TEMPO.CO, Jakarta - Maskapai penerbangan terbesar di Amerika Latin yang sudah berumur 100 tahun menuju kebangkrutan. Avianca Holdings mengajukan bangkrut ke pengadilan New York pada Minggu, 10 Mei 2020.
"Kami menghadapi krisis paling menantang dalam sejarah seratus tahun karena wabah corona," kata Pimpinan Eksekutif Avianca, Anko van der Werff seperti dikutip dari Business Insider. Avianca adalah maskapai penerbangan Kolombia yang berdiri pada 5 Desember 1919. Saat itu, namanya adalah Sociedad Colombo Alemana de Transporte Aéreo atau SCADTA.
Kini Avianca mengalami kesulitan keuangan karena terdampak wabah corona. Pembatasan perjalanan akibat pandemi Covid-19 membuat maskapai penerbangan ini kehilangan 80 persen pendapatan. Dan gejolak itu sudah terasa sejak pertengahan Maret 2020.
Maskapai penerbangan Avianca. Foto: Situs Avianca
Mengutip Reuters, Avianca gagal memenuhi tenggat pembayaran utang yang mencapai lebih dari USD 7,3 miliar. Perusahaan masih mencari pinjaman, kelonggaran utang, hingga bantuan keuangan dari pemerintah. Sebagai bagian dari upaya bertahan, Avianca berencana menutup operasional di Peru yang selama ini menyumbang sekitar 5 persen pendapatan perusahaan. Avianca juga bakal memberhentikan ratusan karyawan dalam sepuluh hari ke depan.
Pimpinan Komersial Avianca, Silvia Mosquera mengatakan jika kondisi perusahaan sudah membaik, mereka akan mempekerjakan kembali karyawan yang di-PHK. Optimisme ini berangkat dari sejumlah negara yang sudah melonggarkan lockdown dan mengizinkan maskapai penerbangan beroperasi kembali.
Namun jika perusahaan gagal pulih, maka Avianca akan menjadi maskapai penerbangan besar pertama yang bangkrut akibat wabah corona. Pada 2003, Avianca pernah mengajukan kebangkrutan karena masalah internal. Namun perlahan maskapai itu mampu bangkit kembali dan beroperasi seperti biasa.
BUSINESS INSIDER | REUTERS