TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengajak para penyelenggara event (EO) untuk berkolaborasi menciptakan event. Targetnya, event tersebut bisa menarik minat wisatawan mancanegara dan nusantara usai wabah pandemi Covid-19.
Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan (Events) Kemenparekraf Rizki Handayani Mustafa mengatakan, pihaknya membuka kesempatan bagi para penyelenggara untuk berkolaborasi menggelar event besar sehingga mampu mendatangkan wisatawan.
“Kami siap memfasilitasi para penyelengara event. Kami ingin berkolaborasi dengan para pelaku industri agar semakin banyak wisatawan mancanegara yang hadir dan lebih banyak pergerakan wisatawan nusantara,” kata Rizki Handayani.
Ia juga menjelaskan, Kemenparekraf memiliki program kegiatan di bidang produk wisata antara lain, peningkatan penyelenggaraan kegiatan, pendukungan kegiatan, dan promosi penyelenggaran kegiatan.
Rizky Handayani mengambil contoh, New Zealand Tourism bekerja sama dengan VisitorPoint, perusahaan di bidang industry marketing partnership, yang merupakan bagian dari global travel-tech group, Adventium Technology.
Dalam kerja sama tersebut, VisitorPoint mendistribusikan lebih dari 3.500 brosur elektronik dengan konten mengenai operator pariwisata Selandia Baru. Brosur elektronik tersebut terhubung langsung dengan sistem online VisitorPoint. Konsumen yang melihat informasi tersebut dapat langsung klik dan memesan paket perjalanan sesuai yang dibutuhkan.
“Hal itu juga kamibisa bantu untuk kerja sama dengan Online Travel Fair (OTA). Jadi penyelenggara event nanti akan kami bantu dalam membiayai promosi untuk mengiklankan event-nya pada salah satu OTA atau marketplace," ujarnya.
Menurut Rizky, pihaknya dalam waktu dekat bekerja sama dengan Garuda Indonesia sebagai mitra airlines. Sehingga bukan hanya branding tetapi sudah ke arah selling,” kata Rizki.
Rizki Handayani juga mengajak para penyelenggara event untuk bersama-sama melakukan inovasi dan menghasilkan ide. Untuk menyambut booming pariwisata setelah Covid-19 berlalu.
“Kita harus dari sekarang memikirkan pemulihannya, beberapa negara sudah mulai soft promotion yang menekankan jika setelah pandemi ini usai, kami tetap ada untuk menunggu kehadiran turis kembali. Dan ini akan menjadi strategi sendiri,” ujar Rizki Handayani.