TEMPO.CO, Jakarta - Taiwan menjadi kisah sukses memerangi virus corona. Dan bisa jadi, negara tersebut paling siap dengan ide gelembung pariwisata -- yang merujuk istilah mengizinkan pariwisata di dalam suatu wilayah, tapi belum membuka perbatasan dari luar. Taiwan juga memungkinkan membuka koridor pariwisata, yakni membuka perbatasan dengan negara yang minim wabah.
Menengok ke belakang, wabah virus corona mulai masuk ke Taiwan pada Januari. Negeri dengan 23 juta penduduk itu, melarang perjalanan masuk dan keluar ke daratan Cina. Kapal pesiar pun tidak bisa lagi berlabuh di Taiwan. Pada bulan Maret, produksi masker wajah dalam negeri juga meningkat.
Dinukil dari CNN, hingga Sabtu, 16 Mei 2020, Taiwan telah mencatat 440 kasus virus corona dan tujuh kematian, menurut data dari Johns Hopkins University. Sebagai perbandingan, Australia - dengan populasi 25 juta - telah melaporkan lebih dari 7.000 infeksi dan 98 kematian.
Bersemangat untuk berbagi pengalamannya dalam memerangi Covid-19, Taiwan didukung berbagai negara untuk berbagi pengalaman dalam diskusi kesehatan global. Amerika Serikat, Jepang dan Selandia Baru semuanya menyuarakan dukungan bagi Taiwan untuk bergabung dengan Majelis Kesehatan Dunia minggu depan -- pertemuan tahunan anggota Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
The News Lens melaporkan, Taiwan masuk dalam daftar negara-negara Asia Pasifik yang mengalami penurunan angka infeksi virus corona. Taiwan bersama dengan Australia, Hong Kong, Makau, Selandia Baru, Korea Selatan, Cina daratan, dan Vietnam terbukti berhasil melawan virus corona.
Untuk memutus penularan penyakit dari luar negeri sejak Maret, warga setempat dan pemegang izin tinggal harus menghabiskan 14 hari di karantina, bila pelesiran dari mancanegara.
Pengunjung menikmati wahana permainan di tengah pandemi virus corona atau COVID-19 di Taipei Children's Amusement Park di Taipei, Taiwan, 1 Mei 2020. REUTERS/Ann Wang
Negara-negara tersebut, menurut pengamat bisa mempraktikkan gelembung pariwisata antar negara. Untuk menghidupkan kembali penerbangan, pariwisata, dan konferensi, yang lesu sejak Januari. Gelembung pariwisata bisa menjadi kabar baik bagi Asia Pasifik. Pasalnya, menurut Word Travel and Tourism Council, 49 juta orang kehilangan pekerjaan terkait pariwisata di Asia Pasifik.
Perdana Menteri Australia Scott Morrison dan mitra Selandia Baru-nya, Jacinda Ardern, telah bertemu untuk membahas pembentukan zona perjalanan bebas karantina untuk kedua negara mereka, menurut laporan ABC.
Menurut Rajiv Biswas, kepala ekonom Asia-Pasifik di IHS Markit, Cina paling mungkin mewujudkan ide gelembung pariwisata tersebut. Zona itu mengacu pada Hong Kong, Makau, daratan Cina, dan Taiwan. Makau berjarak satu jam perjalanan dengan feri dan biasanya populer di kalangan penjudi kasino Hong Kong.
Sementara, Taiwan dapat mempertimbangkan untuk membuka perjalanan ke negara-negara "berisiko rendah" dan membebaskan pengunjung mereka dari karantina selama 14 hari, kata Chiu Cheng-hsun, wakil direktur Rumah Sakit Memorial Chang Gung dekat Taipei.
Para pengunjung itu malah akan mengukur suhu mereka setiap hari dan melaporkan gejala-gejala yang mencurigakan kepada agen perjalanan mereka, sarannya.
Seorang wanita merekam dirinya saat menikmati wahana hiburan di tengah pandemi virus corona atau COVID-19 di Taipei Children's Amusement Park di Taipei, Taiwan, 1 Mei 2020. Di Taiwan hanya 429 orang yang terinfeksi COVID-19. REUTERS/Ann Wang
"Taiwan dapat membuka diri untuk menerima wisatawan internasional, tetapi perlu mengelola mereka," katanya. “Kami harus menyambut semua orang untuk datang dan bepergian. Dengan begitu kami dapat meningkatkan perekonomian. "