TEMPO.CO, Jakarta - Singapura menerapkan circuit-breaker untuk memutus penyebaran wabah virus corona, terutama kasus-kasus baru yang dibawa oleh pekerja migram. Kasus infeksi virus corona impor tersebut mengkhawatirkan pemerintah Singapura.
Sebagaimana diberitakan Business Insider, circuit-breaker di negeri Singa itu, diperpanjang hingga 1 Juni, dengan lebih banyak tempat kerja yang akan ditutup
Periode perpanjangan circuit-breaker tersebut, diumumkan oleh Perdana Menteri Lee Hsien Loong pada hari Selasa, 21 April. Sebelumnya, penerapan circuit-breaker berlaku 28 hari dan berakhir pada 4 Mei. Tetapi sejumlah kasus yang tidak terhubung dengan warga asli Singapura, telah mendorong pemerintah memperpanjang pembatasan gerakan, kata PM Lee.
Beberapa titik panas seperti pasar basah populer masih menimbulkan masalah, kata PM. Ia menambahkan bahwa pembatasan wilayah akan diberlakukan untuk mengendalikan warga dan mendorong jarak sosial. Lebih banyak tempat kerja juga akan ditutup, untuk mengurangi jumlah pekerja dan meminimalkan risiko penularan.
Singapura pada hari Selasa melaporkan 1.111 infeksi Covid-19 baru, yang sebagian besar adalah pekerja asing yang tinggal di asrama.
“Asalkan kami telah menurunkan angka penularan dalam masyarakat, kami dapat melakukan penyesuaian lebih lanjut dan mempertimbangkan untuk mengurangi beberapa langkah. Dengan cara ini, kami dapat lebih yakin bahwa kami telah membuat kemajuan yang pasti dan mengkonsolidasikan posisi kami," katanya.
Dia mengakui bahwa banyak bisnis dan individu akan kecewa dengan pengumuman itu. Namun ia berharap, bahwa "rasa sakit jangka pendek" akan membantu melindungi kesehatan dan keselamatan warga, "Dan memungkinkan untuk menghidupkan kembali ekonomi," kata PM Lee.
Ruang dan kursi berdiri yang harus dihindari oleh penumpang transportasi umum Singapura akan ditandai.[Kelvin Chng/Straits Times]
Dalam konferensi pers lanjutan, Menteri Pembangunan Nasional, Lawrence Wong mengatakan layanan tertentu, termasuk bisnis yang menghadapi konsumen seperti makanan dan minuman (F&B), akan dihapus dari daftar layanan penting, yang diizinkan untuk beroperasi selama circuit-breaker.
Secara total, tenaga kerja di semua industri akan dipotong lebih dari 20 persen saat ini, menjadi 15 persen, katanya.
Adapun pembatasan masuk ke pasar basah dan supermarket, Wong mengatakan Pemerintah dapat membatasi pembukaan pasar populer hingga hari-hari tertentu dalam seminggu. Izin masuk juga dapat diberikan sesuai dengan angka terakhir, dari nomor identifikasi nasional individu pada hari-hari tertentu.
Namun Wong juga mengatakan bahwa langkah-langkah dapat secara bertahap dikurangi, jika angka infeksi komunitas turun menjadi satu digit.
Sementara itu, Menteri Keuangan Heng Swee Keat mengatakan dalam konferensi pers yang sama, bahwa untuk membantu bisnis menjaga karyawan melalui circuit-breaker, pemerintah menghibahkan 75 persen upah.
Hibah tersebut berakhir bulan April, namun akan diperpanjang hingga Mei untuk bisnis di semua sektor. Sementara itu, retribusi pekerja asing akan dihapuskan untuk bulan Mei, dan potongan retribusi pekerja asing sebesar S$750 akan diberikan untuk setiap pekerja asing yang bekerja.
Petugas memeriksa para penumpang di Bandara Changi, untuk mendeteksi suhu tubuh penumpang. Foto: Roslan Rahman/AFP via Getty Images
"Keluarga dengan pencari nafkah yang kehilangan pekerjaan karena pandemi, dapat mengajukan permohonan bantuan Covid-19 mulai 1 Mei, dan juga Dana Bantuan Sementara," katanya.
Menurut menteri, langkah-langkah tambahan ini akan menelan biaya 3,8 miliar dolar lagi kepada pemerintah. Ini membuat total tagihan untuk tindakan dukungan Covid-19 menjadi S$63,7 miliar.