TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi virus corona (Covid-19) membuat industri pariwisata terpuruk. Situasi itu membuat penyedia layanan jasa perjalanan mengatur strategi, untuk mempertahankan bisnis pariwisata.
"Di Jerman dan Eropa juga perjalanan dan liburan memiliki kaitan yang cukup besar bagi orang-orang," kata Fritz Joussen, selaku Pimpinan Eksekutif (CEO) TUI Group, perusahaan perjalanan dan pariwisata, sebagaimana dikutip dari The Sun, belum lama ini.
Joussen menjelaskan, liburan di rumah adalah tawaran yang tak mesti menjadi satu-satunya pilihan di Eropa. "Kami sekarang harus muncul dengan baik dari krisis (virus corona). Pariwisata di Eropa membutuhkan perspektif yang jelas," ujarnya.
Menurut dia, berbagai negara telah membuat kemajuan untuk menghadapi pandemi Covid-19. Kemudian, muncul harapan agar turis kembali.
"Keinginan turis kembali harus diizinkan untuk membuka (pariwisata), yang meliputi Yunani, Siprus, Portugal, Austria, Kepulauan Balears, dan Bulgaria," katanya. Joussen menambahkan, bahwa pemesanan perjalanan masih ada. "Meskipun perjalanan saat ini dilarang," ujarnya.
Adapun hotel dan restoran di Yunani berencana kembali dibuka pada 1 Juni. Upaya itu untuk mencoba menarik wisatawan kembali, namun memastikan negara itu aman dari pandemi.
"Pertama-tama kami akan melihat pariwisata domestik. Kemudian, wisatawan dari negara-negara tetangga, dan negara-negara jarak menengah hingga yang jauh," kata Menteri Pariwisata Yunani Haris Theocharis.
Tetapi untuk mulai perjalanan wisata itu, mesti mempertimbangkan rute. "Bepergian dengan jalan darat mulanya akan lebih aman daripada penerbangan. Kami akan melihat turis semacam itu lebih awal," tuturnya.
Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis memperkirakan kesiapan kembali menerima kembali wisatawan pada 1 Juli. Hal itu jika pelonggaran karantina pekan ini berjalan lancar dan peraturan kesehatan yang ketat tetap diterapkan, sebagaimana dikutip dari Ekathimerini.
Paris, Prancis.
"Pengalaman pariwisata musim panas ini mungkin sedikit berbeda dari tahun-tahun sebelumnya," katanya. Perbedaan itu, kata dia, karena penerapan pembatasan jarak sosial yang memungkinkan tidak ada bar yang buka.
"Tetapi masih bisa mendapatkan pengalaman yang fantastis di Yunani asalkan epidemi global berada di jalur menurun," ujarnya.
THE SUN | EKATHIMERINI