Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ini Alasan Kuat Wisata Domestik Cina Lebih Cepat Pulih

Reporter

Editor

Ludhy Cahyana

image-gnews
Patung Buddha yang dipahat pada tebing di sisi Sungai Yi, merupakan destinasi utama wisata Kota Luoyang. Foto: Anagoria/Wikipedia
Patung Buddha yang dipahat pada tebing di sisi Sungai Yi, merupakan destinasi utama wisata Kota Luoyang. Foto: Anagoria/Wikipedia
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Agen perjalanan online terbesar di Cina, Trip.com Group melakukan survei terhadap 15.000 orang di 100 kota di Cina pada akhir Maret. Selain menemukan tingginya keinginan pelesiran setelah dua bulan terkurung, Trip.com Group juga menemukan beragam alasan mengapa warga Cina lebih memilih pelesiran di dalam negeri.

“Alasan utama adalah kota-kota populer di Cina adalah rumah bagi banyak situs UNESCO, jadi masih banyak yang bisa ditemukan (oleh wisatawan)," kata Jane Sun, CEO Trip.com Group.

Menukil CNN, di seluruh negeri, Cina memiliki 55 Situs Warisan Dunia UNESCO serta keajaiban alam yang tak terhitung, seperti puncak "mengambang" Zhangjiajie, pemandangan karst Sungai Li di luar Guilin dan Tiger Leaping Gorge di Yunnan.

Saat virus corona mereda, banyak tempat wisata paling terkenal di negara itu perlahan-lahan dibuka kembali, termasuk bagian Badaling dari Tembok Besar Cina dan Pusat Penelitian Chengdu untuk Pembibitan Panda Raksasa.

"Orang-orang Cina ingin tahu dan bersemangat menjelajahi negara mereka dan melihat berbagai provinsi, kota, dan landmark," Holger Jakobs, Wakil Presiden Penjualan dan Pemasaran Wharf Hotels, mengatakan kepada CNN Travel.

"Ada daftar tujuan yang luas yang belum pernah dilihat oleh banyak orang muda. Karena perjalanan internasional menjadi lebih mudah, mereka fokus pada perjalanan cepat ke Hong Kong dan Taiwan dan Asia Tenggara. Tapi sekarang saya pikir akan ada kebangkitan besar klasik tujuan di Cina yang selalu ada tetapi ada di latar belakang untuk beberapa pelancong.  

Huangshan atau Gunung Huang, adalah sebuah pegunungan di Provinsi Anhui selatan, di Tiongkok bagian timur. Foto: Olga Lakeeva/@nordsolveig

Wharf Hotels mengoperasikan 10 properti di Cina, memaparkan bagaimana pasar perjalanan pulih, "Saya pikir survei (Trip.com) tepat. Kami sebenarnya sudah melihat rebound dalam perjalanan domestik - termasuk liburan dan perjalanan bisnis yang tidak penting, pertemuan perusahaan dan acara - di properti kami di daerah yang tidak terpengaruh seperti Cina tengah," kata Jakobs.

"Secara khusus, kami telah melihat kenaikan baru-baru ini di Chongqing dan Chengdu. Kota-kota ini sudah menjadi penarik utama untuk perjalanan domestik yang lebih pendek, sehingga hotel-hotel kami di kota itu memimpin pemulihan saat ini di seluruh portofolio kami."

Tren Perjalanan yang Berubah

Meskipun bepergian setelah dua bulan terkurung jadi prioritas, namun survei Trip.com dan Oliver Wyman menemukan, warga Cina memperhatikan benar fakto safety dan kemudahan perjalanan, "Wisatawan Cina ingin merasa aman dan bebas virus di setiap titik kontak sepanjang perjalanan," kata Katie Sham, Direktur Oliver Wyman yang berbasis di Shanghai.

"Mereka ingin memastikan bahwa hotel dan restoran yang mereka pilih sering dibersihkan, dengan kebersihan menjadi prioritas utama staf."

Selain itu, banyak pelancong lebih suka perjalanan singkat dan mudah, yang tidak terlalu jauh untuk menikmati segalanya. Idenya adalah, bahwa jika mereka menghadapi masalah, mereka dapat dengan mudah kembali ke rumah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jakobs setuju mengenai hal itu, "Apa yang kami lihat terhadap hotel kami adalah fleksibilitas itu penting," katanya. "Kami melihat kebangkitan pembelian dan pemesanan voucher, artinya Anda dapat membeli voucher untuk beberapa malam kamar dan memiliki fleksibilitas penuh kapan menggunakannya dalam jangka waktu tertentu, kalau-kalau terjadi sesuatu."

Orang-orang berjalan di sebuah jalan kawasan perniagaan di Wuhan, Hubei, Cina tengah, Senin, 30 Maret 2020. Puncak wabah virus corona COVID-19 di Wuhan terjadi pada bulan Februari lalu. (Xinhua/Shen Bohan)

Gaya perjalanan juga akan berubah ketika orang-orang menyesuaikan diri dengan perjalanan pasca-Covid-19. Menurut survei Trip.com, gaya perjalanan paling populer adalah perjalanan mandiri, berpemandu diri, dan tur kelompok kecil.

Sebaliknya, gaya perjalanan yang dianggap tidak aman - seperti tur kelompok besar atau kapal pesiar -- mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk dipercaya warga Cina. Menurut Oliver Wyman, 71 persen responden mengatakan mereka akan menghindari kunjungan bus wisata. Dan 55 persen akan menghindari kapal pesiar, karena risiko kesehatan.

Bagaimana dengan perjalanan ke luar negeri? Sementara perjalanan domestik yang lebih pendek mulai diminati, perjalanan internasional kemungkinan akan menyusul. Sekitar 14 persen responden Trip.com menyatakan minat untuk mengunjungi negara-negara Eropa, meskipun rencana mereka akan tergantung pada faktor safety dan pembatasan perjalanan.

"Perjalanan ke luar negeri akan secara bertahap meningkat segera, setelah pandemi, perbatasan dicabut dan berikutnya visa mulai disediakan kedutaan," kata Sun.

Sementara itu, para ahli di China Research Outbound Tourism Research Institute (COTRI) tidak terkejut dengan hasil survei Trip.com. Menurut mereka, keinginan pelesiran warga Cina menunjukkan kembalinya status quo, dibanding perubahan dramatis dalam kebiasaan bepergian.

Berdasarkan data dari Akademi Pariwisata Cina, wisatawan domestik melakukan lebih dari 6 miliar perjalanan di dalam negeri pada tahun 2019, dibandingkan dengan hanya 155 juta perjalanan ke luar negeri.

"Lebih dari 90 persen dari semua pelancong Cina sudah melakukan perjalanan domestik (sebelum Covid-19), jadi jika Anda bertanya sampel yang kurang lebih representatif dari populasi Cina, itulah yang akan Anda dapatkan," kata Wolfgang Georg Arlt, pendiri COTRI , kepada CNN Travel.

Wisatawan mengenakan masker saat mengunjungi Tembok Besar Cina di Beijing, 24 Maret 2020. Sejumlah objek wisata di Cina kembali dibuka seiring meredanya virus Corona di negara tersebut. REUTERS/Thomas Peter

Lantas ke mana tujuan mereka bila pelesiran ke luar negeri? Arlt memperkirakan para pelancong kemungkinan akan memilih tujuan terdekat di Asia seperti Thailand, Korea Selatan dan Vietnam.

"Itu tergantung pada beberapa faktor: negara mana yang menunjukkan empati ketika Wuhan menjadi pusat krisis, dan tujuan mana yang tidak dianggap berbahaya," tambahnya. Jadi, Eropa dan Australia dan, terutama AS, belum menarik minat wisatawan Cina.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Temui Menlu Cina, Prabowo Bahas Peningkatan Kerja Sama Pertahanan

16 jam lalu

Menteri Pertahanan sekaligus presiden terpilih, Prabowo Subianto menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi, di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, pada Kamis, 18 April 2024. Dok. Humas Kementerian Pertahanan.
Temui Menlu Cina, Prabowo Bahas Peningkatan Kerja Sama Pertahanan

Prabowo Subianto menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi, di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, pada Kamis, 18 April 2024.


Indonesia dan Cina akan Perkuat Investasi Pembangunan Infrastruktur hingga Ketahanan Pangan

20 jam lalu

Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi dan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi saat konferensi pers di gedung Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat pada Kamis, 18 April 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
Indonesia dan Cina akan Perkuat Investasi Pembangunan Infrastruktur hingga Ketahanan Pangan

Indonesia dan Cina akan memperkuat kerja sama ekonomi di berbagai bidang, termasuk investasi.


Retno Marsudi: Akar Masalah Instabilitas Timur Tengah adalah Isu Palestina

21 jam lalu

Retno Marsudi: Akar Masalah Instabilitas Timur Tengah adalah Isu Palestina

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebut isu Palestina sebagai akar masalah dari ketidakstabilan di Timur Tengah.


3 Pesan Jokowi ke Menlu Cina, dari Soal Ekonomi hingga Situasi di Timur Tengah

1 hari lalu

Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi tiba di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis 18 April 2024. Wang Yi melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo usai Presiden terpilih RI, Prabowo Subianto, melawat ke China pada awal April lalu dan bertemu dengan Presiden Cina Xi Jinping. Keduanya berbagi pandangan mengenai kedamaian regional dan berkomitmen untuk mempererat hubungan. TEMPO/Subekti.
3 Pesan Jokowi ke Menlu Cina, dari Soal Ekonomi hingga Situasi di Timur Tengah

Presiden Jokowi menyampaikan tiga pesan saat bertemu Menlu Cina Wang Yi di Istana Kepresidenan Jakarta hari ini.


Jokowi Sampaikan 3 Pesan dalam Pertemuan dengan Menlu Cina Wang Yi

1 hari lalu

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Istana Kepresidenan Jakarta usai mendampingi Presiden Joko Widodo menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi, Kamis, 18 April 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Jokowi Sampaikan 3 Pesan dalam Pertemuan dengan Menlu Cina Wang Yi

Jokowi menyoroti bidang perdagangan Indonesia-Cina terus meningkat sebesar 127 miliar USD.


Presiden Jokowi Terima Kunjungan Kehormatan Menlu Cina Wang Yi di Istana

1 hari lalu

Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi tiba di Istana Kepresidenan Jakarta untuk kunjungan kehormatan kepada Presiden Joko Widodo pada Kamis pagi, 18 April 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Presiden Jokowi Terima Kunjungan Kehormatan Menlu Cina Wang Yi di Istana

Presiden Jokowi menerima kunjungan kehormatan Menteri Luar Negeri Cina, Wang Yi, di Istana Kepresidenan Jakarta.


Strategi Malaysia Gaet Turis Cina, Tak Hanya Bebas Visa

2 hari lalu

Legoland Malaysia, salah satu destinasi wisata favorit di Malaysia. Dok.  tiket.com
Strategi Malaysia Gaet Turis Cina, Tak Hanya Bebas Visa

Malaysia menyiapkan meja bantuan yang dikelola oleh petugas berbahasa Mandarin untuk membantu wisatawan Cina.


Kemacetan Mudik Juga Terjadi di Cina, Ingat Tragedi Brexit Lebaran 2016 yang Tewaskan 12 orang

2 hari lalu

Ratusan kendaraan terjebak kemacetan saat menuju pintu keluar Tol Brebes Timur (Brexit) di Brebes, Jawa Tengah, 22 Juni 2017. Kemacetan tersebut terjadi akibat penutupan ruas jalan tol fungsional Brebes-Batang pada malam hari dan seluruh kendaraan diarahkan ke Brexit. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Kemacetan Mudik Juga Terjadi di Cina, Ingat Tragedi Brexit Lebaran 2016 yang Tewaskan 12 orang

Kemacetan saat mudik Lebaran tahun ini tidak separah tragedi Brexit 2016 yang Menewaskan 18 Orang atau macet parah di Beijing dan Pakistan.


Cina Puji Iran, Percaya Teheran Mampu Tangani Situasi dengan Israel

2 hari lalu

Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi berjabat tangan dengan Menlu Palestina Riyad Al-Maliki, disaksikan antara lain Menlu Retno Marsudi sebelum sesi foto di Diaoyutai State Guesthouse di Beijing, 20 November 2023. REUTERS/Florence Lo/Poo
Cina Puji Iran, Percaya Teheran Mampu Tangani Situasi dengan Israel

Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi membahas situasi di Timur Tengah dengan timpalannya dari Iran, Hossein Amir-Abdollahian, di tengah ketegangan meningkat dengan Israel.


Respons Joe Biden, Rusia, dan Cina Pasca Serangan Iran ke Israel

3 hari lalu

Sistem anti-rudal beroperasi setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, seperti yang terlihat dari Ashkelon, Israel 14 April 2024. REUTERS/Amir Cohen
Respons Joe Biden, Rusia, dan Cina Pasca Serangan Iran ke Israel

Serangan Iran yang diluncurkan ke Israel menuai respons dari berbagai pihak termasuk Presiden AS Joe Biden, Rusia, dan Cina.