TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Hawaii membuat program daring atau online untuk turis. Tujuan program itu untuk menerapkan karantina selama 14 hari bagi para turis yang tiba di Hawaii. Kebijakan tersebut untuk menghambat penyebaran virus corona (Covid-19), sebagaimana dilaporkan Associated Press (AP), belum lama ini.
Program daring itu akan meminta identitas pelancong, di antaranya nama, nomor telepon, informasi penerbangan, dan alamat tempat mereka akan tinggal. Setelah itu, pihak berwenang akan menerapkan karantina saat turis yang bersangkutan datang.
Program daring melalui situs web terkait karantina perjalanan itu telah diumumkan, pada Jumat, 10 April 2020. Bertepatan dengan kebijakan tersebut, pada Jumat pekan lalu, 465 orang di Hawaii dinyatakan terinfeksi virus corona (Covid-19). Ada delapan pasien Covid-19 yang meninggal.
Turis yang menggunakan program daring akan diminta untuk mendaftar setiap hari. Untuk membuktikan, bahwa mereka berada di lokasi karantina untuk menjawab pertanyaan mengenai kesehatan.
Program itu tidak memiliki kemampuan untuk memeriksa lokasi perjalanan menggunakan GPS ponsel. Tetapi, hanya meminta lokasi ketika mereka pertama kali mendaftarkan perjalanan mereka.
Meski demikian, pemerintah mencari pilihan terkait identifikasi lokasi. Karena mempertimbangkan kebebasan sipil, menurut Direktur Departemen Perpajakan Hawaii Rona Suzuki, yang pihaknya ikut membantu mengembangkan teknologi tersebut.
Bila turis tidak memiliki akses internet atau menolak menggunakan program online itu, maka mereka mengirimkan informasi menggunakan formulir kertas. Menurut Gubernur Hawaii David Ige, aplikasi untuk program situs web, hanya salah satu cara negara menerapkan karantina.
Selama pandemi virus corona, jumlah pelancong yang terbang ke Hawaii telah menurun. Kunjungan yang jumlahnya merosot itu juga seiring ketika Gubernur Hawaii David Ige mengumumkan arahan karantina pada akhir Maret.
Namun demikian, ratusan pelancong masih berdatangan. Pada Kamis, 9 April, ada 663 orang tiba di Hawaii, selain pelancong di antaranya juga ada warga Hawaii, mengutip New York Post.
ASSOCIATED PRESS | NEW YORK POST