Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keasyikan Berlayar, Pasangan Ini Terjebak Lockdown di Malaysia

Reporter

Editor

Ludhy Cahyana

image-gnews
Nandji, kapal layar yang digunakan Bonita Herewane dan Jarrad Laver dalam tiga tahun terakhir berkeliling dunia. Foto: @sailing_nandji
Nandji, kapal layar yang digunakan Bonita Herewane dan Jarrad Laver dalam tiga tahun terakhir berkeliling dunia. Foto: @sailing_nandji
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Bonita Herewane dan Jarrad Laver, pasangan Australia ini telah menghabiskan tiga tahun terakhir hidup di atas perahu layar, yang mereka namai Nandji -- yang berarti kegembiraan dalam Hindu. Pasangan ini membeli perahu layar pada tahun 2016, dengan pengalaman berlayar yang minim.

"Saya pikir Nandji adalah kapal pesiar kedua yang pernah saya gunakan," kata Herewane kepada Insider. Meskipun Laver memiliki pengalaman yang sedikit lebih banyak, namun keduanya masih perlu belajar banyak dalam hal pelayaran.

Meskipun nekat, mereka memiliki kesamaan tekad ingin berkeliling dunia. Selama beberapa tahun terakhir, mereka telah berlayar dari Kepulauan Phi Phi di Thailand ke Papua Nugini. Lalu, mereka berencana melintasi Samudra Hindia, dengan rute: Indonesia, lalu ke Sri Lanka, Madagaskar, dan Afrika Selatan.

Saat berada di Australia, itulah untuk pertama kalinya mereka mendengar tentang virus corona. Namun, mereka belum menganggapnya sebagai ancaman. Dan perjalanan pun tetap berlanjut. Mereka berencana ke Indonesia, Thailand, dan beberapa negara Pasifik Selatan. Dalam rencana perjalanan, mereka akan singgah di Pasifik Selatan untuk merawat kapal, sebelum melayari Samudra Hindia.

Pasangan itu meninggalkan Australia pada awal 2020, dan tidak terlalu peduli dengan virus corona. Tetapi begitu mereka berlabuh di Thailand, mereka menyadari situasi sangat serius. Di Thailand, mereka menemukan warga memakai masker dan menjaga jarak. Awal Maret, Laver dan Herewane memutuskan berlayar ke Malaysia.

Komunitas perahu layar membantu mereka, dengan merekomendasikan Malaysia untuk mendapatkan visa perjalanan tiga bulan. Mereka berhasil mencapai Pulau Langkawi dua hari sebelum Malaysia menutup perbatasan. Saat mengurus visa itulah mereka terkunci di Langkawi. 

Jika lockdown berlanjut lebih lama, pasangan itu melewatkan pelayaran ke Sri Lanka. Visa mereka hanya berlaku sebulan lagi. Bila pemerintah Malaysia tak mengeluarkan visa, keduanya berencana berlayar pulang ke Australia. Tetapi perjalanan itu akan melawan angin dan bisa memakan waktu minimal dua minggu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Meskipun virus corona mengubah rencana pelayaran, pasangan ini mengaku selalu siap dengan pandemi, “Kami cukup terbiasa hidup di ruang kecil. Kami selalu saling berdekatan, dan kami juga selalu memiliki bekal untuk jangka waktu tertentu," ujar Laver. Bahkan, dengan van atau kapal layar, mereka bisa berminggu-minggu tanpa berhenti di toko kelontong.

Mereka menyimpan hampir semua jenis makanan kaleng, buncis, kacang-kacangan, lentil, tomat, dan jagung. Mereka telah belajar membuat acar sayuran dan membuat makanan lezat tanpa produk segar. Perahu mereka saat ini memiliki cukup makanan untuk bertahan enam bulan.

Pasangan ini juga memiliki filter air, untuk mengubah air laut menjadi tawar. Dalam keseharian mereka di kapal layar, Herewane bangun pagi dan berolahraga di haluan kapal sementara Laver menjawab email. Mereka bekerja sebagai editor video, dan menghabiskan waktu mengedit di atas kapal.

Bonita Herewane dan Jarrad Laver kini "terdampar" di Malaysia, dan berencana kembali ke Australia. Foto: @sailing_nandji

Lalu apa yang mereka lalukan selama lockdown di Malaysia?  "Ini waktu berlibur dari pelayaran. Bertahun-tahun kami berlayar,” ujar Laver. Mereka masih memiliki akses ke pantai untuk berjalan-jalan, berenang, dan bermain dengan anjing mereka, Marley.

Perjalanan mereka bergantung arah angin. Jadi, kadang mereka harus menanti berhari-hari hingga cuaca bagus atau angin searah dengan tujuan mereka. Jadi, bagi mereka terdampar di Malaysia, sama halnya menanti arah angin. Nikmati saja.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Siti Nurhaliza akan Menggelar Konser dengan Tajuk Cinta di Awan, Simak Jadwalnya!

6 jam lalu

Siti Nurhaliza. Foto: Instagram.
Siti Nurhaliza akan Menggelar Konser dengan Tajuk Cinta di Awan, Simak Jadwalnya!

Penyanyi Malaysia, Siti Nurhaliza mengabarkan akan menggelar konser di Arena of Stars, Genting Highlands.


Semburan Erupsi Gunung Ruang sampai Malaysia, Ini Jadwal Penerbangan yang Dibatalkan

12 jam lalu

Personel Basarnas (Badan SAR Nasional) mengamati gunung Ruang dari dermaga pelabuhan Tagulandang, Kabupaten Kepulauan Sitaro (Siau, Tagulandang, Biaro), Sulawesi Utara, Kamis 18 April 2024. Data dari PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) menyebutkan dalam kurun waktu 24 jam terakhir sudah terjadi lima kali erupsi dengan ketinggian 1.800 meter hingga 3.000 meter dari puncak Gunung Ruang yang menimbulkan suara gemuruh, gempa, dan kilatan petir vulkanik. ANTARA FOTO/HO-Basarnas
Semburan Erupsi Gunung Ruang sampai Malaysia, Ini Jadwal Penerbangan yang Dibatalkan

Semburan abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Sulsel membuat penerbangan ke dan dari Sabah dan Sarawak terpaksa dibatalkan.


Bareskrim Polri Tangkap 5 Kurir Peredaran Sabu Lintas Laut Jaringan Malaysia-Aceh

12 jam lalu

Wakil Direktur Tindak Pidana Narkoba Badan Reserse Kriminal Umum (Bareskrim) Komisaris Besar Arie Ardian (dua dari kanan) menunjukkan barang bukti dari penangkapan 24 kilogram sabu dan ekstasi sebanyak 1.840 di Gedung Mabes Polri, Kamis, 18 April 2024. Pengungkapan dua kasus peredaran narkotika itu dilakukan sejak 22 Maret 2024 dan 4 April lalu. TEMPO/Ihsan Reliubun
Bareskrim Polri Tangkap 5 Kurir Peredaran Sabu Lintas Laut Jaringan Malaysia-Aceh

Peredaran sabu itu dilakukan lintas laut dari jaringan Malaysia-Aceh.


Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

1 hari lalu

Ilustrasi Sabu. TEMPO/Amston Probel
Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

Bareskrim Polri menangkap lima tersangka tindak pidana narkotika saat hendak menyeludupkan 19 kg sabu dari Malaysia melalui Aceh Timur.


Strategi Malaysia Gaet Turis Cina, Tak Hanya Bebas Visa

1 hari lalu

Legoland Malaysia, salah satu destinasi wisata favorit di Malaysia. Dok.  tiket.com
Strategi Malaysia Gaet Turis Cina, Tak Hanya Bebas Visa

Malaysia menyiapkan meja bantuan yang dikelola oleh petugas berbahasa Mandarin untuk membantu wisatawan Cina.


Bos Apple Bertemu Jokowi Hari Ini di Istana Merdeka, Apa yang Dibicarakan?

2 hari lalu

Foto kolase Bos Apple Tim Cook dan Presiden Jokowi (Dok. Reuters/ANTARA)
Bos Apple Bertemu Jokowi Hari Ini di Istana Merdeka, Apa yang Dibicarakan?

Presiden Jokowi diagendakan bertemu dengan bos Apple Tim Cook di Istana Merdeka Jakarta, hari ini Rabu. Apple akan berinvestasi di Indonesia?


Kasus Pencatutan Nama Dosen Malaysia dan Jurnal Predator, Kemendikbud Diminta Bentuk Tim Khusus

5 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Kasus Pencatutan Nama Dosen Malaysia dan Jurnal Predator, Kemendikbud Diminta Bentuk Tim Khusus

Kemendikbud diminta bentuk tim khusus untuk menangani kasus pencatutan nama dosen Malaysia dan jurnal predator.


Dosen di Malaysia Tuding Guru Besar Unas Praktik Penipuan dan Jurnal Predator

6 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Dosen di Malaysia Tuding Guru Besar Unas Praktik Penipuan dan Jurnal Predator

Disebutkan, ada sedikitnya 24 dosen dari Universiti Malaysia Terengganu yang telah dicatut namanya dalam sejumlah makalah Guru Besar Unas ini.


Dekan Unas Dituding Catut Nama Akademisi Malaysia di Jurnal Ilmiah, Kampus Enggan Komentar

6 hari lalu

Sejumlah Mahasiswa dan Alumni membagikan seleberan bertuliskan
Dekan Unas Dituding Catut Nama Akademisi Malaysia di Jurnal Ilmiah, Kampus Enggan Komentar

Beredar kabar Dekan FEB Universitas Nasional (Unas) dituding mencatut sejumlah nama akademisi Malaysia di publikasi ilmiahnya


Warga Israel Mengaku Tak Bersalah atas Penyelundupan Peluru dan Senjata di Malaysia

6 hari lalu

Ilustrasi senjata api. ANTARA FOTO
Warga Israel Mengaku Tak Bersalah atas Penyelundupan Peluru dan Senjata di Malaysia

Warga Israel yang diidentifikasi sebagai Shalom Avitan terancam hukuman mati karena perdagangan senjata api ilegal.