TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern menolak rencana untuk menawarkan 2.000 visa kepada orang superkaya, meskipun mereka menginvestasikan US$50 juta ke negara itu.
Menurut Ardern, sebagaimana dinukil dari Insider, pemerintah Selandia Baru tidak ingin orang membayar visa dengan investasi.
Sebelum pernyataan tersebutm dalam dua minggu terakhir, bankir investasi Selandia Baru Troy Bowker menjadi berita utama. Ia mewacanakan proposal yang menyerukan pemerintah untuk menawarkan sekitar 2.000 visa kepada individu. Dengan syarat mereka menginvestasikan US$50 juta ke negara itu.
Bila 2.000 orang superkaya membawa US$50 juta, Selandia Baru bisa mendapat dana segar US$100 miliar untuk melawan virus corona, dan memutar roda ekonomi yang sedang melambat.
Bowker menjelaskan proposal dalam acara Magic Talk, di sebuah acara radio Selandia Baru, "Apa yang kami buat dari perspektif bisnis adalah kekayaan intelektual sebagai sebuah negara. Kami telah membayarnya dengan pengorbanan kami, pengorbanan besar secara finansial, dan kami telah menciptakan kekayaan intelektual yang menjadikan Selandia Baru tempat yang aman," ujar Bowker.
Pada 24 April, Selandia Baru memiliki 1.451 kasus dengan 16 kematian, menurut data dari Johns Hopkins University. Penguncian ketat negara itu, dilakukan lebih awal, dan fokus pada penghapusan virus corona, telah dipuji oleh The Washington Post.
Hingga 23 April, hanya terdapat tiga kasus baru yang dilaporkan. Menurut New Zealand Herald, hubungan orang-orang superkaya dengan Selandia Baru bukanlah hal baru. Lokasi Selandia Baru yang jauh dari bagian dunia lainnya dan citra "hijau bersih", menjadikan negeri itu destinasi wisata utama di belahan bumi selatan.
Selandia Baru menjadi destinasi berlibur orang-orang kaya Amerika Serikat. Awal pekan ini, Bloomberg melaporkan bahwa setidaknya beberapa eksekutif kaya Silikon Valley, dilaporkan berada di Selandia Baru, menjauh dari pandemi.
Pantai Saint Clair di Selandia Baru saat matahari tesbit. Dok. Tourism New Zealand
Selandia Baru sejatinya telah memiliki paket visa investasi. Di antaranya visa berdurasi dengan syarat menginvestasikan US$3 juta selama empat tahun, dan visa lain senilai US$10 juta untuk diinvestasikan dalam tiga tahun, menurut Stuff.co.nz.
Ekonom Shamubeel Eaqub tampak setuju dengan Ardern. Dia mengatakan kepada Stuff.co.nz bahwa tidak ada satupun miliarder yang sudah tinggal di Selandia Baru meningkat jumlahnya dan membantu negara itu selama pandemi. Alasan kuatnya, Eaqub menyebut Selandia Baru tidak dijual.