Pribadi Wicaksono

Sayur lodeh memperluas simbolisme ini secara linguistik dan numerologis. Masing-masing dari tujuh bahan utama yang ditambahkan ke dalam santan, berupa melinjo, daun melinjo, labu siam, kacang panjang, terong, nangka dan tempe -- semuanya memiliki makna simbolis. 

Dalam bahasa Jawa, terong wungu berarti ungu, tetapi juga sesuatu seperti “bangun”; sedangkan lanjar dari kacang lanjar sama dengan “berkah”. Kumpulkan tujuh item dan Anda memiliki sesuatu yang hampir menyerupai mantra.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ritual memasak sayur lodeh adalah contoh slametan, sejenis ritual komunal yang diidentifikasi oleh antropolog Clifford Geertz sebagai ciri utama budaya Jawa. Salah satu ciri khas slametan adalah adanya sayur lodeh sebagai simbol tak berharap banyak, kecuali berhasil.

"Sangat menarik bahwa sayur lodeh bukan hal yang individual," kata Santoso. “Ini merupakan respons terhadap kemalangan yang sepertinya akan mengalahkan semua orang. Ini adalah upaya untuk mengurangi, menghindari sesuatu yang mungkin tak terhindarkan," imbuhnya.

Beberapa sarjana percaya, bahwa tradisi ini merentang kembali ke masa kejayaan peradaban Jawa Tengah pada abad ke-10, di mana lodeh memungkinkan penduduk untuk berlindung dengan aman selama letusan besar-besaran Gunung Merapi pada tahun 1006.

Sejarawan makanan seperti Fadly Rahman telah meneliti sayur lodeh abad ke-16 dan setelahnya. Menurut Fadly, Spanyol dan Portugis memperkenalkan kacang panjang ke Jawa. Yang lain berpendapat bahwa itu adalah "tradisi kuno" yang diciptakan pada abad ke-19: pada pergantian abad ke-20, para intelektual Yogyakarta berada di jantung Kebangkitan Nasional Indonesia -- sebuah periode ketika banyak mitos nasional ditemukan dengan berbagai cara, dirayakan dan diciptakan.

Legenda sayur lodeh diperkuat di awal abad ke-20. Contoh paling terkenal datang dari tahun 1931, pada masa pemerintahan Sultan HB VIII, Jawa telah menderita gelombang wabah pes berturut-turut selama lebih dari dua dekade.

Istri Wali Kota Surakarta Endang Prasetyaningsih Rudyatmo memperlihatkan sayur lodeh hasil masakannya. Dia memperagakan memasak sayur menggunakan arang dalam acara Dharma Wanita PDAM Surakarta. TEMPO | Ahmad Rafiq

Tetapi catatan-catatan juga menunjukkan bahwa sayur lodeh dimasak untuk merespons krisis pada tahun 1876, 1892, 1946, 1948, dan 1951. Jadi, saat ada hoax mengenai Sultan Hamengkubuwono X memerintahkan membuat sayur lodeh untuk mengusir wabah virus corona, para warga senior Yogyakarta tak merisaukannya.

Mereka tetap memasak sayur lodeh dan menunggu 49 hari di dalam rumah, hingga wabah lewat.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


70 Persen Wisudawan Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia Tahun Ini Sudah Ditarik Perusahaan

8 jam lalu

Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia Yogyakarta mewisuda 84 mahasiswa menjadi Sarjana Terapan di bidang Nuklir, di Hotel Sahid, Rabu, 11 September 2024. (Foto: Dok Poltek Nuklir)
70 Persen Wisudawan Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia Tahun Ini Sudah Ditarik Perusahaan

Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia mewisuda sebanyak 84 lulusan pendidikan sarjana dari tiga program studinya pada Rabu, 11 September 2024.


Upacara Sekaten Keraton Surakarta Sempat Ricuh, Bagaimana Sejarah Prosesi Adat Ini?

11 jam lalu

Abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat mengarak gunungan menuju Masjid Agung pada perayaan Grebeg Sekaten 2019 di Solo, Jawa Tengah, Sabtu 9 November 2019. Pihak Keraton menghadirkan dua pasang gunungan laki-laki dan perempuan untuk diperebutkan warga dalam puncak perayaan Sekaten 2019 dan Maulid Nabi Muhammad SAW. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
Upacara Sekaten Keraton Surakarta Sempat Ricuh, Bagaimana Sejarah Prosesi Adat Ini?

Upacara Sekaten Keraton Surakarta sempat ricuh, apa yang terjadi?


Yogyakarta Mulai Diguyur Hujan, BMKG Ingatkan Potensi Angin Kencang hingga Petir Wilayah Ini

2 hari lalu

Ilustrasi hujan lebat yang terjadi di Yogyakarta. (FOTO ANTARA/Wahyu Putro A/ed/nz/pri.)
Yogyakarta Mulai Diguyur Hujan, BMKG Ingatkan Potensi Angin Kencang hingga Petir Wilayah Ini

Selain hujan lebat dan angin kencang, BMKG Yogyakarta ingatkan bahaya lahar di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.


Ide Awal Tim Mahasiswa UGM Manfaatkan Limbah Tulang Hewan untuk Filtrasi Air Limbah dan Irigasi Sawah

3 hari lalu

Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. (ugm.ac.id)
Ide Awal Tim Mahasiswa UGM Manfaatkan Limbah Tulang Hewan untuk Filtrasi Air Limbah dan Irigasi Sawah

Tim mahasiswa UGM menciptakan inovasi dengan memanfaatkan limbah gigi dan tulang hewan sebagai filter air limbah yang diolah menjadi air irigasi sawah


Pelaku Kreatif Kumpul di Yogya Soroti Ekosistem Board Game untuk Dongkrak Wisata

4 hari lalu

Beragam permainan yang dipamerkan komunitas board game di Yogyakarta, Sabtu, 7 September 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Pelaku Kreatif Kumpul di Yogya Soroti Ekosistem Board Game untuk Dongkrak Wisata

Ratusan pelaku industri kreatif berkumpul di Yogyakarta menyoroti tentang ekosistem board game dan kontribusinya bagi sektor wisata di Tanah Air.


Ramai Penolakan Tempat Hiburan Malam di Yogya, Ini Respon Sultan HB X

5 hari lalu

Gubernur DIY Sri Sultan HB X. Dok. Pemda DIY.
Ramai Penolakan Tempat Hiburan Malam di Yogya, Ini Respon Sultan HB X

Sultan HB X merespon penolakan warga terhadap rencana beroperasinya hiburan malam di Sleman, Yogyakarta


Profil Prof Mubyarto, Sosok Penggagas Ekonomi Kerakyatan

6 hari lalu

Prof Mubyarto. Foto : Wikipedia
Profil Prof Mubyarto, Sosok Penggagas Ekonomi Kerakyatan

Prof Mubyarto merupakan akademisi dan penggagas ide-ide mengenai konsep Ekonomi Kerakyatan dan Ekonomi Pancasila


Jaga Sumbu Filosofi Steril Alat Peraga Kampanye Pilkada, Yogyakarta Revisi Aturan

7 hari lalu

Bus Jogja Heritage Track (JHT) beroperasi dengan rute kawasan Sumbu Filosofi Yogyakarta. (Dok. Istimewa)
Jaga Sumbu Filosofi Steril Alat Peraga Kampanye Pilkada, Yogyakarta Revisi Aturan

Kawasan Sumbu Filosofi merujuk garis imajiner yang membentang dari Tugu Yogyakarta-Malioboro-Keraton- Panggung Krapyak Yogyakarta.


Melihat Tengkorak Gajah Blora hingga Senjata Prajurit Pangeran Diponegoro di Vredeburg Fair 2024

7 hari lalu

Tengkorak fosil Gajah Blora yang dipamerkan di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta, bagian dari Vredebur Fair 4-29 September 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Melihat Tengkorak Gajah Blora hingga Senjata Prajurit Pangeran Diponegoro di Vredeburg Fair 2024

Replika raksasa Tengkorak Gajah Blora hingga Homo Erectus P-VIII, yang dulu dikenal sebagai Pithecanthropus erectus, ada di Vredeburg Fair.


Sultan HB X Minta Para Politisi Ikut Jaga Yogyakarta Tetap Aman selama Pilkada

8 hari lalu

Jalan Malioboro Yogyakarta. TEMPO/Mila Novita
Sultan HB X Minta Para Politisi Ikut Jaga Yogyakarta Tetap Aman selama Pilkada

Yogyakarta yang memiliki destinasi populer di tiap kabupaten/kota dinilai butuh suasana kondusif termasuk dalam momentum Pilkada ini.