TEMPO.CO, Jakarta - Masa karantina akibat virus corona baru atau COVID-19 di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina, telah berakhir pada Rabu, 8 April 2020.
Sebanyak 11 juta penduduk Wuhan menjalani karantina untuk mencegah penyebaran virus corona selama 76 hari. Selama itu pula sejumlah layanan umum terhenti dan masyarakat tidak keluar rumah, kecuali untuk keperluan yang amat mendesak.
"Sekarang, rasanya seperti dibebaskan," kata Zhang Kaizhong. Pria ini datang ke Wuhan untuk menengok putranya. Dia tiba di kota yang dianggap sebagai episentrum virus corona itu sehari sebelum pemerintah memberlakukan karantina wilayah pada 23 Januari 2020.
Setelah masa karantina berakhir, Zhang langsung memacu mobilnya untuk kembali ke rumahnya di Jiangsu. Pria 51 tahun ini tak menyangka begitu lama meninggalkan rumah dan 'terkurung' di Wuhan karena wabah corona.
Saat ini penduduk Wuhan dapat beraktivitas seperti biasa. Bandara, stasiun, pabrik, sampai kegiatan di gedung perkantoran telah beroperasi kembali. Mengutip laman The Guardian, sebagian penduduk Wuhan juga mulai meninggalkan kota, baik untuk berniaga atau pelesiran guna menghilangkan penat.
Maskapai China Eastern menjadwalkan 30 penerbangan dari Wuhan ke berbagai kota lain di Cina. Di antaranya Shanghai, Shenzhen, dan Guangzhou. Dan sudah lebih dari 1.600 tiket dipesan. Sekitar 55 ribu orang dilaporkan telah meninggalkan Wuhan dengan menggunakan kereta. Ini belum termasuk bus jarak jauh yang juga telah mulai melayani penumpang.
Mengutip South China Morning Post, Guangdong menjadi destinasi wisata pilihan favorit penduduk Wuhan. Selain itu, ada pula yang bepergian ke Xiaogan, Huanggang, dan Ezhou.
THE GUARDIAN | SOUTH CHINA MORNING POST